Perkuat Aliansi, Inggris dan Jepang Teken Pakta Pertahanan Skala Besar

Kamis, 12 Januari 2023 - 07:33 WIB
Anggota Brigade Pengerahan Cepat Amfibi Pasukan Bela Diri Jepang mengambil posisi sementara anggota Korps Marinir AS keluar dari MV-22 Osprey selama latihan pendaratan lintas udara bersama dengan Korps Marinir AS di Gotemba, sebelah barat Tokyo, Jepang, 1
LONDON - Perdana Menteri (PM) Inggris Rishi Sunak dan PM Jepang Fumio Kishida akan menandatangani perjanjian pertahanan besar pada Rabu (11/1/2023).

Kantor Sunak mengumumkan kabar itu di tengah kecamuk perang Rusia dan Ukraina.

Dengan fokus Inggris dan sekutu NATO-nya untuk menentang Rusia dan China, Jepang memperdalam kerja samanya dengan blok militer Barat.



“Perjanjian Akses Timbal Balik akan memungkinkan kedua negara mengerahkan pasukan di tanah masing-masing, dan untuk mengadakan latihan militer bersama yang lebih besar dan lebih kompleks," ungkap pernyataan Downing Street.



Meski Jepang telah menampung sekitar 50.000 tentara AS, penandatanganan pada Rabu akan menjadikan Inggris sebagai negara Eropa pertama yang memiliki kesepakatan akses timbal balik dengan Jepang.

Australia telah memiliki perjanjian dengan Jepang sejak 2007, meskipun pakta ini menjadi tidak mengikat ketika diperbarui pada Oktober.

Penandatanganan dilakukan sebulan setelah Jepang, Inggris, dan Italia mengumumkan mereka akan bekerja sama mengembangkan jet tempur generasi keenam, menggabungkan program jet nasional yang terpisah.

Perkembangan ini menandai langkah penting Jepang dari konstitusi pasca-Perang Dunia II, yang mengikat negara itu pada kebijakan luar negeri pasifis dan mengamanatkan militernya menjadi kekuatan pertahanan dan penjaga perdamaian yang ketat.

Namun, Jepang bergabung dengan Dialog Keamanan Segiempat yang diperbarui, aliansi militer longgar dengan Amerika Serikat (AS), India, dan Australia yang secara eksplisit ditujukan untuk melawan China di kawasan “Indo-Pasifik” pada tahun 2017.

Pada bulan Desember, Jepang mengumumkan penggandaan anggaran militernya, mengutip "ancaman rudal" dari China dan Korea Utara.

Tokyo juga bergabung dengan Barat dalam memberikan sanksi kepada Rusia atas konflik di Ukraina, dan berencana menempatkan rudal supersonik di dekat pulau timur laut Rusia.

Moskow menganggap rencana ini menimbulkan “tantangan serius” bagi keamanannya.

Sunak dan Kishida akan membahas Ukraina dan China pada Rabu, dengan kantor perdana menteri Inggris menyatakan mereka akan berbicara tentang "kebutuhan untuk mempertahankan dukungan kolektif kami" untuk Kiev dan memperkuat militernya.
(sya)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More