Presiden Filipina: Sengketa Laut China Selatan Bisa Jadi Bencana Seluruh Dunia

Jum'at, 20 Januari 2023 - 10:43 WIB
loading...
Presiden Filipina: Sengketa Laut China Selatan Bisa Jadi Bencana Seluruh Dunia
Kapal perang Amerika Serikat USS Benfold (DDG 65) transit di dekat Kepulauan Spratly, Laut China Selatan. Foto/us navy
A A A
MANILA - Sengketa di Laut China Selatan dimulai sejak tahun 1970-an, sebagian besar berpusat di sekitar zona ekonomi eksklusif yang diklaim China.

Wilayah itu memiliki cadangan minyak dan gas alam yang signifikan, pulau-pulau kecil dan terumbu karang, dan daerah penangkapan ikan yang kaya.

Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr mengatakan pada Rabu bahwa sengketa teritorial di Laut China Selatan “membuatnya terjaga di malam hari”.

“Setiap konflik di wilayah tersebut akan menjadi bencana bagi dunia,” papar dia.



Berbicara di Forum Ekonomi Dunia (WEF), Marcos Jr merujuk pada perselisihan lama antara China dan negaranya, bersama dengan negara-negara lain di dalam dan sekitar Laut China Selatan, termasuk Vietnam, Malaysia, Taiwan, dan Brunei.

“(Perselisihan) membuat Anda terjaga di malam hari, membuat Anda terjaga di siang hari, membuat Anda terjaga sepanjang waktu… Ini sangat dinamis, terus berubah sehingga Anda harus memperhatikannya,” papar Marcos Jr seperti dikutip AP.



Menurut akun Marcos Jr, penyebab perselisihan itu jelas. “Kami tidak memiliki klaim yang bertentangan dengan China. Yang kami miliki adalah China membuat klaim di wilayah kami,” ujar dia.

Dia menambahkan, “Tidak ada yang mau berperang. Kami tidak. China tidak. Amerika Serikat tidak.”

Marcos Jr juga mengklaim ketegangan di kawasan tersebut telah mempengaruhi perdagangan di kawasan tersebut.

Filipina telah mengajukan ratusan pengaduan diplomatik dengan China selama bertahun-tahun, termasuk hampir 200 pengaduan pada tahun 2022.

Enam puluh lima pengaduan tersebut datang setelah Marcos Jr mulai menjabat pada bulan Juni.

Presiden China Xi Jinping dan Marcos Jr bertemu di Beijing awal bulan ini, tetapi Marcos Jr mengatakan dia tidak mencoba menyelesaikan masalah tersebut saat itu.

“Ketika saya berbicara dengan Presiden Xi, saya mengawali diskusi kami dengan mengatakan bahwa kita tidak akan memutuskan di sini hari ini masalah yang ada antara Filipina dan China dalam hal teritorial,” ungkap dia.

Dia memang mengangkat masalah penjaga pantai dan kapal penangkapan ikan China yang memasuki daerah sengketa.

Baik perang di Laut China Selatan antara Filipina dan China atau antara China dan Taiwan, yang menurut Marcos Jr akan menempatkan Filipina di “garis depan”, akan berdampak signifikan tidak hanya di kawasan tetapi juga dunia.

“Kami semua cukup terkejut, terutama kami di Filipina, berpikir bahwa (operasi khusus Rusia di Ukraina) akan memengaruhi pertanian di Filipina,” ujar Marcos.

Dia memperingatkan, “Jika situasi serupa akan muncul di wilayah tersebut, maka itu sebenarnya, menurut saya, akan menjadi bencana bagi seluruh dunia.”
(sya)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1940 seconds (0.1#10.140)