China Sodorkan 12 Poin untuk Akhiri Perang Rusia-Ukraina, Ini Respons AS dan NATO

Sabtu, 25 Februari 2023 - 09:59 WIB
loading...
China Sodorkan 12 Poin...
Amerika Serikat dan NATO skeptis dengan proposal perdamaian China berisi 12 poin untuk mengakhiri perang Rusia-Ukraina. Foto/REUTERS/Yevhen Titov
A A A
TALLIN - China telah menyodorkan 12 poin dalam proposal perdamaian untuk mengakhiri perang Rusia-Ukraina . Amerika Serikat (AS) dan NATO telah merespons proposal perdamaian itu dengan skeptis.

Proposal perdamaian China dirilis pada Jumat atau tepat setahun invasi Rusia ke Ukraina.

Ke-12 poin yang diajukan China dalam proposal perdamaian itu adalah:
1. Menghormati kedaulatan semua negara.
2. Meninggalkan mentalitas Perang Dingin.
3. Menghentikan permusuhan.
4. Melanjutkan pembicaraan damai.
5. Menyelesaikan krisis kemanusian.
6. Melindungi warga sipil dan tawanan perang.
7. Menjaga keamanan pembangkit listrik tenaga nuklir.
8. Mengurangi risiko strategis.
9. Memfasilitasi ekspor biji-bijian
10. Menghentikan sanksi sepihak.
11. Menjaga stabilitas industri dan rantai pasokan.
12. Mempromosikan rekonstruksi pasca-konflik.

"Setiap proposal yang dapat memajukan perdamaian adalah sesuatu yang layak dilihat. Kami sedang melihatnya," kata Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony Blinken pada program "Good Morning America" ABC.

“Tapi tahukah Anda, ada 12 poin dalam rencana China. Jika mereka serius dengan yang pertama, kedaulatan, maka perang ini bisa berakhir besok,” ujar Blinken yang skeptis dengan keseriusan Beijing, seperti dikutip Reuters, Sabtu (25/2/2023).



“China telah mencoba untuk mendapatkan keduanya: di satu sisi mencoba menampilkan dirinya secara publik sebagai netral dan mencari perdamaian, sementara pada saat yang sama, berbicara tentang narasi palsu Rusia tentang perang," imbuh diplomat top Amerika tersebut.

Blinken menambahkan bahwa China telah memberikan bantuan tidak mematikan kepada Rusia melalui perusahaannya, dan mengulangi tuduhan bahwa Beijing sekarang mempertimbangkan bantuan mematikan.

Berbicara kepada wartawan di Estonia, Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg mencatat bahwa Beijing telah menandatangani perjanjian dengan Rusia, hanya beberapa hari sebelum invasi ke Ukraina setahun yang lalu.

"China tidak memiliki banyak kredibilitas karena mereka tidak dapat mengutuk invasi ilegal [Rusia] ke Ukraina," katanya.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1499 seconds (0.1#10.140)