Mantan Dokter Gedung Putih: Pemeriksaan Medis Biden Ditutupi
loading...
A
A
A
WASHINGTON - Mantan dokter Gedung Putih sekaligus anggota DPR dari Partai Republik Ronny Jackson, menuduh pemerintah Amerika Serikat (AS) saat ini berusaha menyembunyikan kebenaran tentang kesehatan mental Presiden Joe Biden setelah pemeriksaan medis terbarunya.
Pada Kamis (16/2/2023) lalu, Gedung Putih mengeluarkan ringkasan status kesehatan Biden berdasarkan tinjauan riwayat medis dan "pemeriksaan fisik mendetail".
Ditemukan bahwa presiden “tetap sehat, kuat, pria berusia 80 tahun,” dan benar-benar fit untuk menjalankan tugasnya.
Presiden AS tidak memiliki kewajiban hukum untuk lulus tes medis tahunan dan merilis hasilnya, tetapi secara tradisional memilih melakukannya, dengan setiap pemerintahan memutuskan sendiri tes mana yang harus dijalani presiden.
Jackson (Partai Republik Texas), yang menjabat sebagai dokter Gedung Putih di era mantan Presiden Donald Trump dan Barack Obama, melontarkan kritik pedas terhadap tes Biden pada Jumat.
Dia mengklaim publik Amerika "tidak belajar apa-apa" darinya.
“Apakah dia menggunakan obat APAPUN untuk mengobati penurunan mentalnya? Tes ini adalah JOKE. DITUTUPI!!" tulis dia dalam posting di Twitter.
Dia juga menunjukkan, tidak seperti pendahulunya, Biden tidak mengikuti tes kognitif. “Trump punya satu, mengapa bukan dia? Kemampuan Biden untuk berpikir dan bernalar HILANG! Dia TIDAK HARUS menjadi Presiden!!” tegas Jackson.
Berbicara kepada Fox News Digital, anggota DPR Partai Republik itu juga mengklaim, "Mayoritas orang Amerika dapat melihat bahwa kesehatan mental Biden sedang menurun total."
Dia melanjutkan dengan menunjukkan tes presiden “lebih jauh menegaskan bahwa pemerintahan ini masih bersikeras menyembunyikan kebenaran.”
Kurangnya informasi tentang kondisi mental Biden "mengkhawatirkan", menurut mantan dokter itu.
Dia mengaku telah mengirim tiga surat ke Gedung Putih menuntut agar kondisi mental presiden AS dievaluasi, yang semuanya telah diabaikan.
“Semua orang bisa melihat ada yang salah, menutup-nutupi harus diakhiri,” tegas dia.
Komentar Jackson muncul ketika Jajak Pendapat CAPS-Harris Harvard yang baru menemukan pada Jumat bahwa 57% orang Amerika meragukan kebugaran mental Biden, dengan 67% berpikir dia tampaknya terlalu tua untuk memimpin negara.
Spekulasi tentang sikap presiden AS telah didukung oleh kesalahannya yang berulang. Awal bulan ini, dalam upaya menunjukkan keragaman gender dalam pemerintahannya, Biden mengatakan, “Lebih dari separuh perempuan dalam pemerintahan saya adalah perempuan.”
Insiden lain yang sekarang terkenal terjadi pada September ketika presiden berbicara kepada orang banyak, memanggil anggota DPR Jackie Walorski.
Walorski meninggal dalam kecelakaan mobil, dengan Biden sendiri berduka atas kematiannya.
Pada Kamis (16/2/2023) lalu, Gedung Putih mengeluarkan ringkasan status kesehatan Biden berdasarkan tinjauan riwayat medis dan "pemeriksaan fisik mendetail".
Ditemukan bahwa presiden “tetap sehat, kuat, pria berusia 80 tahun,” dan benar-benar fit untuk menjalankan tugasnya.
Presiden AS tidak memiliki kewajiban hukum untuk lulus tes medis tahunan dan merilis hasilnya, tetapi secara tradisional memilih melakukannya, dengan setiap pemerintahan memutuskan sendiri tes mana yang harus dijalani presiden.
Jackson (Partai Republik Texas), yang menjabat sebagai dokter Gedung Putih di era mantan Presiden Donald Trump dan Barack Obama, melontarkan kritik pedas terhadap tes Biden pada Jumat.
Dia mengklaim publik Amerika "tidak belajar apa-apa" darinya.
“Apakah dia menggunakan obat APAPUN untuk mengobati penurunan mentalnya? Tes ini adalah JOKE. DITUTUPI!!" tulis dia dalam posting di Twitter.
Baca Juga
Dia juga menunjukkan, tidak seperti pendahulunya, Biden tidak mengikuti tes kognitif. “Trump punya satu, mengapa bukan dia? Kemampuan Biden untuk berpikir dan bernalar HILANG! Dia TIDAK HARUS menjadi Presiden!!” tegas Jackson.
Berbicara kepada Fox News Digital, anggota DPR Partai Republik itu juga mengklaim, "Mayoritas orang Amerika dapat melihat bahwa kesehatan mental Biden sedang menurun total."
Dia melanjutkan dengan menunjukkan tes presiden “lebih jauh menegaskan bahwa pemerintahan ini masih bersikeras menyembunyikan kebenaran.”
Kurangnya informasi tentang kondisi mental Biden "mengkhawatirkan", menurut mantan dokter itu.
Dia mengaku telah mengirim tiga surat ke Gedung Putih menuntut agar kondisi mental presiden AS dievaluasi, yang semuanya telah diabaikan.
“Semua orang bisa melihat ada yang salah, menutup-nutupi harus diakhiri,” tegas dia.
Komentar Jackson muncul ketika Jajak Pendapat CAPS-Harris Harvard yang baru menemukan pada Jumat bahwa 57% orang Amerika meragukan kebugaran mental Biden, dengan 67% berpikir dia tampaknya terlalu tua untuk memimpin negara.
Spekulasi tentang sikap presiden AS telah didukung oleh kesalahannya yang berulang. Awal bulan ini, dalam upaya menunjukkan keragaman gender dalam pemerintahannya, Biden mengatakan, “Lebih dari separuh perempuan dalam pemerintahan saya adalah perempuan.”
Insiden lain yang sekarang terkenal terjadi pada September ketika presiden berbicara kepada orang banyak, memanggil anggota DPR Jackie Walorski.
Walorski meninggal dalam kecelakaan mobil, dengan Biden sendiri berduka atas kematiannya.
(sya)