Perang di Soledar Brutal, Giliran Ukraina Klaim Bantai Lebih dari 100 Tentara Rusia
Kamis, 12 Januari 2023 - 21:05 WIB
SOLEDAR - Militer Kiev mengeklaim serangan rudalnya telah membantai lebih dari 100 tentara Rusia dalam perang brual di Soledar, Donetsk, Ukraina timur.
Klaim itu muncul setelah sebelumnya kelompok tentara bayaran Rusia, Wagner Group, mengumumkan bahwa unit-unitnya telah membunuh lebih dari 500 tentara pro-Ukraina.
Wagner Group juga mengeklaim telah merebut seluruh wilayah Soledar, namun Kiev menepis klaim tersebut.
Militer Ukraina mengatakan orang-orang Rusia "pergi bersama ke neraka" saat rudal dan peluru menghujani mereka dalam serangan terkoordinasi.
"Lebih dari 100 tentara Rusia pergi bersama ke neraka di daerah Soledar. Ini terjadi berkat kerja terkoordinasi dari tentara SSO [Pasukan Operasi Khusus], penembak, dan peluncur roket," bunyi pernyataan militer Ukraina pada Kamis (12/1/2023), seperti dikutip AFP.
“Konsentrasi musuh di beberapa daerah diketahui oleh operator Pasukan Operasi Khusus. Artileri diarahkan ke musuh, dan kompleks misil taktis Tochka-U juga digunakan di salah satu area," lanjut militer Ukraina.
“Sebagai hasil dari beberapa serangan ini, penghancuran lebih dari 100 penjajah, 2 posisi senapan mesin, dan 2 mortir telah dikonfirmasi.”
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan pertempuran masih berkecamuk di Soledar setelah kelompok tentara bayaran Rusia Wagner Group sebelumnya mengatakan telah mengendalikannya.
Dalam pidato hariannya pada hari Rabu, Zelensky bersikeras bahwa front tersebut "bertahan". “Negara teroris dan para propagandisnya berusaha berpura-pura telah mencapai beberapa keberhasilan di Soledar," kata Zelensky. "Tetapi pertempuran terus berlanjut”.
Baik Moskow maupun Kiev mengatakan pertempuran itu berlangsung lama dan brutal. Jika Soledar jatuh ke tangan pasukan Moskow, itu akan menjadi perolehan teritorial signifikan pertama Rusia di Ukraina selama berbulan-bulan.
Kota pertambangan garam yang dilanda perang di wilayah Donetsk timur itu terletak sekitar 15 km dari Bakhmut, pusat perkotaan yang lebih besar yang coba direbut Rusia.
Kepala Wagner Group Yevgeny Prigozhin mengeklaim pada hari Rabu bahwa pasukannya telah mengambil alih seluruh wilayah Soledar dan "pertempuran kota" terjadi di pusat kota.
Kantor berita RIA Novosti menerbitkan sebuah foto yang katanya diambil di tambang garam Soledar yang memperlihatkan Prigozhin dengan para milisi bersenjata.
Militer Ukraina mengatakan foto-foto itu diambil di tempat lain. Kementerian Pertahanan Rusia mendesak kehati-hatian, mengatakan yang terbaik adalah menunggu "pengumuman resmi".
Menteri Pertahanan Amerika Serikat Lloyd Austin mengatakan kepada wartawan pada hari Rabu bahwa Amerika Serikat tidak dapat mengonfirmasi laporan bahwa Soledar telah jatuh ke tangan pasukan Rusia. "Itu benar-benar pertempuran yang cukup brutal," katanya.
Di jalan antara Bakhmut dan kota Sloviansk lebih jauh ke barat, seorang tentara Ukraina yang terluka menunggu untuk dievakuasi mengatakan pertempuran di Soledar adalah pertempuran terberat yang pernah dilihat brigadenya.
"Tapi tidak ada yang berencana untuk menyerahkan kota," kata pria berusia 27 tahun, yang menggunakan nom de guerre Bober, kepada AFP.
Zaporizhzhia, di barat daya Soledar, juga menjadi sasaran serangan baru Rusia yang merusak infrastruktur dan memicu kebakaran. Demikian disampaikan sekretaris dewan kota, Anatoliy Kourtev, pada Kamis pagi di Telegram.
