Kanselir Jerman: Putin Tidak Mengancam Saya

Minggu, 05 Februari 2023 - 12:28 WIB
loading...
Kanselir Jerman: Putin Tidak Mengancam Saya
Presiden Rusia Vladimir Putin. Foto/Hindustan Times
A A A
BERLIN - Kanselir Jerman Olaf Scholz mengungkapkan isi pembicaraannya dengan Presiden Rusia Vladimir Putin , mengaku tidak mendapatkan ancaman dari koleganya itu. Hal itu diungkapkannya dalam sebuah wawancara dengan surat kabar Bild am Sonntag.

"Tidak, Putin tidak mengancam saya atau Jerman," kata Scholz tentang percakapan teleponnya dengan pemimpin Rusia, ketika pewawancara mengemukakan klaim mantan Perdana Menteri Inggris Boris Johnson baru-baru ini.

Sebelumnya, mantan Boris Johnson mengklaim diancam Presiden Rusia Vladimir Putin mengancamnya dengan serangan rudal. Ancaman secara pribadi itu dilontarkan tepat sebelum Putin memerintahkan pasukan Rusia menginvasi Ukraina.

Namun Kremlin mengatakan Boris Johnson sengaja berbohong tentang "ancaman rudal" atau tidak mengerti apa yang dibicarakan Putin.

Lebih lanjut, Scholz mengklaim telah mencapai "konsensus" dengan Presiden Ukraina Volodymr Zelensky bahwa Kiev tidak akan menggunakan senjata Barat, termasuk tank Leopard Jerman, untuk melakukan serangan di wilayah Rusia. Namun, Barat masih menganggap Crimea dan empat wilayah baru Rusia lainnya sebagai bagian dari Ukraina.

Dalam wawancara itu, Scholz sekali lagi menyalahkan Moskow atas semua konflik, dengan alasan bahwa agresi tak beralasan Rusia membenarkan intervensi kolektif Barat dengan bantuan militer untuk melindungi tatanan perdamaian Eropa.



“Bersama dengan sekutu kami, kami memberikan tank tempur ke Ukraina agar mereka dapat mempertahankan diri,” kata Scholz seperti dikutip dari RT, Minggu (5/2/2023).

Dia menambahkan bahwa Berlin dengan hati-hati menimbang setiap pengiriman senjata, berkoordinasi erat dengan Amerika Serikat (AS).

Scholz menjanjikan 14 tank Leopard 2A6 ke Ukraina dari stok militernya sendiri bulan lalu, setelah AS berjanji untuk mengirim beberapa tank M1 Abrams sendiri akhir tahun ini.

Dalam wawancara tersebut, pemimpin Jerman menepis kekhawatiran tentang persenjataan negaranya yang sekali lagi digunakan untuk melawan tentara Rusia sebagai "perbandingan sejarah yang musykil".

Pada upacara yang menandai peringatan 80 tahun kemenangan di Pertempuran Stalingrad pada Kamis lalu, Putin mengatakan itu bantuan itu luar biasa.

"Kita sekali lagi diancam dengan tank Leopard Jerman, dengan salib di lambungnya. Dan sekali lagi berusaha untuk memerangi Rusia di Ukraina dengan bantuan para pengikut Hitler, para Banderit,” kata Putin.

“Mereka yang ingin mengalahkan Rusia di medan perang tampaknya tidak menyadari bahwa perang modern dengan Rusia akan sangat berbeda bagi mereka,” tambahnya, menjanjikan tanggapan yang melampaui kendaraan lapis baja.



AS juga diduga memberikan bantuan militernya ke Ukraina dengan syarat tidak digunakan untuk menyerang sasaran di Rusia. Namun, pejabat Amerika mengatakan pembatasan ini tidak berlaku untuk Crimea dan wilayah baru Rusia lainnya, dan berulang kali menyatakan bahwa Kiev bebas memilih targetnya sendiri.

Crimea dan kota Sevastopol bergabung dengan Rusia pada 2014, sementara Republik Rakyat Donetsk dan Lugansk, serta wilayah Kherson dan Zaporozhye, melakukan hal yang sama tahun lalu. Kiev menolak referendum itu dan menyebutnya sebagai kepalsuan.

Pada hari Rabu, Presiden Putin menugaskan militer untuk menghilangkan segala kemungkinan serangan Ukraina terhadap Rusia. Menteri Luar Negeri Sergey Lavrov mengklarifikasi itu termasuk wilayah yang masih dianggap Ukraina sebagai miliknya, dengan mengatakan bahwa Moskow akan "mendorong mundur" pasukan Ukraina ke jarak di mana mereka tidak akan menjadi ancaman, dan semakin jauh jangkauan senjata yang disuplai yang dimiliki rezim Kiev, semakin jauh pasukan perlu dipindahkan.

(ian)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1606 seconds (0.1#10.140)