Balon China Diprediksi Tinggalkan Pantai Timur AS pada Sabtu
loading...
A
A
A
WASHINGTON - Balon China yang terdeteksi di atas Amerika Serikat (AS) mungkin akan meninggalkan Pantai Timur pada Sabtu (4/2/2023).
Media AS melaporkan, menurut model cuaca dari National Oceanic and Atmospheric Administration, balon ketinggian tinggi dapat keluar dari Pantai Timur Amerika Serikat "paling cepat pada Sabtu pagi".
Sementara itu, dua pejabat pertahanan AS yang tidak disebutkan namanya mengkonfirmasi perkiraan ini kepada media.
Dia menambahkan balon tersebut diperkirakan mencapai Pantai Timur dan bergerak ke laut di tenggara.
Pada Kamis, Pentagon mengumumkan deteksi balon pengintai yang diduga berasal dari China di atas negara bagian Montana, AS.
Beijing mengklaim balon itu adalah pesawat sipil yang terlibat dalam penelitian ilmiah.
Kementerian Luar Negeri China mengkonfirmasi balon tersebut adalah milik China, namun, itu bukan balon mata-mata, seperti yang diklaim oleh AS, tapi pesawat sipil yang terlibat dalam penelitian ilmiah.
Pesawat itu terbang dari jalur yang direncanakan karena force majeur, menurut Kementerian Luar Negeri China.
Beijing mengungkapkan penyesalan atas masuknya balon itu secara tidak sengaja ke wilayah udara AS.
Pada Jumat, Departemen Luar Negeri AS mengumumkan Menteri Luar Negeri Antony Blinken tidak akan berangkat ke Beijing di kemudian hari seperti yang direncanakan semula karena insiden balon itu.
Media AS melaporkan, menurut model cuaca dari National Oceanic and Atmospheric Administration, balon ketinggian tinggi dapat keluar dari Pantai Timur Amerika Serikat "paling cepat pada Sabtu pagi".
Sementara itu, dua pejabat pertahanan AS yang tidak disebutkan namanya mengkonfirmasi perkiraan ini kepada media.
Dia menambahkan balon tersebut diperkirakan mencapai Pantai Timur dan bergerak ke laut di tenggara.
Pada Kamis, Pentagon mengumumkan deteksi balon pengintai yang diduga berasal dari China di atas negara bagian Montana, AS.
Beijing mengklaim balon itu adalah pesawat sipil yang terlibat dalam penelitian ilmiah.
Kementerian Luar Negeri China mengkonfirmasi balon tersebut adalah milik China, namun, itu bukan balon mata-mata, seperti yang diklaim oleh AS, tapi pesawat sipil yang terlibat dalam penelitian ilmiah.
Pesawat itu terbang dari jalur yang direncanakan karena force majeur, menurut Kementerian Luar Negeri China.
Beijing mengungkapkan penyesalan atas masuknya balon itu secara tidak sengaja ke wilayah udara AS.
Pada Jumat, Departemen Luar Negeri AS mengumumkan Menteri Luar Negeri Antony Blinken tidak akan berangkat ke Beijing di kemudian hari seperti yang direncanakan semula karena insiden balon itu.
(sya)