Panglima Militer AS Mendadak Kunjungi Pasukan di Suriah
loading...
A
A
A
DAMASKUS - Pasukan Amerika Serikat (AS) yang menduduki wilayah kaya minyak di timur laut Suriah mendapat kunjungan mendadak dari jenderal tertinggi negara itu.
Ketua Kepala Staf Gabungan Mark Milley melakukan kunjungan mendadak di pangkalan AS di Suriah pada hari Sabtu. Ia dilaporkan meninjau pertahanan terhadap serangan militan dan mengevaluasi upaya untuk mencegah munculnya kembali kelompok teroris Negara Islam (sebelumnya ISIS/ISIL).
Setelah kunjungan tersebut, dia mengatakan kepada wartawan yang bepergian bersamanya bahwa pasukan AS dan sekutu lokal mereka membuat kemajuan dalam memastikan bahwa ISIS tidak akan bangkit lagi.
Ditanya apakah pendudukan Suriah sebanding dengan risiko yang dibawanya, Milley mengatakan pemindahan pasukan akan membahayakan keamanan AS dan sekutunya.
“Jika menurut Anda itu penting, maka jawabannya adalah ‘Ya,’” katanya.
“Saya kebetulan berpikir itu penting. Jadi saya pikir kekalahan ISIS yang bertahan lama dan terus mendukung teman dan sekutu kita di wilayah ini. Saya pikir itu adalah tugas penting yang dapat dilakukan,” imbuhnya seperti dikutip dari RT, Minggu (5/3/2023).
AS belum menetapkan tanggal target untuk menarik sekitar 900 tentaranya di Suriah. Jenderal Angkatan Darat AS Matthew McFarlane, komandan koalisi pimpinan AS di Irak dan Suriah, mengatakan bahwa Washington membayangkan mitranya mengembangkan kapasitas dan kemampuan berkelanjutan untuk mengendalikan ISIS, tetapi itu hanya akan terjadi seiring waktu.
Sementara itu anggota Kongres dari Partai Republik, Matt Gaetz, bulan lalu memperkenalkan RUU untuk mengakhiri pengerahan militer AS ke Suriah, dengan alasan bahwa anggota parlemen tidak pernah mengizinkan misi tersebut.
“Amerika Serikat saat ini tidak berperang dengan atau melawan Suriah, jadi mengapa kami melakukan operasi militer berbahaya di sana?” Dia bertanya.
Gaetz menambahkan bahwa mengutamakan Amerika berarti benar-benar mengutamakan rakyat AS bukan kepentingan kompleks industri militer.
Mantan Presiden AS Donald Trump saat itu memerintahkan penarikan semua pasukan yang tersisa dari Suriah pada tahun 2019, tetapi mundur hingga akhir tahun itu
"Kami menyimpan minyak...Kami meninggalkan pasukan hanya untuk minyak," katanya kala itu.
Ketua Kepala Staf Gabungan Mark Milley melakukan kunjungan mendadak di pangkalan AS di Suriah pada hari Sabtu. Ia dilaporkan meninjau pertahanan terhadap serangan militan dan mengevaluasi upaya untuk mencegah munculnya kembali kelompok teroris Negara Islam (sebelumnya ISIS/ISIL).
Setelah kunjungan tersebut, dia mengatakan kepada wartawan yang bepergian bersamanya bahwa pasukan AS dan sekutu lokal mereka membuat kemajuan dalam memastikan bahwa ISIS tidak akan bangkit lagi.
Ditanya apakah pendudukan Suriah sebanding dengan risiko yang dibawanya, Milley mengatakan pemindahan pasukan akan membahayakan keamanan AS dan sekutunya.
“Jika menurut Anda itu penting, maka jawabannya adalah ‘Ya,’” katanya.
“Saya kebetulan berpikir itu penting. Jadi saya pikir kekalahan ISIS yang bertahan lama dan terus mendukung teman dan sekutu kita di wilayah ini. Saya pikir itu adalah tugas penting yang dapat dilakukan,” imbuhnya seperti dikutip dari RT, Minggu (5/3/2023).
AS belum menetapkan tanggal target untuk menarik sekitar 900 tentaranya di Suriah. Jenderal Angkatan Darat AS Matthew McFarlane, komandan koalisi pimpinan AS di Irak dan Suriah, mengatakan bahwa Washington membayangkan mitranya mengembangkan kapasitas dan kemampuan berkelanjutan untuk mengendalikan ISIS, tetapi itu hanya akan terjadi seiring waktu.
Sementara itu anggota Kongres dari Partai Republik, Matt Gaetz, bulan lalu memperkenalkan RUU untuk mengakhiri pengerahan militer AS ke Suriah, dengan alasan bahwa anggota parlemen tidak pernah mengizinkan misi tersebut.
“Amerika Serikat saat ini tidak berperang dengan atau melawan Suriah, jadi mengapa kami melakukan operasi militer berbahaya di sana?” Dia bertanya.
Gaetz menambahkan bahwa mengutamakan Amerika berarti benar-benar mengutamakan rakyat AS bukan kepentingan kompleks industri militer.
Mantan Presiden AS Donald Trump saat itu memerintahkan penarikan semua pasukan yang tersisa dari Suriah pada tahun 2019, tetapi mundur hingga akhir tahun itu
"Kami menyimpan minyak...Kami meninggalkan pasukan hanya untuk minyak," katanya kala itu.
(ian)