Apa itu Perjanjian Nuklir New START?

Sabtu, 25 Februari 2023 - 06:01 WIB
loading...
A A A
Sebelum adanya perjanjian New START, terdapat perjanjian START yang ditandatangani oleh Presiden AS George HW Bush dan pemimpin terakhir Uni Soviet Mikhail Gorbachev.

Perjanjian ini membatasi jumlah rudal balistik antarbenua serta hulu ledak nuklir yang dimiliki kedua negara.

Saat dilaksanakan sepenuhnya, perjanjian tersebut mengakibatkan penghapusan sekitar 80% dari semua senjata nuklir strategis.

Diusulkan oleh Presiden Ronald Reagan, START berganti nama menjadi START I. Perjanjian secara langsung mengakibatkan penonaktifan serta penghancuran 450 Minuteman II Launch Facilities (LFs), 45 Launch Control Facilities (LCFs).

Selain itu, perjanjian juga membatasi hulu ledak nuklir AS menjadi 8.556 unit serta Rusia menjaji 6.449 hulu ledak nuklir.

Senjata yang melebihi jumlah yang disepakati akan dilucuti dan dihancurkan. START I berakhir pada 5 Desember 2009.

START II disepakati oleh Presiden AS Geoge HW Bush dan Presiden Rusia Boris Yeltsin pada 1993.

Berdasarkan ketentuan, kedua negara mengurangi hulu ledak menjadi 3.800-4.250 pada 2000 dan menjadi 3.000-3.500 pada tahun 2003.

Pada 2002, Presiden Amerika Serikat George W Bush dan Presiden Rusia Vladimir Putin menandatangani Strategic Offensive Reductions Treaty (SORT). Perjanjian tersebut disebut juga Perjanjian Moskow yang mulai berlaku pada 2003.

Setelahnya, diikuti oleh perjanjian New START (Strategic Arms Reduction Treaty) pada 2011. Target yang ditetapkan oleh New START adalah sekitar 30% di bawah tingkat yang ditetapkan oleh SORT pada 2002. Kedua negara membatasi persenjataan nuklir hingga 1.500 hulu ledak.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1523 seconds (0.1#10.140)