Pemimpin Tertinggi Iran: AS Ambil Manfaat dari Konflik Ukraina saat Eropa Tanggung Rugi

Kamis, 06 April 2023 - 07:06 WIB
loading...
Pemimpin Tertinggi Iran:...
Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei. Foto/REUTERS
A A A
TEHERAN - Uni Eropa (UE) nyaris menghindari resesi di seluruh blok pada akhir 2022 setelah keputusan politis anggota melepaskan diri dari energi Rusia sebagai tanggapan atas eskalasi krisis di Ukraina.

Moskow memperkirakan kerugian nyata jangka panjang ke Eropa, hilangnya keunggulan kompetitif kawasan terhadap Amerika Serikat (AS) dan China, yang akan datang kemudian.

Amerika Serikat bertanggung jawab atas krisis Ukraina dan mendapat manfaat darinya sementara negara-negara Eropa dipaksa menanggung akibatnya, menurut Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei.

“AS memulai perang di Ukraina. Namun, perang ini telah menyebabkan AS menjauh dari sekutu Eropanya, yang sebenarnya adalah orang-orang yang menanggung beban perang, sementara AS menuai keuntungan darinya,” ujar Khamenei saat pidato selama pertemuan dengan pejabat senior pada Selasa (4/4/2023).



“Di tingkat global, krisis Ukraina berfungsi untuk menyoroti posisi AS yang melemah,” ungkap Khamenei, menunjuk pada kegagalan Washington membuat negara-negara Amerika Latin tunduk, kegagalan untuk menciptakan “front persatuan Arab melawan Iran,” dan kegagalan menekan Republik Islam tunduk melalui sanksi.

Di dalam negeri juga, AS menghadapi krisis politik yang berputar, dengan setiap pemerintahan berturut-turut menjadi lebih lemah dari yang terakhir, menurut pemimpin Iran itu.

“AS adalah salah satu musuh terpenting Iran di dunia. Fakta menunjukkan bahwa Amerika lebih lemah di bawah pemerintahan Obama dibandingkan dengan pemerintahan Bush. AS lebih lemah di bawah pemerintahan Trump daripada di bawah pemerintahan Obama. AS lebih lemah di bawah pemerintahan orang ini (Biden) daripada di bawah pemerintahan Trump,” papar Khamenei.

“Mengapa kami mengatakan Amerika lemah? Pertama-tama, bipolaritas muncul di Amerika Serikat selama pemilu dua-tiga tahun lalu. Polarisasi ini masih tetap kuat; ini adalah kelemahan dan sangat penting,” ungkap dia.

Komentar Selasa adalah yang kedua kalinya dalam dua pekan Khamenei mengangkat krisis Ukraina dalam sambutan publiknya.

Pada akhir Maret, dia mengatakan AS telah "menciptakan dasar" untuk konflik di Ukraina "untuk memperluas NATO di timur," dan menegaskan kembali Washington adalah pihak yang paling diuntungkan dari kelanjutannya.

“Masyarakat miskin Ukraina menghadapi masalah, sementara perusahaan pembuat senjata di AS menuai keuntungan, sehingga mereka tidak akan setuju untuk mengakhiri perang,” ujar dia.

Pemimpin Tertinggi Iran, yang peran konstitusionalnya mengharuskan dia memberikan panduan kepada pemerintah dan legislatif, dan untuk melindungi negara dari predasi imperialis, telah terang-terangan di kalangan pejabat Iran menyalahkan Washington atas krisis Ukraina.

Segera setelah eskalasinya tahun lalu, Khamenei menyalahkan "rezim mafia" AS atas konflik tersebut, dan menyebut Ukraina sebagai salah satu dari banyak "korban" kebijakan luar negeri Amerika.
(sya)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Lanjut Baca Berita Terkait Lainnya
Berita Terkait
Tegang di Langit Indo-Pasifik,...
Tegang di Langit Indo-Pasifik, Jet Tempur China Kejar Pesawat AS Dekat Kapal Induk
Amerika Serikat Unjuk...
Amerika Serikat Unjuk Kekuatan Nuklir di Tengah Ketegangan Dunia
Langka, Houthi Tembakkan...
Langka, Houthi Tembakkan Rudal ke Israel Utara Meski AS Terus Gempur Yaman
Xi Jinping Tancap Gas,...
Xi Jinping Tancap Gas, Amerika Ketinggalan Jauh: Ini 4 Jurus Strategis China yang Bikin Waswas AS
Harvard dan Lebih dari...
Harvard dan Lebih dari 150 Universitas AS Gugat Pemerintahan Trump
Trump Buat Tawaran Terakhir...
Trump Buat Tawaran Terakhir untuk Akhiri Perang Ukraina
Kanada Ingin Gabung...
Kanada Ingin Gabung Uni Eropa, Balas Dendam terhadap Trump?
Jenazah Paus Disemayamkan...
Jenazah Paus Disemayamkan di Basilika Santo Petrus Sebelum Dimakamkan, Pemimpin Dunia Dijadwalkan Hadir
Apa Tujuan Rusia Menaruh...
Apa Tujuan Rusia Menaruh Jet Tempur di Biak Papua? Ini Analisis Lengkapnya
Rekomendasi
Meghan Markle Kesal...
Meghan Markle Kesal Taylor Swift, hingga Beyonce Tolak Tampil di Podcastnya
Modus Salurkan Kredit...
Modus Salurkan Kredit Fiktif, Pegawai BUMDes di Kulonprogo Korupsi Rp1,058 Miliar
Siap-siap, Presiden...
Siap-siap, Presiden Prabowo akan Umumkan Kembalinya Penjurusan SMA pada Hardiknas 2025
Berita Terkini
26 Turis Hindu Dibantai...
26 Turis Hindu Dibantai di 'Mini Swiss' Kashmir, Ini Reaksi Dunia
17 menit yang lalu
Tegang di Langit Indo-Pasifik,...
Tegang di Langit Indo-Pasifik, Jet Tempur China Kejar Pesawat AS Dekat Kapal Induk
1 jam yang lalu
Pria Ini Ngebut dengan...
Pria Ini Ngebut dengan Tesla dan Tabrak Mati 3 Orang Sekeluarga, lalu Tertawa
1 jam yang lalu
Amerika Serikat Unjuk...
Amerika Serikat Unjuk Kekuatan Nuklir di Tengah Ketegangan Dunia
2 jam yang lalu
Langka, Houthi Tembakkan...
Langka, Houthi Tembakkan Rudal ke Israel Utara Meski AS Terus Gempur Yaman
2 jam yang lalu
Xi Jinping Tancap Gas,...
Xi Jinping Tancap Gas, Amerika Ketinggalan Jauh: Ini 4 Jurus Strategis China yang Bikin Waswas AS
2 jam yang lalu
Infografis
AS Bisa Tarik Pasukannya...
AS Bisa Tarik Pasukannya dari Eropa Tengah dan Timur
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved