Kelompok Bersenjata di Burkina Faso Culik 50 Wanita Desa
Selasa, 17 Januari 2023 - 05:30 WIB
SOUM - Kelompok bersenjata dilaporkan telah menculik sekitar 50 wanita di Provinsi Soum, Burkina Faso . Penculikan ini terjadi pada 12 dan 13 Januari, kata pemerintah.
Pria bersenjata menangkap para wanita saat mereka memetik buah liar di luar desa Liki, sekitar 15 kilometer dari kota Aribinda, dan di distrik lain di sebelah barat kota.
"Pencarian telah dimulai dengan tujuan untuk menemukan semua korban yang tidak bersalah ini dalam keadaan aman dan sehat," kata pernyataan pemerintah, seperti dikutip dari Al Jazeera, Senin (16/1/2023).
Menurut pejabat setempat, tentara dan pembantu sipilnya telah melakukan penyisiran yang gagal di daerah tersebut.
Salah satu negara termiskin di dunia, Burkina Faso telah berjuang untuk membendung aktivitas kekerasan oleh kelompok bersenjata yang terkait dengan al-Qaeda dan ISIL (ISIS) yang menyebar dari negara tetangga Mali pada tahun 2015, meskipun ada upaya militer internasional yang mahal untuk menahannya.
Ribuan warga sipil dan anggota pasukan keamanan tewas dan sekitar dua juta orang mengungsi, dan terpaksa tinggal di kamp-kamp darurat.
Juni lalu, Mahamadou Issoufou – mantan presiden Niger dan perwakilan Masyarakat Ekonomi Negara-Negara Afrika Barat (ECOWAS) – mengatakan pihak berwenang di ibu kota Ouagadougou hanya mengendalikan 60 persen negara.
Perwira militer yang tidak puas melakukan dua kudeta pada tahun 2022 untuk menunjukkan kemarahan atas kegagalan untuk menghentikan konflik, dengan masing-masing pemimpin militer berjanji untuk memprioritaskan keamanan.
Para diplomat Prancis mengatakan, Burkina Faso telah menggunakan layanan kelompok tentara bayaran swasta Rusia, Grup Wagner, sebagai bagian dari upaya untuk mengatasi konflik tersebut. Nana Akufo-Addo, presiden negara tetangga Ghana juga menuduh hal yang sama pada bulan Desember.
Pria bersenjata menangkap para wanita saat mereka memetik buah liar di luar desa Liki, sekitar 15 kilometer dari kota Aribinda, dan di distrik lain di sebelah barat kota.
"Pencarian telah dimulai dengan tujuan untuk menemukan semua korban yang tidak bersalah ini dalam keadaan aman dan sehat," kata pernyataan pemerintah, seperti dikutip dari Al Jazeera, Senin (16/1/2023).
Menurut pejabat setempat, tentara dan pembantu sipilnya telah melakukan penyisiran yang gagal di daerah tersebut.
Salah satu negara termiskin di dunia, Burkina Faso telah berjuang untuk membendung aktivitas kekerasan oleh kelompok bersenjata yang terkait dengan al-Qaeda dan ISIL (ISIS) yang menyebar dari negara tetangga Mali pada tahun 2015, meskipun ada upaya militer internasional yang mahal untuk menahannya.
Ribuan warga sipil dan anggota pasukan keamanan tewas dan sekitar dua juta orang mengungsi, dan terpaksa tinggal di kamp-kamp darurat.
Juni lalu, Mahamadou Issoufou – mantan presiden Niger dan perwakilan Masyarakat Ekonomi Negara-Negara Afrika Barat (ECOWAS) – mengatakan pihak berwenang di ibu kota Ouagadougou hanya mengendalikan 60 persen negara.
Perwira militer yang tidak puas melakukan dua kudeta pada tahun 2022 untuk menunjukkan kemarahan atas kegagalan untuk menghentikan konflik, dengan masing-masing pemimpin militer berjanji untuk memprioritaskan keamanan.
Para diplomat Prancis mengatakan, Burkina Faso telah menggunakan layanan kelompok tentara bayaran swasta Rusia, Grup Wagner, sebagai bagian dari upaya untuk mengatasi konflik tersebut. Nana Akufo-Addo, presiden negara tetangga Ghana juga menuduh hal yang sama pada bulan Desember.
(esn)
tulis komentar anda