Peran AS dalam Hampir Setiap Serangan Artileri Ukraina Terungkap Media
loading...
A
A
A
WASHINGTON - Militer Ukraina meminta koordinat yang tepat dari Pentagon untuk hampir setiap roket yang ditembakkan dari sistem artileri buatan Amerika Serikat (AS), dan tidak akan melepaskan tembakan tanpa mendapatkannya.
Washington Post mengungkap hal itu dalam laporan terbarunya.
Tiga pejabat Ukraina dan satu pejabat senior AS berbicara kepada surat kabar itu, tanpa menyebut nama, tentang keterlibatan Amerika.
Salah satu sumber Ukraina menyiratkan Washington memiliki keputusan akhir atas setiap tindakan, membuat pengiriman roket jarak jauh ke Kiev.
“Bagaimanapun juga, Anda mengendalikan setiap tembakan, jadi ketika Anda mengatakan: 'Kami khawatir Anda akan menggunakannya untuk beberapa tujuan lain,' kami tidak dapat melakukannya bahkan jika kami menginginkannya,” ujar pejabat senior itu seperti dikutip Washington Post.
Pejabat AS membantah karakterisasi tersebut, mengklaim Ukraina memilih target dan pihak Amerika hanya memberikan intelijen untuk memanfaatkan amunisi yang dipandu GPS dengan sebaik-baiknya.
Tetapi pejabat Ukraina mengatakan ketika AS gagal memberikan koordinat seperti yang diminta, pasukan Ukraina tidak akan melepaskan tembakan.
AS telah memasok Sistem Roket Artileri Mobilitas Tinggi (HIMARS) M142 untuk menopang militer Ukraina melawan Rusia.
Adapun Inggris telah mengirimkan Sistem Roket Multipeluncuran Ganda (MLRS) M270.
Kedua sistem dapat menembakkan berbagai jenis roket, tetapi AS menolak menyediakan rudal balistik taktis Sistem Rudal Taktis Angkatan Darat (ATACMS) jarak jauh.
Washington dilaporkan memiliki kekhawatiran Kiev akan menggunakannya untuk menyerang sasaran di Rusia, sementara Kiev telah melobi untuk mencabut pembatasan tersebut.
Para pejabat Rusia menuduh Washington mengobarkan perang proksi terhadapnya, dengan menyebutkan, antara lain, perannya dalam menargetkan serangan Ukraina.
Peluncur HIMARS dilaporkan digunakan dalam serangan terhadap sasaran sipil, seperti serangan Oktober 2022 di penyeberangan sungai di Wilayah Kherson, yang menewaskan empat orang dan melukai 13 orang lainnya.
Seorang juru bicara militer Ukraina saat itu mengklaim para korban adalah pasukan Rusia yang menyamar sebagai warga sipil.
Insiden lain terjadi pada bulan Januari, dan melibatkan serangan HIMARS di satu rumah sakit di kota Novoaydar di Republik Rakyat Luhansk. Serangan itu menewaskan 14 orang dan melukai 24 lainnya, menurut militer Rusia.
Washington Post mengungkap hal itu dalam laporan terbarunya.
Tiga pejabat Ukraina dan satu pejabat senior AS berbicara kepada surat kabar itu, tanpa menyebut nama, tentang keterlibatan Amerika.
Salah satu sumber Ukraina menyiratkan Washington memiliki keputusan akhir atas setiap tindakan, membuat pengiriman roket jarak jauh ke Kiev.
“Bagaimanapun juga, Anda mengendalikan setiap tembakan, jadi ketika Anda mengatakan: 'Kami khawatir Anda akan menggunakannya untuk beberapa tujuan lain,' kami tidak dapat melakukannya bahkan jika kami menginginkannya,” ujar pejabat senior itu seperti dikutip Washington Post.
Pejabat AS membantah karakterisasi tersebut, mengklaim Ukraina memilih target dan pihak Amerika hanya memberikan intelijen untuk memanfaatkan amunisi yang dipandu GPS dengan sebaik-baiknya.
Tetapi pejabat Ukraina mengatakan ketika AS gagal memberikan koordinat seperti yang diminta, pasukan Ukraina tidak akan melepaskan tembakan.
AS telah memasok Sistem Roket Artileri Mobilitas Tinggi (HIMARS) M142 untuk menopang militer Ukraina melawan Rusia.
Baca Juga
Adapun Inggris telah mengirimkan Sistem Roket Multipeluncuran Ganda (MLRS) M270.
Kedua sistem dapat menembakkan berbagai jenis roket, tetapi AS menolak menyediakan rudal balistik taktis Sistem Rudal Taktis Angkatan Darat (ATACMS) jarak jauh.
Washington dilaporkan memiliki kekhawatiran Kiev akan menggunakannya untuk menyerang sasaran di Rusia, sementara Kiev telah melobi untuk mencabut pembatasan tersebut.
Para pejabat Rusia menuduh Washington mengobarkan perang proksi terhadapnya, dengan menyebutkan, antara lain, perannya dalam menargetkan serangan Ukraina.
Peluncur HIMARS dilaporkan digunakan dalam serangan terhadap sasaran sipil, seperti serangan Oktober 2022 di penyeberangan sungai di Wilayah Kherson, yang menewaskan empat orang dan melukai 13 orang lainnya.
Seorang juru bicara militer Ukraina saat itu mengklaim para korban adalah pasukan Rusia yang menyamar sebagai warga sipil.
Insiden lain terjadi pada bulan Januari, dan melibatkan serangan HIMARS di satu rumah sakit di kota Novoaydar di Republik Rakyat Luhansk. Serangan itu menewaskan 14 orang dan melukai 24 lainnya, menurut militer Rusia.
(sya)