Mohammed bin Salman Ingin Bangun Resor Karang Terbesar di Dunia Senilai Rp14.772 Triliun

Kamis, 13 April 2023 - 14:31 WIB
loading...
Mohammed bin Salman...
Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman ingin membangun resor karang terbesar di dunia bagian dari proyek NEOM. Foto/Luxury Launches
A A A
RIYADH - Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman membuat negaranya menyenangkan baik saat musim hujan maupun kemarau.

Dengan empat kota besar—Sindalah, Trojena, Oxagon, dan LINE yang terdapat salju, pasir, lanskap hijau subur—, dia sekarang ingin membangun resor taman karang terbesar di dunia senilai USD1 triliun (lebih dari Rp14.772 triliun) bagian dari proyek NEOM.

Dijuluki sebagi Pulau Shushah, proyek anyar ini akan menjadi resor karang terbesar di dunia yang berukuran dua setengah kali ukuran Kota Vatikan.

Resor tersebut akan menyuguhkan marina, hotel, vila, klub pantai, museum, dan pusat penelitian.



Museum itu akan menjadi pusat perhatian karena terletak di bawah air serta memberikan pengalaman yang tak terlupakan dan imersif.

Sedangkan hotel mewahnya akan setinggi 200 meter dengan 300 kunci, yang akan menyambut para jutawan yang turun dari kapal pesiar pribadi dan jet pribadi karena tersedia 43 tempat berlabuh dan dua dermaga.

Pulau Shushah akan menjadi surga kemewahan dengan dua hotel butik kelas atas dengan 60 dan 70 kunci, selain vila dan apartemen pedesaan.

Mengutip laman Luxury Lanches, Kamis (13/4/2023), NEOM Company dan King Abdullah University of Science and Technology (KAUST) bekerja sama untuk mengubah Bentang Terumbu Karang Pulau Shushah seluas 100 hektare menjadi contoh cemerlang restorasi terumbu karang dan menawarkan solusi untuk melestarikan terumbu karang dalam iklim yang berubah.

Proyek ini akan selesai pada tahun 2025 dan selaras dengan visi NEOM untuk mengembangkan hubungan yang berkelanjutan antara manusia dan planet ini.

Disebutkan dalam laporan tersebut bahwa pembibitan karang akan menjadi gudang pertama dan terbesar di dunia untuk spesies Laut Merah. Proyek ini akan memanfaatkan KAUST’s Maritechture Technologies yang dikembangkan oleh para ilmuwan di Red Sea Research Center and Coastal and Marine Resources Core Lab dari universitas tersebut.

"Salah satu misi kami di NEOM adalah menemukan kembali konservasi untuk kebaikan alam dan untuk dinikmati generasi mendatang," kata CEO NEOM Nadhmi Al-Nasr.

"Kolaborasi terumbu karang kami dengan KAUST adalah contoh nyata bagaimana kami melakukannya. Melalui teknologi inovatif dan keahlian gabungan kami, kami memperluas pemahaman dunia ilmiah tentang bagaimana karang beradaptasi dengan perubahan iklim sambil melindungi terumbu karang indah yang asli dari Laut Merah dan sangat mendasar bagi keanekaragaman hayati lautan kita dan keberhasilan NEOM," paparnya.

Mengomentari kemitraan tersebut, Presiden Kaust Dr Tony Chan Presiden berkata, “KAUST adalah pemimpin dalam ilmu pengetahuan tentang Laut Merah secara umum dan lebih khusus lagi dalam perlindungan dan pelestarian ekosistem terumbu karang."

"Proyek dengan NEOM ini adalah upaya penerjemahan teknologi terbesar KAUST hingga saat ini, dan ini memiliki potensi untuk membentuk kembali restorasi terumbu karang secara global. Kemitraan ini menandakan mosi percaya pada KAUST, pada keahlian fakultas dan staf kami, dan pada inovasi teknologi yang telah mereka kembangkan untuk perlindungan dan restorasi terumbu karang," paparnya.
(mas)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1398 seconds (0.1#10.140)