Putin Mengatakan Rusia Akan Mengerahkan Rudal Nuklir Sarmat
loading...
A
A
A
MOSKOW - Presiden Vladimir Putin mengatakan Rusia akan meningkatkan perhatian untuk meningkatkan kekuatan nuklirnya dengan mengerahkan rudal balistik antarbenua baru yang tertunda, meluncurkan rudal hipersonik dan menambahkan kapal selam nuklir baru.
Setahun sejak memerintahkan invasi ke Ukraina, Putin telah mengisyaratkan dia siap untuk merobek arsitektur kontrol senjata nuklir - termasuk moratorium uji coba nuklir negara-negara besar - kecuali Barat mundur di Ukraina.
Sebelumnya, pada Selasa lalu, Putin berusaha untuk menggarisbawahi tekad Rusia di Ukraina dengan menangguhkan perjanjian kontrol senjata nuklir yang penting, mengumumkan sistem strategis baru telah ditempatkan dalam tugas tempur dan memperingatkan bahwa Moskow dapat melanjutkan uji coba nuklir.
Dalam pidato untuk menandai hari libur Pembela Tanah Air, yang dikenal di zaman Soviet sebagai Hari Tentara Merah, Putin menyerukan kemenangan Soviet atas Nazi Jerman untuk menyatakan bahwa Rusia membutuhkan angkatan bersenjata yang dimodernisasi guna menjamin kedaulatannya.
"Seperti sebelumnya, kami akan meningkatkan perhatian untuk memperkuat triad nuklir," kata Putin, merujuk pada rudal nuklir yang berbasis di darat, laut, dan udara, dalam pidato yang disiarkan di televisi pemerintah seperti dikutip dari Reuters, Jumat (24/2/2023).
Putin, yang menyebut konflik di Ukraina sebagai perjuangan eksistensial untuk mempertahankan Rusia melawan apa yang dilihatnya sebagai Barat yang arogan dan agresif, mengatakan rudal balistik antarbenua Sarmat yang berbasis silo akan dikerahkan tahun ini.
Rudal berbahan bakar cair RS-28 Sarmat, yang dijuluki "Satan 2", pertama kali diumumkan oleh Putin pada tahun 2018. Rudal tersebut seharusnya telah dikerahkan tahun lalu.
CNN melaporkan bahwa Amerika Serikat (AS) percaya Rusia melakukan uji coba rudal Sarmat tepat sebelum Presiden Joe Biden mengunjungi Ukraina awal pekan ini tetapi tes itu gagal. Kementerian Pertahanan Rusia belum mengomentari laporan itu.
Setahun sejak memerintahkan invasi ke Ukraina, Putin telah mengisyaratkan dia siap untuk merobek arsitektur kontrol senjata nuklir - termasuk moratorium uji coba nuklir negara-negara besar - kecuali Barat mundur di Ukraina.
Sebelumnya, pada Selasa lalu, Putin berusaha untuk menggarisbawahi tekad Rusia di Ukraina dengan menangguhkan perjanjian kontrol senjata nuklir yang penting, mengumumkan sistem strategis baru telah ditempatkan dalam tugas tempur dan memperingatkan bahwa Moskow dapat melanjutkan uji coba nuklir.
Dalam pidato untuk menandai hari libur Pembela Tanah Air, yang dikenal di zaman Soviet sebagai Hari Tentara Merah, Putin menyerukan kemenangan Soviet atas Nazi Jerman untuk menyatakan bahwa Rusia membutuhkan angkatan bersenjata yang dimodernisasi guna menjamin kedaulatannya.
"Seperti sebelumnya, kami akan meningkatkan perhatian untuk memperkuat triad nuklir," kata Putin, merujuk pada rudal nuklir yang berbasis di darat, laut, dan udara, dalam pidato yang disiarkan di televisi pemerintah seperti dikutip dari Reuters, Jumat (24/2/2023).
Putin, yang menyebut konflik di Ukraina sebagai perjuangan eksistensial untuk mempertahankan Rusia melawan apa yang dilihatnya sebagai Barat yang arogan dan agresif, mengatakan rudal balistik antarbenua Sarmat yang berbasis silo akan dikerahkan tahun ini.
Rudal berbahan bakar cair RS-28 Sarmat, yang dijuluki "Satan 2", pertama kali diumumkan oleh Putin pada tahun 2018. Rudal tersebut seharusnya telah dikerahkan tahun lalu.
CNN melaporkan bahwa Amerika Serikat (AS) percaya Rusia melakukan uji coba rudal Sarmat tepat sebelum Presiden Joe Biden mengunjungi Ukraina awal pekan ini tetapi tes itu gagal. Kementerian Pertahanan Rusia belum mengomentari laporan itu.