AS Ragukan Kemampuan Lakukan Serangan Balik, Ukraina Murka
loading...
A
A
A
KIEV - Pejabat senior di Kiev "mengepalkan tangan" atas bocoran intelijen Amerika Serikat (AS) yang tampaknya meragukan kemampuan Ukraina untuk berhasil melakukan serangan balasan musim semi. Demikian laporan yang diturunkan oleh Politico.
Menurut outlet tersebut, kemarahan tersebut berasal dari penilaian yang seharusnya dilakukan oleh Pentagon pada bulan Februari yang mengklaim bahwa pasukan Ukraina hanya akan dapat memperoleh pencapaian teritorial yang sederhana dalam operasi yang telah lama dinanti.
Kiev dilaporkan berpendapat bahwa dokumen yang bocor itu, yang juga mencakup dugaan intelijen AS tentang aspek lain dari konflik dengan Rusia, menawarkan lebih banyak bukti bahwa Washington meremehkan kemampuan militer Ukraina.
"Orang yang sama yang mengatakan Kiev akan jatuh dalam tiga hari sekarang membocorkan informasi yang berbahaya dan sama konyolnya menjelang serangan yang sangat penting bagi seluruh dunia bebas," kata seorang sumber yang dekat dengan pejabat senior di Kiev kepada Politico seperti dikutip dari RT, Kamis (13/4/2023).
Seorang pejabat pertahanan Ukraina yang tidak disebutkan namanya juga mengatakan kepada outlet itu bahwa ada beberapa orang yang terus ragu-ragu tentang peluang Kiev dalam serangan balasan yang direncanakan.
Sumber itu bersikeras bahwa proyeksi pesimistis adalah bukan kebenaran, dan berpendapat bahwa kebocoran tersebut meragukan tekad Amerika untuk mendukung Kiev dalam upayanya merebut kembali bekas wilayahnya.
Politico mengklaim pejabat Ukraina ketiga telah mengkonfirmasi bahwa rasa frustrasi tersebar luas di Kiev, meskipun ketiga sumber tersebut memilih untuk tetap anonim.
Pada tingkat resmi, Menteri Luar Negeri Ukraina Dmitry Kuleba mengatakan di Twitter bahwa Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken secara pribadi meneleponnya pada hari Selasa untuk menegaskan dukungan kuat AS.
"Diplomat AS dengan keras menolak segala upaya untuk meragukan kemampuan Ukraina untuk menang di medan perang," tambah Kuleba.
Menurut outlet tersebut, kemarahan tersebut berasal dari penilaian yang seharusnya dilakukan oleh Pentagon pada bulan Februari yang mengklaim bahwa pasukan Ukraina hanya akan dapat memperoleh pencapaian teritorial yang sederhana dalam operasi yang telah lama dinanti.
Kiev dilaporkan berpendapat bahwa dokumen yang bocor itu, yang juga mencakup dugaan intelijen AS tentang aspek lain dari konflik dengan Rusia, menawarkan lebih banyak bukti bahwa Washington meremehkan kemampuan militer Ukraina.
"Orang yang sama yang mengatakan Kiev akan jatuh dalam tiga hari sekarang membocorkan informasi yang berbahaya dan sama konyolnya menjelang serangan yang sangat penting bagi seluruh dunia bebas," kata seorang sumber yang dekat dengan pejabat senior di Kiev kepada Politico seperti dikutip dari RT, Kamis (13/4/2023).
Seorang pejabat pertahanan Ukraina yang tidak disebutkan namanya juga mengatakan kepada outlet itu bahwa ada beberapa orang yang terus ragu-ragu tentang peluang Kiev dalam serangan balasan yang direncanakan.
Sumber itu bersikeras bahwa proyeksi pesimistis adalah bukan kebenaran, dan berpendapat bahwa kebocoran tersebut meragukan tekad Amerika untuk mendukung Kiev dalam upayanya merebut kembali bekas wilayahnya.
Politico mengklaim pejabat Ukraina ketiga telah mengkonfirmasi bahwa rasa frustrasi tersebar luas di Kiev, meskipun ketiga sumber tersebut memilih untuk tetap anonim.
Pada tingkat resmi, Menteri Luar Negeri Ukraina Dmitry Kuleba mengatakan di Twitter bahwa Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken secara pribadi meneleponnya pada hari Selasa untuk menegaskan dukungan kuat AS.
"Diplomat AS dengan keras menolak segala upaya untuk meragukan kemampuan Ukraina untuk menang di medan perang," tambah Kuleba.