Tangkis Potensi Serangan AS, Rusia Pertimbangkan Gunakan Nuklir
loading...
A
A
A
MOSKOW - Rusia sedang mempertimbangkan penggunaan senjata nuklir untuk menangkis serangan potensial dari Amerika Serikat (AS). Begitu laporan kantor berita Rusia, RIA.
Laporan tersebut mengutip sebuah artikel yang diterbitkan dalam jurnal pertahanan Rusia, Voennaya Mysl (Pemikiran Militer), yang menyimpulkan bahwa AS khawatir akan kehilangan dominasi atas dunia dan oleh karena itu “tampaknya” telah menyiapkan rencana untuk menyerang Rusia untuk menetralisirnya.
"Artikel itu mengatakan bahwa Rusia secara aktif mengembangkan bentuk yang menjanjikan dari penggunaan strategis angkatan bersenjata Rusia – sebuah operasi pasukan pencegahan strategis," kata RIA.
"Ini mengandalkan penggunaan senjata strategis ofensif dan defensif modern, nuklir dan non-nuklir, dengan mempertimbangkan teknologi militer terbaru,” sambungnya seperti dikutip dari Independent, Kamis (2/3/2023)
Artikel itu menambahkan bahwa Rusia harus dapat menunjukkan kepada AS bahwa mereka tidak dapat melumpuhkan sistem misil nuklirnya dan tidak akan mampu menangkis serangan balasan.
Sementara itu dalam pidato hariannya, presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan bahwa meski musim dingin berakhir, ancaman terhadap infrastruktur energi negara itu tetap ada.
Sedangkan Reuters melaporkan bahwa AS sedang mencari dukungan sekutu untuk mengoordinasikan sanksi terhadap China jika negara itu memberikan bantuan mematikan ke Rusia untuk perangnya di Ukraina.
Lihat Juga: Israel Lebih Suka Trump atau Kamala Harris jadi Presiden AS ? Simak Penjelasan dan Alasannya
Laporan tersebut mengutip sebuah artikel yang diterbitkan dalam jurnal pertahanan Rusia, Voennaya Mysl (Pemikiran Militer), yang menyimpulkan bahwa AS khawatir akan kehilangan dominasi atas dunia dan oleh karena itu “tampaknya” telah menyiapkan rencana untuk menyerang Rusia untuk menetralisirnya.
"Artikel itu mengatakan bahwa Rusia secara aktif mengembangkan bentuk yang menjanjikan dari penggunaan strategis angkatan bersenjata Rusia – sebuah operasi pasukan pencegahan strategis," kata RIA.
"Ini mengandalkan penggunaan senjata strategis ofensif dan defensif modern, nuklir dan non-nuklir, dengan mempertimbangkan teknologi militer terbaru,” sambungnya seperti dikutip dari Independent, Kamis (2/3/2023)
Artikel itu menambahkan bahwa Rusia harus dapat menunjukkan kepada AS bahwa mereka tidak dapat melumpuhkan sistem misil nuklirnya dan tidak akan mampu menangkis serangan balasan.
Sementara itu dalam pidato hariannya, presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan bahwa meski musim dingin berakhir, ancaman terhadap infrastruktur energi negara itu tetap ada.
Sedangkan Reuters melaporkan bahwa AS sedang mencari dukungan sekutu untuk mengoordinasikan sanksi terhadap China jika negara itu memberikan bantuan mematikan ke Rusia untuk perangnya di Ukraina.
Lihat Juga: Israel Lebih Suka Trump atau Kamala Harris jadi Presiden AS ? Simak Penjelasan dan Alasannya
(ian)