Perbedaan Nord Stream 1 dan Nord Stream 2
loading...
A
A
A
JAKARTA - Nord Stream adalah jaringan pipa gas yang membentang dari Rusia ke Eropa. Pembicaraan mengenai Nord Stream mencuat seiring konflik Rusia dan Ukraina. Saat ini, ada dua jaringan Nord Stream, yakni Nord Stream 1 dan Nord Stream 2.
Nord Stream 1 adalah pipa bawah laut sepanjang 1.200 kilometer yang berada di bawah Laut Baltik. Pipa ini terbentang dari pantai Rusia dekat St Petersburg ke timur laut Jerman. Dibuka pada 2011, Nord Stream 1 dapat mengirim maksimum 170 juta kubik meter gas per hari dari Rusia ke Jerman.
Jaringan pipa ini dimiliki serta dioperasikan oleh Nord Stream AG, pemegang saham yang mayoritasnya merupakan perusahaan milik Rusia, Gazprom. Gazprom juga berada di balik pembangunan pipa gas paralel, Nord Stream 2.
Sejak Rusia melancarkan invasi ke Ukraina pada 2022, Rusia mengurangi pasokan gas melalui Nord Stream 1 selama beberapa bulan. Pada Juni 2022, Rusia memotong pengiriman melalui pipa sebesar 75%. Kemudian, pada Juli 2022, Rusia menutup Nord Stream 1 selama 10 hari dengan alasan pemeliharaan. Saat dibuka kembali, aliran pun berkurang. Tak hanya itu, pada Agustus 2022, Rusia bahkan mematikan Nors Stream 1 sepenuhnya.
Sementara, Nord Stream 2 merupakan jaringan pipa gas yang memungkinkan Jerman secara efektif menggandakan impor gasnya dari Rusia. Nord Stream 2 dirancang untuk menyalurkan hingga 55 miliar meter kubik gas per tahun. Nord Stream 2 mempunyai panjang 1.230 kilometer, yang pembuatannya menelan biaya 9,5 miliar euro.
Pada 2018, ketika tengah dibangun, presiden AS saat itu, Donald Trump, menjatuhkan sanksi kepada siapa pun yang terlibat dalam pembangunan Nord Stream 2. Sebanyak 18 perusahaan Eropa menarik diri, termasuk Wintershall Jerman, lantaran takut terkena sanksi.
Namun, Gazprom, yang mengimplementasikan proyek tersebut, memasang pipa itu sendiri hingga proyek selesai pada 2021. Di era pemerintahan Presiden AS Joe Biden, terjadi pembebasan semua sanksi terhadap Nord Stream 2 supaya tidak menganggu hubungan dengan Jerman.
Nord Stream 2 membantu Jerman meningkatkan pasokannya. Sebagian besar gas alam disalurkan ke Australia, Italia, negara-negara Eropa Tengah serta Timur lainnya. Nord Stream 2 mengalir di bawah Laut Baltik, dari Rusia barat ke timur laut Jerman.
Pada September 2022, Norwegia dan Denmark melaporkan empat kebocoran di Nord Stream 1 dan Nord Stream 2 di Laut Balitik, dekat Pulau Bornholm. Seismolog mendeteksi adanya ledakan di bawah laut di area yang sama. Gelembung gas besar naik ke permukaan laut, yang terbesar berdiameter 1 kilometer.
Nord Stream 1 adalah pipa bawah laut sepanjang 1.200 kilometer yang berada di bawah Laut Baltik. Pipa ini terbentang dari pantai Rusia dekat St Petersburg ke timur laut Jerman. Dibuka pada 2011, Nord Stream 1 dapat mengirim maksimum 170 juta kubik meter gas per hari dari Rusia ke Jerman.
Jaringan pipa ini dimiliki serta dioperasikan oleh Nord Stream AG, pemegang saham yang mayoritasnya merupakan perusahaan milik Rusia, Gazprom. Gazprom juga berada di balik pembangunan pipa gas paralel, Nord Stream 2.
Sejak Rusia melancarkan invasi ke Ukraina pada 2022, Rusia mengurangi pasokan gas melalui Nord Stream 1 selama beberapa bulan. Pada Juni 2022, Rusia memotong pengiriman melalui pipa sebesar 75%. Kemudian, pada Juli 2022, Rusia menutup Nord Stream 1 selama 10 hari dengan alasan pemeliharaan. Saat dibuka kembali, aliran pun berkurang. Tak hanya itu, pada Agustus 2022, Rusia bahkan mematikan Nors Stream 1 sepenuhnya.
Sementara, Nord Stream 2 merupakan jaringan pipa gas yang memungkinkan Jerman secara efektif menggandakan impor gasnya dari Rusia. Nord Stream 2 dirancang untuk menyalurkan hingga 55 miliar meter kubik gas per tahun. Nord Stream 2 mempunyai panjang 1.230 kilometer, yang pembuatannya menelan biaya 9,5 miliar euro.
Pada 2018, ketika tengah dibangun, presiden AS saat itu, Donald Trump, menjatuhkan sanksi kepada siapa pun yang terlibat dalam pembangunan Nord Stream 2. Sebanyak 18 perusahaan Eropa menarik diri, termasuk Wintershall Jerman, lantaran takut terkena sanksi.
Namun, Gazprom, yang mengimplementasikan proyek tersebut, memasang pipa itu sendiri hingga proyek selesai pada 2021. Di era pemerintahan Presiden AS Joe Biden, terjadi pembebasan semua sanksi terhadap Nord Stream 2 supaya tidak menganggu hubungan dengan Jerman.
Nord Stream 2 membantu Jerman meningkatkan pasokannya. Sebagian besar gas alam disalurkan ke Australia, Italia, negara-negara Eropa Tengah serta Timur lainnya. Nord Stream 2 mengalir di bawah Laut Baltik, dari Rusia barat ke timur laut Jerman.
Pada September 2022, Norwegia dan Denmark melaporkan empat kebocoran di Nord Stream 1 dan Nord Stream 2 di Laut Balitik, dekat Pulau Bornholm. Seismolog mendeteksi adanya ledakan di bawah laut di area yang sama. Gelembung gas besar naik ke permukaan laut, yang terbesar berdiameter 1 kilometer.
(ian)