Indonesia Gencar Sikapi Tekanan Geopolitik Global dalam Forum ASEM
loading...
A
A
A
Direktur Eksekutif ASEF Dubes Toru Morikawa menjelaskan bahwa ASEF memiliki 700 proyek atau kegiatan di bidang budaya, pendidikan, pemerintahan, ekonomi, media, kesehatan, dan pembangunan berkelanjutan, berkolaborasi dengan lebih dari 800 organisasi mitra.
Di antara kegiatan unggulannya adalah Festival Budaya Asia Eropa dan ASEF Young Leaders Summit, sebuah forum antar kawasan yang memiliki tujuan mencetak pemimpin muda visioner.
"Kegiatan tersebut terbuka dan dapat dimanfaatkan oleh publik secara luas, termasuk oleh mahasiswa, akademisi, dan para pemuda,” ujar Nidya.
Lurong Chen, peneliti dari ERIA melihat bahwa sebenarnya kedua kawasan dapat mendorong konektivitas yang lebih besar melalui kerja sama digital.
Namun, di banyak negara berkembang, digitalisasi masih terbentur modal dan kapasitas sumber daya manusia, sehingga riskan terhadap potensi risiko seperti kebocoran dan penyalahgunaan data.
ASEM Day, yang diperingati setiap bulan Maret, merupakan upaya negara anggota untuk meningkatkan visibilitas ASEM di masyarakat.
Di antara organisasi regional lain, keberadaan ASEM belum banyak diketahui publik, padahal, ASEM merupakan satu satunya organisasi di tingkat Kepala Negara (Summit) yang menghubungkan kawasan Asia dan Eropa.
Seperti tahun-tahun sebelumnya, penyelenggaraan seminar ASEM Day selalu mendapat sambutan antusias dari publik, terutama mahasiswa, akademisi, dan pengamat hubungan internasional. Lebih 200 orang hadir dalam acara yang dilakukan secara daring dan luring.
Semula ASEM beranggotakan 26 negara, dan kemudian terus bertambah menjadi 51 negara, plus ASEAN dan Uni Eropa.
Di antara kegiatan unggulannya adalah Festival Budaya Asia Eropa dan ASEF Young Leaders Summit, sebuah forum antar kawasan yang memiliki tujuan mencetak pemimpin muda visioner.
"Kegiatan tersebut terbuka dan dapat dimanfaatkan oleh publik secara luas, termasuk oleh mahasiswa, akademisi, dan para pemuda,” ujar Nidya.
Lurong Chen, peneliti dari ERIA melihat bahwa sebenarnya kedua kawasan dapat mendorong konektivitas yang lebih besar melalui kerja sama digital.
Namun, di banyak negara berkembang, digitalisasi masih terbentur modal dan kapasitas sumber daya manusia, sehingga riskan terhadap potensi risiko seperti kebocoran dan penyalahgunaan data.
ASEM Day, yang diperingati setiap bulan Maret, merupakan upaya negara anggota untuk meningkatkan visibilitas ASEM di masyarakat.
Di antara organisasi regional lain, keberadaan ASEM belum banyak diketahui publik, padahal, ASEM merupakan satu satunya organisasi di tingkat Kepala Negara (Summit) yang menghubungkan kawasan Asia dan Eropa.
Seperti tahun-tahun sebelumnya, penyelenggaraan seminar ASEM Day selalu mendapat sambutan antusias dari publik, terutama mahasiswa, akademisi, dan pengamat hubungan internasional. Lebih 200 orang hadir dalam acara yang dilakukan secara daring dan luring.
Semula ASEM beranggotakan 26 negara, dan kemudian terus bertambah menjadi 51 negara, plus ASEAN dan Uni Eropa.
(min)