Apakah AS Melakukan Proxy War di Ukraina?

Jum'at, 14 April 2023 - 16:57 WIB
loading...
Apakah AS Melakukan...
Apakah AS melakukan proxy war di Ukraina? Foto/Ilustrasi/Sindonews
A A A
JAKARTA - Ukraina masih terus melanjutkan perangnya dengan Rusia yang telah menginjak waktu lebih dari setahun. Sekadar informasi, sebelumnya Moskow telah melakukan invasi militer sejak Februari 2022 lalu.

Seiring waktu, peperangan di antara kedua negara tersebut semakin panas. Terlebih, saat ini mulai muncul juga pengaruh dari negara-negara lain yang turut memberikan bantuan, termasuk Amerika Serikat.

Dalam riwayatnya, sebagian orang tentu paham bahwa AS dan Rusia merupakan dua negara yang kerap bersinggungan. Keterlibatan Washington dalam perang Ukraina tentu menimbulkan pemahaman berbeda dari Moskow dan pengamat militer lain.



Tak jarang juga, sebagian menyebut bahwa Amerika Serikat melakukan ‘Proxy War’ di Ukraina.

Pada pengertiannya, perang proksi bisa disebut sebagai konflik antara dua kekuatan besar yang memanfaatkan kelompok pengganti. Adapun tujuannya adalah guna meminimalisir risiko kehancuran total dari konflik yang berlangsung.

Singkatnya, proxy war bisa disebut juga sebagai perang terselubung dengan memanfaatkan pihak ketiga untuk melawan musuh. Dalam kaitannya dengan perang antara Rusia dan Ukraina, sejumlah pihak menganggap bahwa AS tengah melakukan perang proksi dengan memanfaatkan konflik tersebut.

Pada akhir 2022 lalu, juru bicara Kremlin Dmitry Peskov menuduh AS berniat melakukan perang proksi dalam konflik Rusia-Ukraina. Tuduhan ini didasarkan atas dukungan militer Washington kepada Kiev yang terus bertambah.



Jadi, alih-alih membantu mengakhiri konflik secara penuh, Peskov menganggap sikap AS ini lebih ke arah provokasi untuk menyulut perang secara habis-habisan. Jadi, pasokan senjata yang terus dikirim hanyalah memperpanjang perang, bukan untuk mempercepat perdamaian.

Pandangan serupa disampaikan sejumlah pengamat, termasuk anggota Parlemen Eropa bernama Mick Wallace. Mengutip laman Euromaidan, Jumat (14/4/2023), dia menyebut konflik Rusia-Ukraina sebagai perang proksi AS dan NATO.

Menurutnya, satu-satunya pemenang dari konflik tersebut hanyalah negara Barat dan industri militernya. Sementara para pejuang Ukraina yang malang hanya akan menjadi korban saja.

(ian)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1846 seconds (0.1#10.140)