Menhan Rusia: Pasokan Senjata NATO ke Ukraina Tak Bawa Keberhasilan di Medan Perang
loading...
A
A
A
MOSKOW - Rusia telah berulang kali memperingatkan bantuan militer Amerika Serikat (AS) dan sekutunya ke Kiev hanya akan memperpanjang konflik Ukraina.
Menteri Pertahanan (Menhan) Rusia Sergey Shoigu mengatakan peningkatan pasokan senjata NATO ke rezim Kiev tidak akan membawa kesuksesan Ukraina di medan perang.
"Dukungan untuk rezim Kiev oleh negara-negara NATO tidak mengarah pada keberhasilan pasukan Ukraina di medan perang. Sebaliknya, ada peningkatan kerugian yang signifikan di antara personel angkatan bersenjata Ukraina," papar Shoigu dalam pertemuan dengan kepemimpinan angkatan bersenjata Rusia pada Selasa (7/3/2023).
“Pada bulan Februari saja, kerugian Ukraina meningkat lebih dari 40% bulan ke bulan dan melebihi 11.000 jiwa,” papar Menhan Rusia.
AS dan sekutunya menggenjot bantuan militer mereka ke Kiev setelah Rusia meluncurkan operasi militer khusus di Ukraina.
Negara-negara Barat telah menyediakan Kiev dengan berbagai jenis sistem senjata, termasuk rudal pertahanan udara, sistem roket peluncuran ganda, tank, artileri self-propelled, dan senjata anti-pesawat.
Moskow telah berulang kali memperingatkan Barat bahwa dengan mengirimkan senjata ke Kiev, hal itu menambah panjang konflik Ukraina.
Kementerian Luar Negeri Rusia menggarisbawahi bahwa negara-negara NATO "bermain api" dengan memasok senjata ke Kiev, dan setiap konvoi senjata ke Ukraina akan menjadi sasaran yang sah bagi pasukan Rusia.
Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov, menekankan negara-negara Barat terlibat langsung dalam konflik Ukraina.
Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov, pada bagiannya, menekankan paket bantuan AS adalah jalan langsung untuk meningkatkan ketegangan, tetapi bantuan Barat tidak akan mengubah jalannya peristiwa di Ukraina.
Menteri Pertahanan (Menhan) Rusia Sergey Shoigu mengatakan peningkatan pasokan senjata NATO ke rezim Kiev tidak akan membawa kesuksesan Ukraina di medan perang.
"Dukungan untuk rezim Kiev oleh negara-negara NATO tidak mengarah pada keberhasilan pasukan Ukraina di medan perang. Sebaliknya, ada peningkatan kerugian yang signifikan di antara personel angkatan bersenjata Ukraina," papar Shoigu dalam pertemuan dengan kepemimpinan angkatan bersenjata Rusia pada Selasa (7/3/2023).
“Pada bulan Februari saja, kerugian Ukraina meningkat lebih dari 40% bulan ke bulan dan melebihi 11.000 jiwa,” papar Menhan Rusia.
AS dan sekutunya menggenjot bantuan militer mereka ke Kiev setelah Rusia meluncurkan operasi militer khusus di Ukraina.
Negara-negara Barat telah menyediakan Kiev dengan berbagai jenis sistem senjata, termasuk rudal pertahanan udara, sistem roket peluncuran ganda, tank, artileri self-propelled, dan senjata anti-pesawat.
Moskow telah berulang kali memperingatkan Barat bahwa dengan mengirimkan senjata ke Kiev, hal itu menambah panjang konflik Ukraina.
Baca Juga
Kementerian Luar Negeri Rusia menggarisbawahi bahwa negara-negara NATO "bermain api" dengan memasok senjata ke Kiev, dan setiap konvoi senjata ke Ukraina akan menjadi sasaran yang sah bagi pasukan Rusia.
Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov, menekankan negara-negara Barat terlibat langsung dalam konflik Ukraina.
Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov, pada bagiannya, menekankan paket bantuan AS adalah jalan langsung untuk meningkatkan ketegangan, tetapi bantuan Barat tidak akan mengubah jalannya peristiwa di Ukraina.
(sya)