Pilot Jet Tempur Pasukan Elite Israel Mogok Latihan, Protes Reformasi Peradilan
loading...
A
A
A
TEL AVIV - Skuadron jet tempur elite Angkatan Udara Israel menjadi berita utama di negara Yahudi itu setelah pilotnya mengumumkan mereka memboikot latihan rutin.
Langkah tersebut dilakukan di tengah meningkatnya ketidakpuasan atas reformasi peradilan yang direncanakan pemerintah Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu.
Sebanyak 37 dari 40 pilot cadangan yang bertugas di skuadron tempur ke-69 mengatakan Minggu (5/3/2023) lalu bahwa mereka akan memboikot sesi pelatihan pada Rabu (8/3/2023) sebagai solidaritas dengan pengunjuk rasa anti-reformasi peradilan.
Reformasi peradilan tersebut, yang memicu protes besar-besaran di Israel, akan memungkinkan pemerintah mengontrol penunjukan hakim, termasuk hakim Mahkamah Agung, dan memungkinkan parlemen membatalkan keputusan pengadilan tinggi dengan suara mayoritas sederhana.
Pada Selasa malam, para pilot melunakkan sikap mereka dan mengumumkan mereka akan melapor ke unit, tetapi hanya untuk berdiskusi tentang perkembangan politik dengan komandan mereka.
“Kami menanggapi panggilan komandan kami dan akan melapor ke unit besok untuk berdialog dengan tentara. Kami memiliki kepercayaan penuh pada komandan kami, dan kami akan terus melayani Yahudi dan Negara Israel yang demokratis selama diperlukan,” ujar para pilot yang memprotes dalam pernyataan yang dikutip media Israel.
Seorang letnan kolonel yang bertugas di unit tersebut mengatakan kepada Jerusalem Post bahwa, “Para pilot akan terus melayani Yahudi dan Israel yang demokratis, di luar perbatasan musuh setiap saat."
Namun, katanya, “Mereka telah memutuskan untuk berhenti satu hari dari pelatihan terjadwal untuk berbicara tentang proses mengkhawatirkan yang dialami negara."
Dia menambahkan, “Para pilot membutuhkan dialog tentang masalah yang berdampak pada mereka.”
Langkah tersebut dilakukan di tengah meningkatnya ketidakpuasan atas reformasi peradilan yang direncanakan pemerintah Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu.
Sebanyak 37 dari 40 pilot cadangan yang bertugas di skuadron tempur ke-69 mengatakan Minggu (5/3/2023) lalu bahwa mereka akan memboikot sesi pelatihan pada Rabu (8/3/2023) sebagai solidaritas dengan pengunjuk rasa anti-reformasi peradilan.
Reformasi peradilan tersebut, yang memicu protes besar-besaran di Israel, akan memungkinkan pemerintah mengontrol penunjukan hakim, termasuk hakim Mahkamah Agung, dan memungkinkan parlemen membatalkan keputusan pengadilan tinggi dengan suara mayoritas sederhana.
Baca Juga
Pada Selasa malam, para pilot melunakkan sikap mereka dan mengumumkan mereka akan melapor ke unit, tetapi hanya untuk berdiskusi tentang perkembangan politik dengan komandan mereka.
“Kami menanggapi panggilan komandan kami dan akan melapor ke unit besok untuk berdialog dengan tentara. Kami memiliki kepercayaan penuh pada komandan kami, dan kami akan terus melayani Yahudi dan Negara Israel yang demokratis selama diperlukan,” ujar para pilot yang memprotes dalam pernyataan yang dikutip media Israel.
Seorang letnan kolonel yang bertugas di unit tersebut mengatakan kepada Jerusalem Post bahwa, “Para pilot akan terus melayani Yahudi dan Israel yang demokratis, di luar perbatasan musuh setiap saat."
Namun, katanya, “Mereka telah memutuskan untuk berhenti satu hari dari pelatihan terjadwal untuk berbicara tentang proses mengkhawatirkan yang dialami negara."
Dia menambahkan, “Para pilot membutuhkan dialog tentang masalah yang berdampak pada mereka.”