Kamboja Rayakan Kembalinya Perhiasan Angkor Curian yang Tak Ternilai
loading...
A
A
A
PHNOM PENH - Kamboja merayakan kembalinya koleksi perhiasan mahkota Angkor yang hilang puluhan tahun karena dicuri. Perhiasan termasuk mahkota emas itu dinyatakan sebagai warisan budaya yang tak ternilai.
Perdana Menteri (PM) Kamboja Hun Sen pada hari Jumat memamerkan koleksi perhiasan mahkota Angkor tersebut setelah berpuluh-puluh tahun di Inggris karena dicuri. Dia memohon agar harta karun Kamboja lain yang telah lama hilang untuk dikembalikan.
Mahkota emas, kalung, dan jimat termasuk di antara harta karun dari periode Angkor, yang berlangsung dari abad kesembilan hingga abad ke-14 ketika kerajaan Khmer mendominasi sebagian besar Asia Tenggara.
Kementerian Kebudayaan Kamboja mencirikan aneka perhiasan itu—yang diharapkan akan dipajang di museum nasional--sebagai warisan budaya yang tak ternilai.
“Saya memohon kepada museum, institusi, dan kolektor artefak Khmer untuk terus mengembalikan barang-barang tersebut secara sukarela ke Kamboja,” kata PM Hun Sen.
“Barang-barang warisan harus dikembalikan ke negara asalnya," katanya lagi, seperti dikutip dari AFP, Sabtu (18/3/2023).
Kementerian Kebudayaan bulan lalu secara diam-diam menerima 77 karya seni dari keluarga mendiang Douglas Latchford, pedagang seni Inggris yang dipermalukan.
Dua patung abad ke-10 yang baru-baru ini dikembalikan oleh Amerika Serikat juga dipajang.
Dominic Williams, duta besar Inggris untuk Kamboja, menulis di Twitter: "Itu adalah hak istimewa yang luar biasa untuk melihat artefak yang sebelumnya dicuri ditampilkan di rumah leluhur mereka."
Perdana Menteri (PM) Kamboja Hun Sen pada hari Jumat memamerkan koleksi perhiasan mahkota Angkor tersebut setelah berpuluh-puluh tahun di Inggris karena dicuri. Dia memohon agar harta karun Kamboja lain yang telah lama hilang untuk dikembalikan.
Mahkota emas, kalung, dan jimat termasuk di antara harta karun dari periode Angkor, yang berlangsung dari abad kesembilan hingga abad ke-14 ketika kerajaan Khmer mendominasi sebagian besar Asia Tenggara.
Kementerian Kebudayaan Kamboja mencirikan aneka perhiasan itu—yang diharapkan akan dipajang di museum nasional--sebagai warisan budaya yang tak ternilai.
“Saya memohon kepada museum, institusi, dan kolektor artefak Khmer untuk terus mengembalikan barang-barang tersebut secara sukarela ke Kamboja,” kata PM Hun Sen.
“Barang-barang warisan harus dikembalikan ke negara asalnya," katanya lagi, seperti dikutip dari AFP, Sabtu (18/3/2023).
Kementerian Kebudayaan bulan lalu secara diam-diam menerima 77 karya seni dari keluarga mendiang Douglas Latchford, pedagang seni Inggris yang dipermalukan.
Dua patung abad ke-10 yang baru-baru ini dikembalikan oleh Amerika Serikat juga dipajang.
Dominic Williams, duta besar Inggris untuk Kamboja, menulis di Twitter: "Itu adalah hak istimewa yang luar biasa untuk melihat artefak yang sebelumnya dicuri ditampilkan di rumah leluhur mereka."