Sekjen NATO: Ukraina Perlu Peningkatan Dukungan yang Signifikan
loading...
A
A
A
DAVOS - Ukraina membutuhkan "peningkatan yang signifikan" dalam suplai senjata pada saat yang sangat penting dalam invasi Rusia dan dukungan semacam itu adalah satu-satunya cara untuk solusi damai yang dirundingkan. Hal itu diungkapkan Sekretaris Jenderal NATO , Jens Stoltenberg, Rabu (18/1/2023).
Para pemimpin pertahanan dari sekitar 50 negara dan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) akan mengadakan pembicaraan di Pangkalan Udara Ramstein Jerman pada Jumat (20/1/2023). Ini merupakan yang terbaru dalam serangkaian pertemuan sejak pasukan Rusia menyerbu Ukraina hampir 11 bulan lalu.
“Ini adalah momen penting dalam perang dan perlunya peningkatan dukungan yang signifikan untuk Ukraina,” kata Stoltenberg kepada Reuters dalam wawancara di sela-sela Forum Ekonomi Dunia di Davos, Swiss.
“Jika kita menginginkan solusi damai yang dinegosiasikan besok, kita perlu menyediakan lebih banyak senjata hari ini,” lanjutnya.
Fokus di Ramstein diharapkan bukan pada apa yang akan diberikan Amerika Serikat, tetapi pada apakah Jerman akan memberikannya. Stoltenberg tetap berhati-hati dalam hal ini.
Ia mengatakan bahwa konsultasi terus berlanjut, meskipun dia menyambut baik keputusan Inggris untuk mengirimkan tank Challenger ke Kiev. Pekan ini, Inggris meningkatkan tekanan pada Berlin dengan menjadi negara Barat pertama yang mengirim tank ke Ukraina.
Selain tank, Stoltenberg mengatakan Ukraina membutuhkan lebih banyak sistem pertahanan udara dan lapis baja, tetapi juga amunisi, suku cadang, dan kemampuan pemeliharaan untuk memastikan senjata yang ada terus berfungsi.
Dia mengatakan, situasi di sepanjang garis depan pertempuran telah stabil selama beberapa minggu terakhir. Tetapi, pertempuran sengit yang berlarut-larut di kota timur Bakhmut menunjukkan pentingnya menyediakan lebih banyak senjata untuk mendukung Ukraina.
Rusia telah berfokus pada Bakhmut dalam beberapa minggu terakhir, mengklaim minggu lalu telah merebut kota pertambangan Soledar di pinggiran utara kota.
“Presiden (Rusia) (Vladimir) Putin tidak menunjukkan tanda-tanda mempersiapkan perdamaian dan oleh karena itu dia harus menyadari bahwa dia tidak dapat menang di medan perang,” tambah Stoltenberg.
Para pemimpin pertahanan dari sekitar 50 negara dan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) akan mengadakan pembicaraan di Pangkalan Udara Ramstein Jerman pada Jumat (20/1/2023). Ini merupakan yang terbaru dalam serangkaian pertemuan sejak pasukan Rusia menyerbu Ukraina hampir 11 bulan lalu.
“Ini adalah momen penting dalam perang dan perlunya peningkatan dukungan yang signifikan untuk Ukraina,” kata Stoltenberg kepada Reuters dalam wawancara di sela-sela Forum Ekonomi Dunia di Davos, Swiss.
“Jika kita menginginkan solusi damai yang dinegosiasikan besok, kita perlu menyediakan lebih banyak senjata hari ini,” lanjutnya.
Fokus di Ramstein diharapkan bukan pada apa yang akan diberikan Amerika Serikat, tetapi pada apakah Jerman akan memberikannya. Stoltenberg tetap berhati-hati dalam hal ini.
Ia mengatakan bahwa konsultasi terus berlanjut, meskipun dia menyambut baik keputusan Inggris untuk mengirimkan tank Challenger ke Kiev. Pekan ini, Inggris meningkatkan tekanan pada Berlin dengan menjadi negara Barat pertama yang mengirim tank ke Ukraina.
Selain tank, Stoltenberg mengatakan Ukraina membutuhkan lebih banyak sistem pertahanan udara dan lapis baja, tetapi juga amunisi, suku cadang, dan kemampuan pemeliharaan untuk memastikan senjata yang ada terus berfungsi.
Dia mengatakan, situasi di sepanjang garis depan pertempuran telah stabil selama beberapa minggu terakhir. Tetapi, pertempuran sengit yang berlarut-larut di kota timur Bakhmut menunjukkan pentingnya menyediakan lebih banyak senjata untuk mendukung Ukraina.
Rusia telah berfokus pada Bakhmut dalam beberapa minggu terakhir, mengklaim minggu lalu telah merebut kota pertambangan Soledar di pinggiran utara kota.
“Presiden (Rusia) (Vladimir) Putin tidak menunjukkan tanda-tanda mempersiapkan perdamaian dan oleh karena itu dia harus menyadari bahwa dia tidak dapat menang di medan perang,” tambah Stoltenberg.
(esn)