“Akibat penembakan itu, rumah warga sipil kembali rusak. Menurut informasi awal, tidak ada yang terluka,” katanya.
Klaim itu muncul setelah sebelumnya kelompok tentara bayaran Rusia, Wagner Group, mengumumkan bahwa unit-unitnya telah membunuh lebih dari 500 tentara pro-Ukraina.
Wagner Group juga mengeklaim telah merebut seluruh wilayah Soledar, namun Kiev menepis klaim tersebut.
Militer Ukraina mengatakan orang-orang Rusia "pergi bersama ke neraka" saat rudal dan peluru menghujani mereka dalam serangan terkoordinasi.
"Lebih dari 100 tentara Rusia pergi bersama ke neraka di daerah Soledar. Ini terjadi berkat kerja terkoordinasi dari tentara SSO [Pasukan Operasi Khusus], penembak, dan peluncur roket," bunyi pernyataan militer Ukraina pada Kamis (12/1/2023), seperti dikutip AFP.
“Konsentrasi musuh di beberapa daerah diketahui oleh operator Pasukan Operasi Khusus. Artileri diarahkan ke musuh, dan kompleks misil taktis Tochka-U juga digunakan di salah satu area," lanjut militer Ukraina.
“Sebagai hasil dari beberapa serangan ini, penghancuran lebih dari 100 penjajah, 2 posisi senapan mesin, dan 2 mortir telah dikonfirmasi.”
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan pertempuran masih berkecamuk di Soledar setelah kelompok tentara bayaran Rusia Wagner Group sebelumnya mengatakan telah mengendalikannya.
Dalam pidato hariannya pada hari Rabu, Zelensky bersikeras bahwa front tersebut "bertahan". “Negara teroris dan para propagandisnya berusaha berpura-pura telah mencapai beberapa keberhasilan di Soledar," kata Zelensky. "Tetapi pertempuran terus berlanjut”.
Baik Moskow maupun Kiev mengatakan pertempuran itu berlangsung lama dan brutal. Jika Soledar jatuh ke tangan pasukan Moskow, itu akan menjadi perolehan teritorial signifikan pertama Rusia di Ukraina selama berbulan-bulan.
Kota pertambangan garam yang dilanda perang di wilayah Donetsk timur itu terletak sekitar 15 km dari Bakhmut, pusat perkotaan yang lebih besar yang coba direbut Rusia.
Kepala Wagner Group Yevgeny Prigozhin mengeklaim pada hari Rabu bahwa pasukannya telah mengambil alih seluruh wilayah Soledar dan "pertempuran kota" terjadi di pusat kota.
Kantor berita RIA Novosti menerbitkan sebuah foto yang katanya diambil di tambang garam Soledar yang memperlihatkan Prigozhin dengan para milisi bersenjata.
Militer Ukraina mengatakan foto-foto itu diambil di tempat lain. Kementerian Pertahanan Rusia mendesak kehati-hatian, mengatakan yang terbaik adalah menunggu "pengumuman resmi".
Menteri Pertahanan Amerika Serikat Lloyd Austin mengatakan kepada wartawan pada hari Rabu bahwa Amerika Serikat tidak dapat mengonfirmasi laporan bahwa Soledar telah jatuh ke tangan pasukan Rusia. "Itu benar-benar pertempuran yang cukup brutal," katanya.
Di jalan antara Bakhmut dan kota Sloviansk lebih jauh ke barat, seorang tentara Ukraina yang terluka menunggu untuk dievakuasi mengatakan pertempuran di Soledar adalah pertempuran terberat yang pernah dilihat brigadenya.
"Tapi tidak ada yang berencana untuk menyerahkan kota," kata pria berusia 27 tahun, yang menggunakan nom de guerre Bober, kepada AFP.
Zaporizhzhia, di barat daya Soledar, juga menjadi sasaran serangan baru Rusia yang merusak infrastruktur dan memicu kebakaran. Demikian disampaikan sekretaris dewan kota, Anatoliy Kourtev, pada Kamis pagi di Telegram.
“Akibat penembakan itu, rumah warga sipil kembali rusak. Menurut informasi awal, tidak ada yang terluka,” katanya.
(min)
tulis komentar anda