Perang dengan Rusia, Ukraina Akui Jalankan Misi NATO

Sabtu, 07 Januari 2023 - 07:25 WIB
Ukraina akui perangnya dengan Rusia saat ini untuk jalankan misi NATO. Sebagai imbalannya, Kiev berharap pasokan senjata NATO. Foto/REUTERS/Valentyn Ogirenko
KIEV - Ukraina mengakui perangnya dengan Rusia saat ini untuk menjalankan misi NATO tanpa menumpahkan darah rakyat negara-negara aliansi tersebut.

Sebagai imbalannya, Kiev berharap Barat terus menyedikan senjata dan amunisi untuk Ukraina.

Hal itu disampaikan Menteri Pertahanan Ukraina Oleksii Reznikov dalam sebuah wawancara dengan jaringan 1+1 saluran TSN.



Reznikov menunjukkan bahwa pada KTT Madrid musim panas lalu, NATO menyatakan Rusia sebagai ancaman terbesar bagi blok pimpinan Amerika Serikat (AS) tersebut.

“Hari ini, Ukraina menangani ancaman itu. Kami menjalankan misi NATO hari ini, tanpa menumpahkan darah mereka. Kami menumpahkan darah kami, jadi kami berharap mereka menyediakan senjata,” katanya, yang dikutip Russia Today, Sabtu (7/1/2023).



Reznikov juga mengeklaim bahwa rekan-rekan NATO-nya telah memberitahunya, baik dalam percakapan maupun melalui pesan teks, bahwa Ukraina adalah "perisai peradaban" dan membela seluruh dunia yang beradab, dan seluruh Barat.

Para pejabat Ukraina, dari Presiden Vladimir Zelensky ke bawah, secara rutin meminta bantuan senjata dari Barat seperti tank, misil, artileri, hingga amunisi.

Menteri Pertahanan Rusia Sergey Shoigu mengatakan kepada Staf Umum Angkatan Bersenjata pada bulan Desember bahwa Moskow secara de facto melawan kolektif Barat. Menurut perkiraannya, pemerintah di Kiev telah menerima senjata, amunisi, dan perlengkapan lain senilai hampir USD100 miliar pada tahun 2022 saja.

Reznikov telah memimpin upaya itu, mengatakan kepada Politico pada bulan Oktober bahwa dia telah mengetahui proses politik Pentagon. Tujuannya, katanya, adalah untuk terus meningkatkan standar sampai Ukraina menerima tank tempur utama.

Sementara ambang tertentu itu belum dilampaui, pada hari Jumat Washington mengumumkan pengiriman 50 kendaraan tempur infanteri Bradley, lapis baja paling modern yang dikirim ke Kiev sejauh ini, sebagai bagian dari paket senjata senilai USD3 miliar. Awal pekan ini, Prancis menjanjikan sejumlah tank ringan beroda.

Baca Juga: Rusia Jadi Perang dengan AS dan NATO? Ini Jawaban Moskow

Pengiriman itu dimaksudkan untuk menggantikan kerugian Ukraina di medan perang. Bulan lalu, jenderal top Kiev Valerii Zaluzhnyi mengatakan kepada The Economist bahwa dia membutuhkan 300 tank lagi, 700 kendaraan tempur infanteri, dan 500 howitzer untuk melakukan operasi ofensif.

Angka itu melebihi jumlah kendaraan tempur serupa di inventaris Inggris atau pun Jerman.

Moskow bersikeras bahwa pengiriman senjata Barat hanya memperpanjang konflik, dan telah berulang kali memperingatkan para pendukung Ukraina bahwa ini dapat mengakibatkan konfrontasi militer habis-habisan antara Rusia dan NATO.
(min)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More