Eks Jenderal Amerika: China Ungguli AS soal Militer
loading...
A
A
A
WASHINGTON - Pensiunan Jenderal Jack Keane, mantan Wakil Kepala Staf Angkatan Darat Amerika Serikat (AS), mengatakan China saat ini menikmati keunggulan militer atas Amerika.
Komentar mantan jenderal itu muncul ketika Washington sedang bersiap untuk melindungi Taiwan dari potensi invasi Beijing.
"China memang memiliki keunggulan militer," kata Keane, yang sekarang menjadi analis strategis senior Fox News.
"Mereka memiliki lebih banyak kapal, lebih banyak pesawat, lebih banyak rudal ofensif dan defensif daripada yang dimiliki Amerika Serikat," paparnya, yang dilansir Sabtu (11/3/2023).
Kekhawatiran atas invasi China terhadap Taiwan terus meningkat, di mana Beijing sekarang diduga terlibat dalam perusakan beberapa kabel internet bawah laut negara pulau itu minggu ini dalam aksi penindasan yang disengaja.
Gangguan pada internet Taiwan bukan hanya gangguan bagi penduduk dan pengunjung pulau itu, tetapi juga menunjukkan implikasi yang signifikan bagi keamanan nasionalnya.
Tidak ada bukti pasti bahwa China sengaja memotong jalur internet, tetapi insiden tersebut membawa perhatian baru pada seperti apa serangan terhadap Taiwan dan apakah AS akan mampu menghentikannya secara memadai.
Latihan perang AS yang melibatkan pengambilalihan Taiwan oleh China umumnya melibatkan serangan amfibi skala besar yang akan mencoba untuk secara cepat dan efisien merebut pulau itu.
Presiden Joe Biden mengatakan dia akan mengirim pasukan untuk melawan invasi darat China jika benar-benar terjadi, yang kemungkinan akan memicu respons dari sekutu regional AS lainnya dan dapat membuat bentuk serangan ini mahal dan mematikan bagi semua pihak yang terlibat.
Komentar mantan jenderal itu muncul ketika Washington sedang bersiap untuk melindungi Taiwan dari potensi invasi Beijing.
"China memang memiliki keunggulan militer," kata Keane, yang sekarang menjadi analis strategis senior Fox News.
"Mereka memiliki lebih banyak kapal, lebih banyak pesawat, lebih banyak rudal ofensif dan defensif daripada yang dimiliki Amerika Serikat," paparnya, yang dilansir Sabtu (11/3/2023).
Kekhawatiran atas invasi China terhadap Taiwan terus meningkat, di mana Beijing sekarang diduga terlibat dalam perusakan beberapa kabel internet bawah laut negara pulau itu minggu ini dalam aksi penindasan yang disengaja.
Gangguan pada internet Taiwan bukan hanya gangguan bagi penduduk dan pengunjung pulau itu, tetapi juga menunjukkan implikasi yang signifikan bagi keamanan nasionalnya.
Tidak ada bukti pasti bahwa China sengaja memotong jalur internet, tetapi insiden tersebut membawa perhatian baru pada seperti apa serangan terhadap Taiwan dan apakah AS akan mampu menghentikannya secara memadai.
Latihan perang AS yang melibatkan pengambilalihan Taiwan oleh China umumnya melibatkan serangan amfibi skala besar yang akan mencoba untuk secara cepat dan efisien merebut pulau itu.
Presiden Joe Biden mengatakan dia akan mengirim pasukan untuk melawan invasi darat China jika benar-benar terjadi, yang kemungkinan akan memicu respons dari sekutu regional AS lainnya dan dapat membuat bentuk serangan ini mahal dan mematikan bagi semua pihak yang terlibat.