Macron Dukung Ukraina, Putin Didorong Serang Prancis
Selasa, 10 Januari 2023 - 23:01 WIB
MOSKOW - Sejumlah propagandis Rusia mendorong serangan ke Prancis atas dukungan Presiden Emmanuel Macron terhadap Ukraina dalam perangnya dengan Rusia. Itu terungkap dari sebuah video yang diposting oleh penasihat menteri dalam negeri Ukraina, Anton Gerashchenko.
Video dari stasiun televisi pemerintah Rusia dimulai dengan memikirkan serangan balik saat Rusia "duduk dan menunggu". Vladimir Solovyov, seorang propagandis terkenal dan sekutu Presiden Rusia Vladimir Putin, kemudian menyela, menyerukan serangan pendahuluan daripada serangan balasan.
"Macron memasok tank-tank itu dan kami memberi mereka serangan pendahuluan terhadap Prancis sebagai pihak dalam konflik," kata Solovyov seperti dilansir dari Newsweek, Selasa (10/1/2023).
Andrey Gurulyov, seorang pensiunan komandan militer Rusia dan saat ini menjabat sebagai anggota Duma Rusia, kemudian mengatakan jika Prancis mulai menyakiti secara terbuka, tidak takut apa pun, maka itu adalah pihak yang diakui dalam konflik tersebut.
"Seharusnya Prancis tidak ada," kata Gurulyov. "Dulu ada Prancis dan sekarang tidak ada Prancis. Adakah yang akan kecewa tentang itu?" tanyanya.
Dia juga mengklaim bahwa Rusia memiliki cukup amunisi untuk menghancurkan Prancis atau Inggris.
Gerashchenko memposting video lain pada hari Senin yang berkaitan dengan Macron, di mana pemimpin Prancis itu mengatakan dalam sebuah wawancara bahwa Putin mengatakan kepadanya bahwa Ukraina adalah ancaman sebenarnya.
"Ketika Anda bertemu (Putin), dia tidak menyenangkan," kata Macron.
Video dari stasiun televisi pemerintah Rusia dimulai dengan memikirkan serangan balik saat Rusia "duduk dan menunggu". Vladimir Solovyov, seorang propagandis terkenal dan sekutu Presiden Rusia Vladimir Putin, kemudian menyela, menyerukan serangan pendahuluan daripada serangan balasan.
"Macron memasok tank-tank itu dan kami memberi mereka serangan pendahuluan terhadap Prancis sebagai pihak dalam konflik," kata Solovyov seperti dilansir dari Newsweek, Selasa (10/1/2023).
Andrey Gurulyov, seorang pensiunan komandan militer Rusia dan saat ini menjabat sebagai anggota Duma Rusia, kemudian mengatakan jika Prancis mulai menyakiti secara terbuka, tidak takut apa pun, maka itu adalah pihak yang diakui dalam konflik tersebut.
"Seharusnya Prancis tidak ada," kata Gurulyov. "Dulu ada Prancis dan sekarang tidak ada Prancis. Adakah yang akan kecewa tentang itu?" tanyanya.
Dia juga mengklaim bahwa Rusia memiliki cukup amunisi untuk menghancurkan Prancis atau Inggris.
Baca Juga
Gerashchenko memposting video lain pada hari Senin yang berkaitan dengan Macron, di mana pemimpin Prancis itu mengatakan dalam sebuah wawancara bahwa Putin mengatakan kepadanya bahwa Ukraina adalah ancaman sebenarnya.
"Ketika Anda bertemu (Putin), dia tidak menyenangkan," kata Macron.
Lihat Juga :
tulis komentar anda