Putin: Rusia Siap Dialog dengan Barat Selama Bertahun-tahun, Tapi Diabaikan, Ditolak!
loading...
A
A
A
MOSKOW - Presiden Vladimir Putin menyatakan Rusia menghabiskan bertahun-tahun mencari dialog konstruktif dengan Barat, dan mengusulkan sistem keamanan bersama berbasis kesetaraan yang tak terpisahkan.
Namun, menurut Putin, Rusia hanya menerima reaksi "munafik" ekspansi NATO ke perbatasan Rusia, dan payung pertahanan rudal di seluruh Eropa dan Asia.
Presiden Rusia membuat komentar itu dalam pidato gaya Negara Persatuan utama yang berfokus pada krisis di Ukraina dan krisis keamanan global yang lebih luas.
Berbicara kepada anggota parlemen dalam pidatonya di Majelis Federal pada Selasa (21/2/2023), Putin menuduh AS dan sekutunya memainkan "permainan ganda yang sama" dalam perang proksi melawan Rusia di Ukraina seperti yang mereka lakukan di tahun-tahun dan dekade sebelumnya di negara lain.
"Metode penipuan yang menjijikkan ini telah digunakan berkali-kali sebelumnya. (Barat) berperilaku tanpa malu-malu, mendua, menghancurkan Yugoslavia, Irak, Libya, Suriah,” tegas Putin, dilansir Sputnik.
Putin menambahkan, “Mereka tidak akan pernah bisa membersihkan diri dari rasa malu ini. Konsep kehormatan, kepercayaan, kesopanan adalah hal asing bagi mereka. Mereka terbiasa meludahi dunia, dan ternyata mereka memperlakukan rakyat di negaranya sendiri dengan cara yang sama."
Presiden Rusia mengenang hingga Desember 2021, Moskow "secara resmi mengirimkan draf perjanjian jaminan keamanan kepada NATO, tetapi menerima penolakan langsung di semua poin. Pada saat itu akhirnya menjadi sangat jelas bahwa lampu hijau untuk agresi telah diberikan."
Rancangan perjanjian keamanan yang dirujuk Putin termasuk ketentuan yang ditujukan untuk secara dramatis mengurangi ketegangan antara Rusia dan NATO, termasuk jaminan tertulis yang mengikat secara hukum untuk tidak mengerahkan pasukan, pesawat terbang, kapal perang, dan sistem rudal di area di mana mereka dapat dilihat sebagai ancaman keamanan bagi pihak lain.
Rusia juga meminta agar NATO membatalkan rencananya maju ke Ukraina dan republik pasca-Soviet lainnya.
Namun, menurut Putin, Rusia hanya menerima reaksi "munafik" ekspansi NATO ke perbatasan Rusia, dan payung pertahanan rudal di seluruh Eropa dan Asia.
Presiden Rusia membuat komentar itu dalam pidato gaya Negara Persatuan utama yang berfokus pada krisis di Ukraina dan krisis keamanan global yang lebih luas.
Berbicara kepada anggota parlemen dalam pidatonya di Majelis Federal pada Selasa (21/2/2023), Putin menuduh AS dan sekutunya memainkan "permainan ganda yang sama" dalam perang proksi melawan Rusia di Ukraina seperti yang mereka lakukan di tahun-tahun dan dekade sebelumnya di negara lain.
"Metode penipuan yang menjijikkan ini telah digunakan berkali-kali sebelumnya. (Barat) berperilaku tanpa malu-malu, mendua, menghancurkan Yugoslavia, Irak, Libya, Suriah,” tegas Putin, dilansir Sputnik.
Putin menambahkan, “Mereka tidak akan pernah bisa membersihkan diri dari rasa malu ini. Konsep kehormatan, kepercayaan, kesopanan adalah hal asing bagi mereka. Mereka terbiasa meludahi dunia, dan ternyata mereka memperlakukan rakyat di negaranya sendiri dengan cara yang sama."
Presiden Rusia mengenang hingga Desember 2021, Moskow "secara resmi mengirimkan draf perjanjian jaminan keamanan kepada NATO, tetapi menerima penolakan langsung di semua poin. Pada saat itu akhirnya menjadi sangat jelas bahwa lampu hijau untuk agresi telah diberikan."
Rancangan perjanjian keamanan yang dirujuk Putin termasuk ketentuan yang ditujukan untuk secara dramatis mengurangi ketegangan antara Rusia dan NATO, termasuk jaminan tertulis yang mengikat secara hukum untuk tidak mengerahkan pasukan, pesawat terbang, kapal perang, dan sistem rudal di area di mana mereka dapat dilihat sebagai ancaman keamanan bagi pihak lain.
Rusia juga meminta agar NATO membatalkan rencananya maju ke Ukraina dan republik pasca-Soviet lainnya.