Imbas Krisis Keuangan, Sri Lanka Pangkas Jumlah Tentara
Minggu, 15 Januari 2023 - 00:30 WIB
KOLOMBO - Sri Lanka yang bangkrut secara ekonomi, akan secara drastis memangkas jumlah personel militer nya, ungkap Kementerian Pertahanan Sri Lanka, Jumat (13/1/2023). Kebijakan ini diambil saat pemerintah berupaya merombak kondisi keuangan yang berantakan setelah krisis ekonomi yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Negara pulau itu masih belum pulih dari berbulan-bulan kekurangan makanan dan bahan bakar yang membuat kehidupan sehari-hari menjadi sengsara bagi 22 juta penduduknya.
Presiden Ranil Wickremesinghe telah menaikkan pajak dan memberlakukan pemotongan pengeluaran yang keras untuk memperlancar pengesahan bailout Dana Moneter Internasional yang diharapkan menyusul gagal bayar utang pemerintah.
Angkatan bersenjata Sri Lanka berikutnya berada di blok pemotongan, dengan kementerian pertahanan mengumumkan akan memensiunkan 65.000 tentara dari 200.000 tentaranya selama setahun.
Pemotongan tersebut merupakan bagian terbesar dari rencana untuk mengurangi pasukan darat Sri Lanka menjadi 100.000 pada akhir dekade ini.
“Tujuan keseluruhan dari cetak biru strategis adalah untuk membicarakan kekuatan pertahanan yang sehat secara teknis dan taktis dan seimbang,” kata sebuah pernyataan Kementerian Pertahanan, seperti dikutip dari AFP.
Angkatan bersenjata Sri Lanka tetap membengkak lebih dari satu dekade setelah berakhirnya perang saudara etnis yang traumatis di negara itu.
Hampir 400.000 orang bertugas di militer pada kekuatan puncaknya pada tahun 2009. Itu adalah masa di mana pasukan pemerintah menumpas gerakan separatis Macan Tamil selama serangan tanpa batas yang menyebabkan ribuan korban sipil.
Pertahanan menyumbang hampir 10 persen dari pengeluaran publik tahun lalu, dan menurut analis ahli, gaji personel pasukan keamanan merupakan setengah dari tagihan gaji pemerintah.
Negara pulau itu masih belum pulih dari berbulan-bulan kekurangan makanan dan bahan bakar yang membuat kehidupan sehari-hari menjadi sengsara bagi 22 juta penduduknya.
Presiden Ranil Wickremesinghe telah menaikkan pajak dan memberlakukan pemotongan pengeluaran yang keras untuk memperlancar pengesahan bailout Dana Moneter Internasional yang diharapkan menyusul gagal bayar utang pemerintah.
Angkatan bersenjata Sri Lanka berikutnya berada di blok pemotongan, dengan kementerian pertahanan mengumumkan akan memensiunkan 65.000 tentara dari 200.000 tentaranya selama setahun.
Pemotongan tersebut merupakan bagian terbesar dari rencana untuk mengurangi pasukan darat Sri Lanka menjadi 100.000 pada akhir dekade ini.
“Tujuan keseluruhan dari cetak biru strategis adalah untuk membicarakan kekuatan pertahanan yang sehat secara teknis dan taktis dan seimbang,” kata sebuah pernyataan Kementerian Pertahanan, seperti dikutip dari AFP.
Angkatan bersenjata Sri Lanka tetap membengkak lebih dari satu dekade setelah berakhirnya perang saudara etnis yang traumatis di negara itu.
Hampir 400.000 orang bertugas di militer pada kekuatan puncaknya pada tahun 2009. Itu adalah masa di mana pasukan pemerintah menumpas gerakan separatis Macan Tamil selama serangan tanpa batas yang menyebabkan ribuan korban sipil.
Pertahanan menyumbang hampir 10 persen dari pengeluaran publik tahun lalu, dan menurut analis ahli, gaji personel pasukan keamanan merupakan setengah dari tagihan gaji pemerintah.
(esn)
tulis komentar anda