China Peringatkan Filipina: Jangan Bawa Serigala ke dalam Rumah!
loading...
A
A
A
BEIJING - Kementerian Luar Negeri (Kemlu) China pada Minggu (12/3/2023) memperingatkan Filipina agar tidak memperkuat kerja sama militer dengan Amerika Serikat (AS).
Kemlu China mengatakan hal itu akan digunakan untuk melayani agenda geopolitik Washington yang merugikan keamanan Manila sendiri.
Peringatan terbaru dari Kedutaan Besar (Kedubes) China di Manila itu mengutip keputusan Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr bulan lalu untuk memberi pasukan AS akses ke empat pangkalan militer tambahan di negara Asia Tenggara itu.
“Kerja sama semacam itu akan menarik Filipina melawan China dan mengikat negara itu pada perselisihan geopolitik, yang secara serius membahayakan kepentingan nasional Filipina serta perdamaian dan stabilitas regional,” ungkap Kedubes China memperingatkan Filipina.
Sejak Marcos menjabat musim panas lalu, hubungan dengan Beijing semakin tegang di tengah sengketa wilayah di Laut China Selatan, di mana China mengklaim kedaulatannya.
Wakil Presiden AS Kamala Harris mengunjungi negara kepulauan itu November lalu. Dia mengatakan, “Dunia bergulat dengan serangan terhadap tatanan internasional berbasis aturan.”
Kedutaan Besar China mendesak pemerintahan Marcos untuk menghindari tersedot ke dalam upaya AS untuk mempertahankan hegemoni global.
“Kita harus meninggalkan jalan sesat yang menyebarkan perselisihan dan menimbulkan masalah, belum lagi jalan jahat yang menarik serigala ke dalam rumah dan membuka pintu bagi pencuri,” ungkap pernyataan Kedubes China.
China telah berulang kali menuduh AS dan sekutu NATO-nya berperilaku seolah-olah Perang Dingin masih berlangsung.
Kedubes China menuding Washington telah "menimbulkan masalah" di Laut China Selatan, merusak upaya China dan tetangganya untuk menjaga perdamaian dan stabilitas di perairan yang disengketakan.
“Sekarang China dan Filipina, di antara negara-negara lain di kawasan ini, berada pada titik kritis pemulihan pasca-Covid, kita harus tetap berada di jalur yang benar untuk menjaga hubungan baik dan saling menguntungkan,” papar pernyataan Kedubes China itu.
Beberapa pangkalan Filipina di mana tentara AS akan ditempatkan terletak di dekat perairan yang disengketakan.
Perjanjian kerja sama pertahanan juga memungkinkan pasukan AS menyimpan peralatan di pangkalan tersebut, yang dapat berguna jika perang pecah di Selat Taiwan.
Kemlu China mengatakan hal itu akan digunakan untuk melayani agenda geopolitik Washington yang merugikan keamanan Manila sendiri.
Peringatan terbaru dari Kedutaan Besar (Kedubes) China di Manila itu mengutip keputusan Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr bulan lalu untuk memberi pasukan AS akses ke empat pangkalan militer tambahan di negara Asia Tenggara itu.
“Kerja sama semacam itu akan menarik Filipina melawan China dan mengikat negara itu pada perselisihan geopolitik, yang secara serius membahayakan kepentingan nasional Filipina serta perdamaian dan stabilitas regional,” ungkap Kedubes China memperingatkan Filipina.
Sejak Marcos menjabat musim panas lalu, hubungan dengan Beijing semakin tegang di tengah sengketa wilayah di Laut China Selatan, di mana China mengklaim kedaulatannya.
Wakil Presiden AS Kamala Harris mengunjungi negara kepulauan itu November lalu. Dia mengatakan, “Dunia bergulat dengan serangan terhadap tatanan internasional berbasis aturan.”
Kedutaan Besar China mendesak pemerintahan Marcos untuk menghindari tersedot ke dalam upaya AS untuk mempertahankan hegemoni global.
“Kita harus meninggalkan jalan sesat yang menyebarkan perselisihan dan menimbulkan masalah, belum lagi jalan jahat yang menarik serigala ke dalam rumah dan membuka pintu bagi pencuri,” ungkap pernyataan Kedubes China.
China telah berulang kali menuduh AS dan sekutu NATO-nya berperilaku seolah-olah Perang Dingin masih berlangsung.
Kedubes China menuding Washington telah "menimbulkan masalah" di Laut China Selatan, merusak upaya China dan tetangganya untuk menjaga perdamaian dan stabilitas di perairan yang disengketakan.
“Sekarang China dan Filipina, di antara negara-negara lain di kawasan ini, berada pada titik kritis pemulihan pasca-Covid, kita harus tetap berada di jalur yang benar untuk menjaga hubungan baik dan saling menguntungkan,” papar pernyataan Kedubes China itu.
Beberapa pangkalan Filipina di mana tentara AS akan ditempatkan terletak di dekat perairan yang disengketakan.
Perjanjian kerja sama pertahanan juga memungkinkan pasukan AS menyimpan peralatan di pangkalan tersebut, yang dapat berguna jika perang pecah di Selat Taiwan.
(sya)