Komunitas Sant'Egidio dan Aktivis Perdamaian Mama Shamsa Raih Zayed Award 2023

Kamis, 02 Februari 2023 - 12:05 WIB
loading...
A A A
Mama Shamsa telah memimpin kampanye besar dan sukses di benua Afrika, khususnya di Kenya, untuk meningkatkan kesadaran akan bahaya kekerasan terhadap perempuan serta pentingnya pemberdayaan perempuan dan pemuda.

Keputusan pemberian Zayed Award 2023 ini ditetapkan oleh dewan juri independen yang beranggotakan sejumlah tokoh terkemuka dalam penguatan perdamaian dan hak asasi manusia (HAM), yakni Deputi Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan Perwakilan Tinggi PBB untuk Aliansi Peradaban, Miguel Ángel Moratinos; mantan Wakil Presiden Kosta Rika, Yang Mulia Dr. Epsy Campbell Barr; Pro-Prefek Dikasteri untuk Evangelisasi di Takhta Suci, Yang Mulia Kardinal Luis Antonio Tagle; Peraih Nobel Perdamaian 2014 dan aktivis hak anak, Kailash Satyarthi; Peraih Nobel Perdamaian 2015 dan pengusaha, Dr. Ouided Bouchamaoui; dan Sekretaris Jenderal Penghargaan Zayed untuk Persaudaraan Manusia dan Sekretaris Jenderal Majelis Hukama Muslimin, Konselor Mohamed Abdelsalam.

“Para penerima penghargaan tahun ini adalah pemimpin luar biasa yang mendedikasikan hidupnya untuk menebar kasih sayang dan harapan di tengah masyarakat dalam mewujudkan kehidupan berdampingan secara rukun dan damai, mengatasi perpecahan, dan membangun masyarakat yang Tangguh,” kata Sekretaris Jenderal Penghargaan Zayed untuk Persaudaraan Manusia Konselor Mohamed Abdelsalam di Abu Dhabi, Kamis (2/2/2023).

“Komunitas Sant'Egidio dan Mama Shamsa telah berhasil mengubah kehidupan banyak orang yang rentan dan terpinggirkan dalam banyak masyarakat di seluruh dunia, termasuk kaum muda, pengungsi, dan mereka yang tinggal di zona konflik,” paparnya.

Konselor Mohamed Abdelsalam menambahkan, dengan memberikan Zayed Award 2023 kepada Komunitas Sant’Egidio dan Mama Shamsa, pihaknya berharap dapat memperkuat mereka dan dapat memberikan kontribusi dalam mendukung mereka melanjutkan upayanya.

“Kami juga berharap kiranya langkah mereka menginspirasi lembaga dan individu lain di seluruh dunia untuk berperan aktif dalam mempromosikan nilai-nilai persaudaraan manusia,” ujarnya.

Sementara itu, anggota dewan juri Miguel Àngel Moratinos, Deputi Sekretaris Jenderal PBB dan Perwakilan Tinggi untuk Aliansi Peradaban, mengatakan Pemimpin Gereja Katolik Vatikan Paus Fransiskus dan Syekh Al-Azhar Prof. Dr. Ahmed Al-Tayeb menggariskan prinsip-prinsip dasar dan luhur kemanusiaan dalam Dokumen Persaudaraan Manusia.

Para penerima penghargaan tahun ini menunjukkan betapa individu dan entitas biasa dapat mewujudkan prinsip-prinsip tersebut dalam kenyataan dengan mendedikasikan diri melayani orang lain atas dasar keyakinan bahwa kita semua adalah anggota dari satu keluarga manusia.

“Kedua penerima penghargaan tahun ini menunjukkan bagaimana orang-orang yang berkomitmen untuk bekerja sama demi kebaikan bersama dapat membantu menyembuhkan dunia kita yang terluka. Dewan juri berharap upaya Sant'Egidio dan Mama Shamsa dapat menginspirasi kita semua untuk menjalani hidup yang melayani, rendah hati, dan penuh kasih sayang,” ujar anggota dewan juri Kardinal Luis Antonio Tagle.

Anggota dewan juri lainnya, Dr. Ouided Bouchamaoui yang merupakan peraih Hadiah Nobel Perdamaian tahun 2015 dan seorang pengusaha dari Tunisia, mengatakan, “Di antara lebih dari 200 nominasi individu dan entitas yang luar biasa, kami memilih Komunitas Sant'Egidio dan Mama Shamsa sebagai penerima Zayed Award yang diambil dari nama mendiang Syekh Zayed bin Sultan Al Nahyan, pendiri Uni Emirat Arab, yang merupakan salah satu simbol kemanusiaan bagi semua orang—muda, tua, kaya, miskin, pria, maupun wanita.”
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1572 seconds (0.1#10.140)