Adu Kuat antara Rudal Nuklir Sarmat Rusia dengan Minuteman AS
loading...
A
A
A
MOSKOW - Rusia dilaporkan gagal dalam uji coba rudal balistik antarbenua (ICBM) RS-28 Sarmat , yang dinamai Setan II oleh NATO, saat Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden berkunjung ke Ukraina.
Dua pejabat AS mengatakan kepada CNN bahwa peluncuran ICBM RS-28 Sarmat Rusia telah diketahui oleh Washington sebelumnya melalui saluran yang terkait dengan Perjanjian Pengurangan Senjata Strategis (START) Baru atau New START.
Itu terjadi ketika Presiden Rusia Vladimir Putin menyampaikan pidato besar kepada warganya yang mencakup pengumuman bahwa Rusia akan berhenti sementara mematuhi perjanjian itu sebagai sarana untuk mengevaluasi lebih lanjut persenjataan nuklir negara-negara NATO.
Putin mengatakan Rusia hanya menangguhkan partisipasinya. "Sebelum kembali ke diskusi masalah ini, kita harus memahami sendiri apa yang dimiliki negara-negara aliansi Atlantik Utara seperti Prancis dan Inggris Raya dalam persenjataan strategis mereka," katanya.
Pada hari Kamis, Putin mengatakan ICBM RS-28 Sarmat yang dikembangkan pada tahun 2018 akan dikerahkan tahun ini, menurut laporan dari Reuters.
"Kami memberikan perhatian khusus, seperti sebelumnya, untuk memperkuat triad nuklir," kata Putin dalam pidato yang disiarkan televisi pemerintah pada hari Kamis untuk menandai Hari Pembela Tanah Air, yang dikenal di masa Uni Soviet sebagai Hari Tentara Merah.
"Tahun ini, peluncur pertama dari sistem misil Sarmat akan ditempatkan dalam tugas tempur," imbuh Putin.
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengecam keputusan Rusia menangguhkan kepatuhannya dalam Perjanjian New START.
"Pengumuman oleh Rusia bahwa mereka menangguhkan partisipasi dalam New START sangat disayangkan dan tidak bertanggung jawab," kata Blinken di Kedutaan Besar AS di Athena, Yunani.
Dua pejabat AS mengatakan kepada CNN bahwa peluncuran ICBM RS-28 Sarmat Rusia telah diketahui oleh Washington sebelumnya melalui saluran yang terkait dengan Perjanjian Pengurangan Senjata Strategis (START) Baru atau New START.
Itu terjadi ketika Presiden Rusia Vladimir Putin menyampaikan pidato besar kepada warganya yang mencakup pengumuman bahwa Rusia akan berhenti sementara mematuhi perjanjian itu sebagai sarana untuk mengevaluasi lebih lanjut persenjataan nuklir negara-negara NATO.
Putin mengatakan Rusia hanya menangguhkan partisipasinya. "Sebelum kembali ke diskusi masalah ini, kita harus memahami sendiri apa yang dimiliki negara-negara aliansi Atlantik Utara seperti Prancis dan Inggris Raya dalam persenjataan strategis mereka," katanya.
Pada hari Kamis, Putin mengatakan ICBM RS-28 Sarmat yang dikembangkan pada tahun 2018 akan dikerahkan tahun ini, menurut laporan dari Reuters.
"Kami memberikan perhatian khusus, seperti sebelumnya, untuk memperkuat triad nuklir," kata Putin dalam pidato yang disiarkan televisi pemerintah pada hari Kamis untuk menandai Hari Pembela Tanah Air, yang dikenal di masa Uni Soviet sebagai Hari Tentara Merah.
"Tahun ini, peluncur pertama dari sistem misil Sarmat akan ditempatkan dalam tugas tempur," imbuh Putin.
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengecam keputusan Rusia menangguhkan kepatuhannya dalam Perjanjian New START.
"Pengumuman oleh Rusia bahwa mereka menangguhkan partisipasi dalam New START sangat disayangkan dan tidak bertanggung jawab," kata Blinken di Kedutaan Besar AS di Athena, Yunani.