Tak Ada yang Gratis! Ukraina Diperingatkan Harus Bayar untuk Senjata Barat
loading...
A
A
A
WASHINGTON - Ukraina pada akhirnya harus membayar beberapa senjata yang diterimanya dari pendukung Baratnya.
Peringatan itu diungkapkan Asisten Menteri Pertahanan Amerika Serikat (AS) untuk Urusan Keamanan Internasional, Celeste Wallander, kepada Kongres pada Selasa (28/2/2023).
Berbicara di sidang Komite Alokasi DPR, Michael Garcia (Partai Republik California) mengatakan akan penting bagi AS untuk memulai penjualan militer asing ke Ukraina, daripada memberikan senjata gratis kepada Kiev, mengklaim bahwa itu “akan pergi jauh dengan para pembayar pajak Amerika.”
Wallander menjawab meskipun orang Ukraina sebenarnya telah membeli beberapa senjata sendiri, mereka "belum melakukan pengadaan dalam jumlah besar dari perusahaan Amerika".
“Mereka tidak memiliki skala kemampuan dalam anggaran mereka saat ini… tetapi merupakan poin yang sangat bagus bahwa kita juga perlu mentransisikan mereka untuk memulai perencanaan pengeluaran pertahanan mereka sendiri serta segala hal lain yang akan kita lakukan untuk mendukung mereka,” papar dia.
Sejak dimulainya konflik Ukraina lebih dari satu tahun yang lalu, AS telah memberikan lebih dari USD31,7 miliar bantuan keamanan untuk mendukung Kiev, termasuk tank M1 Abrams, ratusan senjata artileri, dan ribuan sistem anti-pesawat.
Rusia telah berulang kali memperingatkan pengiriman senjata ke Ukraina hanya akan memperpanjang konflik.
Meski Presiden AS Joe Biden telah berjanji mendukung Ukraina "selama diperlukan", sikap itu menghadapi beberapa tentangan, terutama dari Partai Republik.
Awal bulan ini, sekelompok anggota parlemen GOP mengajukan Resolusi Kelelahan Ukraina yang meminta Washington "mengakhiri bantuan militer dan keuangannya ke Ukraina" sambil mendesak "semua pejuang untuk mencapai kesepakatan damai."
Akhir tahun lalu, Partai Republik memperkenalkan resolusi yang dipelopori anggota DPR Marjorie Taylor Greene, menyerukan audit bantuan AS ke Ukraina. Namun, resolusi itu kalah tipis di DPR pada awal Desember.
Peringatan itu diungkapkan Asisten Menteri Pertahanan Amerika Serikat (AS) untuk Urusan Keamanan Internasional, Celeste Wallander, kepada Kongres pada Selasa (28/2/2023).
Berbicara di sidang Komite Alokasi DPR, Michael Garcia (Partai Republik California) mengatakan akan penting bagi AS untuk memulai penjualan militer asing ke Ukraina, daripada memberikan senjata gratis kepada Kiev, mengklaim bahwa itu “akan pergi jauh dengan para pembayar pajak Amerika.”
Wallander menjawab meskipun orang Ukraina sebenarnya telah membeli beberapa senjata sendiri, mereka "belum melakukan pengadaan dalam jumlah besar dari perusahaan Amerika".
“Mereka tidak memiliki skala kemampuan dalam anggaran mereka saat ini… tetapi merupakan poin yang sangat bagus bahwa kita juga perlu mentransisikan mereka untuk memulai perencanaan pengeluaran pertahanan mereka sendiri serta segala hal lain yang akan kita lakukan untuk mendukung mereka,” papar dia.
Sejak dimulainya konflik Ukraina lebih dari satu tahun yang lalu, AS telah memberikan lebih dari USD31,7 miliar bantuan keamanan untuk mendukung Kiev, termasuk tank M1 Abrams, ratusan senjata artileri, dan ribuan sistem anti-pesawat.
Rusia telah berulang kali memperingatkan pengiriman senjata ke Ukraina hanya akan memperpanjang konflik.
Meski Presiden AS Joe Biden telah berjanji mendukung Ukraina "selama diperlukan", sikap itu menghadapi beberapa tentangan, terutama dari Partai Republik.
Awal bulan ini, sekelompok anggota parlemen GOP mengajukan Resolusi Kelelahan Ukraina yang meminta Washington "mengakhiri bantuan militer dan keuangannya ke Ukraina" sambil mendesak "semua pejuang untuk mencapai kesepakatan damai."
Akhir tahun lalu, Partai Republik memperkenalkan resolusi yang dipelopori anggota DPR Marjorie Taylor Greene, menyerukan audit bantuan AS ke Ukraina. Namun, resolusi itu kalah tipis di DPR pada awal Desember.
(sya)