Menhan Ukraina Sebut Putin Bakal Kembali Lakukan Mobilisasi dan Menutup Perbatasan
Minggu, 01 Januari 2023 - 08:28 WIB
KIEV - Menteri Pertahanan Ukraina Oleksii Reznikov memperingatkan warga Rusia dalam pidato video pada 30 Desember bahwa kepemimpinan Rusia sedang mempersiapkan gelombang baru mobilisasi dan berrencana untuk menutup perbatasan dalam waktu seminggu.
"Saya tahu pasti bahwa Anda memiliki waktu sekitar satu minggu sebelum Anda masih punya pilihan," kata Reznikov, berbicara dalam bahasa Rusia.
"Pada awal Januari, otoritas Rusia akan menutup perbatasan untuk laki-laki, mengumumkan darurat militer, dan memulai gelombang mobilisasi lainnya. Perbatasan juga akan ditutup di Belarusia," sambungnya seperti dikutip dari Kyiv Independent, Minggu (1/1/2023).
Sebelumnya pada 30 Desember, kepala Direktorat Intelijen Ukraina, Kyrylo Budanov, mengatakan dalam sebuah wawancara dengan BBC bahwa Rusia sedang merencanakan gelombang mobilisasi baru mulai 5 Januari karena kekurangan tenaga kerja.
Menurut angka terbaru dari Staf Umum Angkatan Bersenjata Ukraina, Rusia telah kehilangan lebih dari 100.000 tentara dalam perangnya melawan Ukraina. Menderita kekalahan di medan perang, Rusia juga harus bergantung pada Grup Wagner tentara bayaran swasta yang didukung Kremlin untuk memperkuat pasukannya, yang diketahui merekrut dari penjara Rusia untuk mengisi barisan pasukannya.
Reznikov juga menegaskan bahwa gelombang wajib militer terbaru ini mengkhawatirkan penduduk kota-kota besar Rusia. Moskow dan Saint Petersburg sebagian besar terlindung dari upaya mobilisasi Kremlin, sementara etnis minoritas di wilayah Rusia lainnya diketahui dipanggil secara tidak proporsional.
Presiden Rusia Vladimir Putin pada 21 September mendeklarasikan "mobilisasi parsial", yang bertujuan untuk menarik hampir 300.000 tentara baru ke dalam tentara Rusia.
"Saya tahu pasti bahwa Anda memiliki waktu sekitar satu minggu sebelum Anda masih punya pilihan," kata Reznikov, berbicara dalam bahasa Rusia.
"Pada awal Januari, otoritas Rusia akan menutup perbatasan untuk laki-laki, mengumumkan darurat militer, dan memulai gelombang mobilisasi lainnya. Perbatasan juga akan ditutup di Belarusia," sambungnya seperti dikutip dari Kyiv Independent, Minggu (1/1/2023).
Sebelumnya pada 30 Desember, kepala Direktorat Intelijen Ukraina, Kyrylo Budanov, mengatakan dalam sebuah wawancara dengan BBC bahwa Rusia sedang merencanakan gelombang mobilisasi baru mulai 5 Januari karena kekurangan tenaga kerja.
Menurut angka terbaru dari Staf Umum Angkatan Bersenjata Ukraina, Rusia telah kehilangan lebih dari 100.000 tentara dalam perangnya melawan Ukraina. Menderita kekalahan di medan perang, Rusia juga harus bergantung pada Grup Wagner tentara bayaran swasta yang didukung Kremlin untuk memperkuat pasukannya, yang diketahui merekrut dari penjara Rusia untuk mengisi barisan pasukannya.
Reznikov juga menegaskan bahwa gelombang wajib militer terbaru ini mengkhawatirkan penduduk kota-kota besar Rusia. Moskow dan Saint Petersburg sebagian besar terlindung dari upaya mobilisasi Kremlin, sementara etnis minoritas di wilayah Rusia lainnya diketahui dipanggil secara tidak proporsional.
Presiden Rusia Vladimir Putin pada 21 September mendeklarasikan "mobilisasi parsial", yang bertujuan untuk menarik hampir 300.000 tentara baru ke dalam tentara Rusia.
Lihat Juga :
tulis komentar anda