Hamas Sangkal Komandan Seniornya Berkhianat ke Israel
loading...
A
A
A
GAZA - Kementerian Dalam Negeri Hamas , faksi Palestina yang berkuasa di Gaza, menyangkal laporan yang mengklaim seorang komandan seniornya ditangkap karena bekerjasama dengan Israel . Faksi itu menegaskan laporan pengkhianatan pejabat militernya sebagai rumor palsu.
Media yang berbasis di Arab Saudi; Al Arabiya, mengutip sumber-sumber Palestina yang tidak disebutkan namanya, mengklaim bahwa seorang komandan senior Angkatan Laut dari sayap militer Brigade Izzuddin al-Qassam ditangkap aparat Hamas atas tuduhan bekerja sama dengan Israel.
Komandan tersebut bersama beberapa personel dilaporkan melarikan diri dari Jalur Gaza setelah dicurigai bahwa mereka bekerja untuk Israel. Beberapa dari mereka ditangkap. Pelarian itu, lanjut laporan tersebut, dilakukan dengan kapal militer Israel sembari membawa laptop, uang tunai, peralatan pengintaian, dan dokumen rahasia yang berbahaya.
“Kami menolak rumor palsu yang dipublikasikan oleh (saluran yang berbasis di Saudi) Al Arabiya, yang menghubungkan klaim dengan kementerian dalam negeri terkait penangkapan beberapa anggota Hamas dengan tuduhan bekerja sama dengan Israel," kata kelompok Hamas dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip Times of Israel, Selasa (14/7/2020).
"Kami dengan tegas menyatakan bahwa Al Arabiya melakukan penipuan dan bekerja untuk menyebarkan desas-desus dan kebohongan," lanjut kelompok tersebut. (Baca: Hamas Tangkap 45 Warga Palestina yang Jadi Mata-mata Israel )
Sumber-sumber yang dikutip Al Arabiya mengatakan temuan agen-agen ganda mengirim para pemimpin Hamas ke "keadaan histeria", ketika kelompok itu melakukan lusinan penangkapan untuk mencari tersangka tambahan dalam jaringan mata-mata yang dituduhkan.
Laporan itu, yang diedarkan di sejumlah publikasi berbahasa Arab dan Ibrani, awalnya diterbitkan di Amad, sebuah organisasi media yang dekat dengan komandan Fatah yang diasingkan, Mohammad Dahlan.
Dahlan, saat ini berbasis di Uni Emirat Arab, diusir dari Gaza pada 2007 setelah kalah dalam konflik kekerasan dengan Hamas untuk menguasai wilayah tersebut.
Setelah media berbahasa Ibrani mengambil bagian dari artikel Amad. Amad menerbitkan cerita lanjutan yang mengatakan bahwa publikasi Israel telah "mengonfirmasi" berita itu.
Media berbahasa Arab telah ramai dalam beberapa pekan terakhir dengan laporan dugaan bocoran informasi tentang spionase Israel di Jalur Gaza dan pengkhianatan di tingkat tertinggi Hamas. Laporan muncul sejak kelompok Hamas mengumumkan penangkapan beberapa anggota mata-mata yang bekerja untuk Israel.
"Layanan keamanan menemukan sel yang diarahkan oleh pendudukan Israel ketika berusaha melakukan sabotase terhadap elemen-elemen perlawanan," kata Kementerian Dalam Negeri Hamas dalam sebuah pernyataan pada saat itu, tanpa memberikan rincian motif atau target spionase.
Layanan keamanan Shin Bet Israel menolak berkomentar pada saat itu.
Hamas secara rutin mengumumkan penangkapan tersangka kolaborator dengan Israel. Pada bulan April, Hamas mengatakan bahwa mereka telah menangkap sejumlah warga Palestina yang jadi mata-mata Israel selama gelombang protes di pagar perbatasan Gaza 2019.
Media yang berbasis di Arab Saudi; Al Arabiya, mengutip sumber-sumber Palestina yang tidak disebutkan namanya, mengklaim bahwa seorang komandan senior Angkatan Laut dari sayap militer Brigade Izzuddin al-Qassam ditangkap aparat Hamas atas tuduhan bekerja sama dengan Israel.
Komandan tersebut bersama beberapa personel dilaporkan melarikan diri dari Jalur Gaza setelah dicurigai bahwa mereka bekerja untuk Israel. Beberapa dari mereka ditangkap. Pelarian itu, lanjut laporan tersebut, dilakukan dengan kapal militer Israel sembari membawa laptop, uang tunai, peralatan pengintaian, dan dokumen rahasia yang berbahaya.
“Kami menolak rumor palsu yang dipublikasikan oleh (saluran yang berbasis di Saudi) Al Arabiya, yang menghubungkan klaim dengan kementerian dalam negeri terkait penangkapan beberapa anggota Hamas dengan tuduhan bekerja sama dengan Israel," kata kelompok Hamas dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip Times of Israel, Selasa (14/7/2020).
"Kami dengan tegas menyatakan bahwa Al Arabiya melakukan penipuan dan bekerja untuk menyebarkan desas-desus dan kebohongan," lanjut kelompok tersebut. (Baca: Hamas Tangkap 45 Warga Palestina yang Jadi Mata-mata Israel )
Sumber-sumber yang dikutip Al Arabiya mengatakan temuan agen-agen ganda mengirim para pemimpin Hamas ke "keadaan histeria", ketika kelompok itu melakukan lusinan penangkapan untuk mencari tersangka tambahan dalam jaringan mata-mata yang dituduhkan.
Laporan itu, yang diedarkan di sejumlah publikasi berbahasa Arab dan Ibrani, awalnya diterbitkan di Amad, sebuah organisasi media yang dekat dengan komandan Fatah yang diasingkan, Mohammad Dahlan.
Dahlan, saat ini berbasis di Uni Emirat Arab, diusir dari Gaza pada 2007 setelah kalah dalam konflik kekerasan dengan Hamas untuk menguasai wilayah tersebut.
Setelah media berbahasa Ibrani mengambil bagian dari artikel Amad. Amad menerbitkan cerita lanjutan yang mengatakan bahwa publikasi Israel telah "mengonfirmasi" berita itu.
Media berbahasa Arab telah ramai dalam beberapa pekan terakhir dengan laporan dugaan bocoran informasi tentang spionase Israel di Jalur Gaza dan pengkhianatan di tingkat tertinggi Hamas. Laporan muncul sejak kelompok Hamas mengumumkan penangkapan beberapa anggota mata-mata yang bekerja untuk Israel.
"Layanan keamanan menemukan sel yang diarahkan oleh pendudukan Israel ketika berusaha melakukan sabotase terhadap elemen-elemen perlawanan," kata Kementerian Dalam Negeri Hamas dalam sebuah pernyataan pada saat itu, tanpa memberikan rincian motif atau target spionase.
Layanan keamanan Shin Bet Israel menolak berkomentar pada saat itu.
Hamas secara rutin mengumumkan penangkapan tersangka kolaborator dengan Israel. Pada bulan April, Hamas mengatakan bahwa mereka telah menangkap sejumlah warga Palestina yang jadi mata-mata Israel selama gelombang protes di pagar perbatasan Gaza 2019.
(min)