Warga Palestina Rayakan Pembantaian di Sinagoga Yerusalem
loading...
A
A
A
Duta Besar Israel untuk PBB, Gilad Erdan, membagikan video perayaan itu, menyebut acara itu "menjijikkan".
“Ini adalah hasil dari puluhan tahun hasutan dan kebencian Palestina yang diabaikan dunia,” katanya seperti dikutip dari The Times of Israel, Sabtu (28/1/2023).
Petugas medis mengatakan setelah serangan itu bahwa korban tewas adalah lima pria, berusia 20, 25, 30, 50, dan 60, dan dua wanita, berusia 60 dan 70 tahun. Para korban tidak segera disebutkan namanya.
Korban luka termasuk seorang anak laki-laki berusia 15 tahun dalam kondisi sedang hingga serius, seorang pria berusia 24 tahun dalam kondisi sedang, dan seorang wanita 60 tahun, juga dalam kondisi sedang.
Pelaku penyerangan ditembak mati oleh polisi Israel setelah melarikan diri dari lokasi serangan di lingkungan Ibu Kota Neve Yaakov. Pelaku disebut oleh badan keamanan Shin Bet sebagai Alqam Khayri (21), penduduk Yerusalem Timur yang sebelumnya tidak pernah melakukan pelanggaran terkait teror.
Dengan tujuh tewas, penembakan di Yerusalem adalah serangan teror paling mematikan sejak 2011, ketika teroris menyeberang ke Israel dari Semenanjung Sinai Mesir, menewaskan delapan orang Israel. Itu adalah serangan teror Palestina paling mematikan sejak 2008, ketika seorang pria bersenjata dari Yerusalem Timur membunuh delapan mahasiswa Israel di Mercaz Harav yeshiva di ibu kota.
Kecaman atas serangan itu dan belasungkawa mengalir dari seluruh dunia, termasuk dari Amerika Serikat (AS), PBB, Uni Emirat Arab, dan sejumlah negara Eropa.
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, berbicara setelah mengunjungi lokasi serangan, menyebut serangan itu adalah salah satu yang paling parah yang pernah diketahui selama bertahun-tahun.
“Hati kami bersama keluarga. Saya memuji petugas polisi yang mengambil tindakan begitu cepat,” kata Netanyahu.
“Ini adalah hasil dari puluhan tahun hasutan dan kebencian Palestina yang diabaikan dunia,” katanya seperti dikutip dari The Times of Israel, Sabtu (28/1/2023).
Petugas medis mengatakan setelah serangan itu bahwa korban tewas adalah lima pria, berusia 20, 25, 30, 50, dan 60, dan dua wanita, berusia 60 dan 70 tahun. Para korban tidak segera disebutkan namanya.
Korban luka termasuk seorang anak laki-laki berusia 15 tahun dalam kondisi sedang hingga serius, seorang pria berusia 24 tahun dalam kondisi sedang, dan seorang wanita 60 tahun, juga dalam kondisi sedang.
Pelaku penyerangan ditembak mati oleh polisi Israel setelah melarikan diri dari lokasi serangan di lingkungan Ibu Kota Neve Yaakov. Pelaku disebut oleh badan keamanan Shin Bet sebagai Alqam Khayri (21), penduduk Yerusalem Timur yang sebelumnya tidak pernah melakukan pelanggaran terkait teror.
Dengan tujuh tewas, penembakan di Yerusalem adalah serangan teror paling mematikan sejak 2011, ketika teroris menyeberang ke Israel dari Semenanjung Sinai Mesir, menewaskan delapan orang Israel. Itu adalah serangan teror Palestina paling mematikan sejak 2008, ketika seorang pria bersenjata dari Yerusalem Timur membunuh delapan mahasiswa Israel di Mercaz Harav yeshiva di ibu kota.
Kecaman atas serangan itu dan belasungkawa mengalir dari seluruh dunia, termasuk dari Amerika Serikat (AS), PBB, Uni Emirat Arab, dan sejumlah negara Eropa.
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, berbicara setelah mengunjungi lokasi serangan, menyebut serangan itu adalah salah satu yang paling parah yang pernah diketahui selama bertahun-tahun.
“Hati kami bersama keluarga. Saya memuji petugas polisi yang mengambil tindakan begitu cepat,” kata Netanyahu.