2 Transgender Ukraina yang Terlibat Perang, Salah Satunya Mantan Jurnalis
loading...
A
A
A
KIEV - Ukraina yang sampai saat ini tengah digempur oleh Rusia membuat setiap lapisan masyarakat berusaha mempertahankan diri dengan menjadi pejuang sukarelawan.
Kurangnya pasukan militer jadi satu alasan mengapa Ukraina sangat membutuhkan pasukan sukarelawan ini.
Dari banyaknya sukarelawan yang pernah ikut serta dalam perang, sedikitnya terdapat dua transgender di antaranya.
Salah satu dari transgender ini sempat mempertahankan Ukraina dari Rusia pada perang yang berakhir di tahun 2015 silam.
Pada serangan Rusia yang terjadi pada Februari 2022 dan masih berlangsung hingga saat ini, kembali tercatat ada satu transgender yang ikut andil dalam peperangan.
Berikut empat transgender Ukraina yang terlibat dalam perang:
1. Anastasia Polyanskaya
Menurut NBC News, Anastasia Polyanskaya adalah seorang wanita transgender berusia 41 tahun. Dia merasa terdorong untuk membela negaranya sebagai sukarelawan militer Ukraina sejak 2015 lalu.
Penempatan pertamanya adalah di perbatasan Trans-Dniester yang merupakan wilayah yang memisahkan diri yang diakui oleh PBB sebagai de jure bagian dari Moldova, di mana dikhawatirkan pasukan Rusia dapat bergerak ke Ukraina dari Barat.
Dalam perang tersebut Polyanskaya sempat terluka parah dan harus menghabiskan tiga bulan di rumah sakit.
Kurangnya pasukan militer jadi satu alasan mengapa Ukraina sangat membutuhkan pasukan sukarelawan ini.
Dari banyaknya sukarelawan yang pernah ikut serta dalam perang, sedikitnya terdapat dua transgender di antaranya.
Salah satu dari transgender ini sempat mempertahankan Ukraina dari Rusia pada perang yang berakhir di tahun 2015 silam.
Pada serangan Rusia yang terjadi pada Februari 2022 dan masih berlangsung hingga saat ini, kembali tercatat ada satu transgender yang ikut andil dalam peperangan.
Berikut empat transgender Ukraina yang terlibat dalam perang:
1. Anastasia Polyanskaya
Menurut NBC News, Anastasia Polyanskaya adalah seorang wanita transgender berusia 41 tahun. Dia merasa terdorong untuk membela negaranya sebagai sukarelawan militer Ukraina sejak 2015 lalu.
Penempatan pertamanya adalah di perbatasan Trans-Dniester yang merupakan wilayah yang memisahkan diri yang diakui oleh PBB sebagai de jure bagian dari Moldova, di mana dikhawatirkan pasukan Rusia dapat bergerak ke Ukraina dari Barat.
Dalam perang tersebut Polyanskaya sempat terluka parah dan harus menghabiskan tiga bulan di rumah sakit.