Mantan Perdana Menteri Ehud Barak Tegaskan Israel Punya Bom nuklir
loading...
A
A
A
TEL AVIV - Mantan Perdana Menteri (PM) Israel Ehud Barak menegaskan Israel memiliki senjata nuklir. Pernyataan itu melanggar kebijakan "ambiguitas" yang telah lama dipertahankan Israel atas masalah tersebut.
Kabar tersebut dilaporkan Jewish National Syndicate, dilansir Memo pada Rabu (5/4/2023).
"Dalam percakapan antara Israel dan pejabat politik Barat, mereka mengungkapkan keprihatinan mendalam tentang kemungkinan bahwa jika kudeta rezim berhasil di Israel, kediktatoran mesianik dengan senjata nuklir akan didirikan di jantung Timur Tengah," tweet Barak.
Dia merujuk pada penelitian Profesor Erica Chenoweth di Amerika Serikat (AS) dan ilmuwan politik Maria J Stephan, yang ikut menulis buku tahun 2012 berjudul Why Civil Resistance Works: The Strategic Logic of Nonviolent Conflict.
Barak telah muncul sebagai salah satu pengkritik yang paling gigih terhadap pemerintahan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.
Awal pekan ini, Barak mengungkapkan strategi "kontra-revolusi" untuk menggulingkannya.
Fasilitas penelitian nuklir Dimona, yang secara resmi disebut Pusat Penelitian Nuklir Shimon Peres Negev, secara luas diyakini menampung program senjata nuklir Israel.
Israel diperkirakan memiliki sekitar 200 hulu ledak nuklir, menurut Jewish National Syndicate.
Pemerintah Israel tak pernah menyangkal atau pun mengakui secara resmi klaim tentang kepemilikan senjata nuklir tersebut.
Lihat Juga: Zionis dan Rezim Assad Ternyata Bersekongkol, Agen Mossad Sering Menghubungi Diktator selama Bertahun-tahun
Kabar tersebut dilaporkan Jewish National Syndicate, dilansir Memo pada Rabu (5/4/2023).
"Dalam percakapan antara Israel dan pejabat politik Barat, mereka mengungkapkan keprihatinan mendalam tentang kemungkinan bahwa jika kudeta rezim berhasil di Israel, kediktatoran mesianik dengan senjata nuklir akan didirikan di jantung Timur Tengah," tweet Barak.
Dia merujuk pada penelitian Profesor Erica Chenoweth di Amerika Serikat (AS) dan ilmuwan politik Maria J Stephan, yang ikut menulis buku tahun 2012 berjudul Why Civil Resistance Works: The Strategic Logic of Nonviolent Conflict.
Barak telah muncul sebagai salah satu pengkritik yang paling gigih terhadap pemerintahan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.
Awal pekan ini, Barak mengungkapkan strategi "kontra-revolusi" untuk menggulingkannya.
Fasilitas penelitian nuklir Dimona, yang secara resmi disebut Pusat Penelitian Nuklir Shimon Peres Negev, secara luas diyakini menampung program senjata nuklir Israel.
Israel diperkirakan memiliki sekitar 200 hulu ledak nuklir, menurut Jewish National Syndicate.
Pemerintah Israel tak pernah menyangkal atau pun mengakui secara resmi klaim tentang kepemilikan senjata nuklir tersebut.
Lihat Juga: Zionis dan Rezim Assad Ternyata Bersekongkol, Agen Mossad Sering Menghubungi Diktator selama Bertahun-tahun
(sya)