Abaikan Ancaman Hamas, Menteri Israel Sambangi Masjid Al-Aqsa
Selasa, 03 Januari 2023 - 18:00 WIB
Kementerian Luar Negeri Otoritas Palestina, yang dijalankan oleh kelompok saingan Hamas Fatah, dalam sebuah pernyataan mengatakan bahwa Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu bertanggung jawab atas penyerbuan al-Aqsa oleh Ben-Gvir dan konsekuensinya.
"Palestina mengutuk keras penyerbuan oleh menteri ekstremis Ben-Gvir ke Masjid al-Aqsa yang diberkati dan menganggapnya sebagai provokasi yang belum pernah terjadi sebelumnya dan ancaman serius terhadap stabilitas regional," kata kemeterian itu dalam pernyataannya.
Pada hari Senin, Yair Lapid, yang pekan lalu digantikan oleh Netanyahu sebagai perdana menteri, mengecam kunjungan yang direncanakan itu, menyebutnya sebagai "provokasi yang disengaja" yang akan mengakibatkan orang meninggal.
Lapid mendesak Netanyahu untuk menahan menteri keamanan nasionalnya yang baru.
Laporan awal di media Ibrani menunjukkan bahwa Netanyahu dan Ben-Gvir telah sepakat untuk menunda kunjungan tersebut. Namun, partai Likud Netanyahu membantah bahwa permintaan semacam itu telah dibuat.
Juru bicara Hamas Abd al-Latif al-Qanua mengatakan pada hari Senin bahwa rencana kunjungan tersebut adalah contoh lain dari arogansi pemerintah pemukim dan rencana masa depan mereka untuk merusak serta membagi Masjid al-Aqsa.
"Perlawanan Palestina tidak akan membiarkan pemerintah pendudukan neo-fasis melewati garis merah dan melanggar batas rakyat dan kesucian kita," tegas al-Qanua.
Pemerintah keenam Netanyahu, pemerintahan paling kanan dalam sejarah Israel, mengatakan bahwa panduan utama kebijakannya adalah bahwa orang-orang Yahudi memiliki hak eksklusif dan tak terbantahkan atas semua wilayah Tanah Israel, mengacu pada konsep "Greater Israel" yang mencakup Tepi Barat yang diduduki, Yerusalem Timur, dan tanah asing lainnya.
Ini bukan pertama kalinya Ben-Gvir menyerbu al-Aqsa. Pada Mei tahun lalu, ditemani oleh istri dan putranya, Ben-Gvir memposting gambar yang menyerukan penghancuran situs tersebut untuk mendirikan sinagog di gunung.
"Palestina mengutuk keras penyerbuan oleh menteri ekstremis Ben-Gvir ke Masjid al-Aqsa yang diberkati dan menganggapnya sebagai provokasi yang belum pernah terjadi sebelumnya dan ancaman serius terhadap stabilitas regional," kata kemeterian itu dalam pernyataannya.
Pada hari Senin, Yair Lapid, yang pekan lalu digantikan oleh Netanyahu sebagai perdana menteri, mengecam kunjungan yang direncanakan itu, menyebutnya sebagai "provokasi yang disengaja" yang akan mengakibatkan orang meninggal.
Lapid mendesak Netanyahu untuk menahan menteri keamanan nasionalnya yang baru.
Laporan awal di media Ibrani menunjukkan bahwa Netanyahu dan Ben-Gvir telah sepakat untuk menunda kunjungan tersebut. Namun, partai Likud Netanyahu membantah bahwa permintaan semacam itu telah dibuat.
Juru bicara Hamas Abd al-Latif al-Qanua mengatakan pada hari Senin bahwa rencana kunjungan tersebut adalah contoh lain dari arogansi pemerintah pemukim dan rencana masa depan mereka untuk merusak serta membagi Masjid al-Aqsa.
"Perlawanan Palestina tidak akan membiarkan pemerintah pendudukan neo-fasis melewati garis merah dan melanggar batas rakyat dan kesucian kita," tegas al-Qanua.
Pemerintah keenam Netanyahu, pemerintahan paling kanan dalam sejarah Israel, mengatakan bahwa panduan utama kebijakannya adalah bahwa orang-orang Yahudi memiliki hak eksklusif dan tak terbantahkan atas semua wilayah Tanah Israel, mengacu pada konsep "Greater Israel" yang mencakup Tepi Barat yang diduduki, Yerusalem Timur, dan tanah asing lainnya.
Ini bukan pertama kalinya Ben-Gvir menyerbu al-Aqsa. Pada Mei tahun lalu, ditemani oleh istri dan putranya, Ben-Gvir memposting gambar yang menyerukan penghancuran situs tersebut untuk mendirikan sinagog di gunung.
tulis komentar anda