China Peringatkan NATO: Setop Aksi Berbahaya!

Minggu, 19 Februari 2023 - 00:01 WIB
loading...
China Peringatkan NATO: Setop Aksi Berbahaya!
PT-91 Twardy Polandia, tank Leopard 2 Jerman dan tank Ariete Italia dari kelompok tempur Enhanced Forward Presence NATO menghadiri latihan tembakan langsung, selama latihan militer Iron Spear 2022 di Adazi, Latvia, 15 November 2022. Foto/REUTERS/Ints Kaln
A A A
BEIJING - Alasan utama untuk "masalah keamanan" Eropa saat ini adalah ambisi NATO untuk mengejar keamanan absolut dan pengecualian politik terhadap negara-negara tertentu.

Klaim itu diungkapkan Duta Besar China untuk PBB Zhang Jun.

Berbicara pada pengarahan Dewan Keamanan PBB pada Jumat (17/2/2023), diplomat tersebut mencatat krisis yang sedang berlangsung di Ukraina adalah hasil dari ekspansi NATO yang terus berlanjut ke arah timur.

Dia mendesak blok militer pimpinan AS untuk meninggalkan mentalitas Perang Dinginnya dan berhenti menjadi "pembuat onar".

Dia juga menunjukkan perilaku "kontradiksi diri" NATO, di mana blok itu mempromosikan dirinya sebagai "aliansi pertahanan" sementara pada saat yang sama terus berusaha "melanggar batas geografisnya dan memperluas agendanya, memicu perpecahan dan ketegangan, menciptakan ketakutan dan konfrontasi.”



“Mengejar keamanan absolut dan pengucilan politik serta penahanan dengan paksa terhadap pihak tertentu adalah alasan utama mengapa Eropa berada dalam situasi keamanan yang buruk,” ujar dia.

“Eropa, dan bahkan seluruh dunia, akan terperangkap dalam kekacauan yang lebih besar kecuali NATO mengubah pola pikirnya,” papar diplomat itu.

Zhang mengulangi seruan China untuk gencatan senjata antara Rusia dan Ukraina, dan mendesak mereka memulai negosiasi perdamaian sesegera mungkin.

Dia juga menyarankan agar Amerika Serikat (AS), Uni Eropa (UE), dan NATO duduk bersama Moskow untuk “dialog yang komprehensif dan mendalam” berdasarkan prinsip keamanan yang tidak dapat dipisahkan.

“Mereka harus mendiskusikan bagaimana membangun arsitektur keamanan yang seimbang, efektif, dan berkelanjutan serta mewujudkan keamanan bersama,” papar dia,

Dia menambahkan, sangat penting untuk menghentikan setiap upaya untuk “mempromosikan” konflik guna menghindari eskalasi dan perluasan lebih lanjut.

Sementara itu, Beijing melihat hubungannya sendiri dengan Washington memburuk ke posisi terendah baru atas balon mata-mata China yang ditembak jatuh oleh militer AS, awal bulan ini.

AS mengumumkan akan menutup komunikasi militer dengan China setelah insiden itu dan menjatuhkan sanksi pada perusahaan serta institusi China yang terlibat.

Beijing, pada gilirannya, membantah tuduhan itu, dengan alasan balon itu adalah pesawat sipil. Meski demikian, pihaknya berjanji akan melakukan pembalasan atas insiden tersebut dan telah mengurangi hubungan militer dan diplomatiknya dengan AS.

Beijing juga telah berulang kali mengkritik Washington karena mengizinkan sejumlah pejabat AS melakukan kunjungan berulang kali ke pulau Taiwan, yang dianggap China sebagai bagian dari wilayah kedaulatannya.

Karena Gedung Putih juga terus memberi lampu hijau penjualan senjata untuk militer Taipei, Beijing memberlakukan sanksi terhadap produsen senjata AS Raytheon dan Lockheed Martin.
(sya)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1346 seconds (0.1#10.140)