Warga Bosnia Kenang 25 Tahun Pembantaian Srebrenica
Minggu, 12 Juli 2020 - 06:06 WIB
SREBRENICA - Warga Bosnia mengenang pembantaian terhadap sekitar 8.000 pria dewasa dan anak-anak Muslim di Srebrenica. Acara itu menandai 25 tahun pembantaian yang mengagetkan dunia dan menjadi pembunuhan paling brutal di Eropa sejak genosida Perang Dunia II.
Para keluarga berdiri di depan sembilan peti jenazah, yakni korban yang baru diidentifikasi dan akan dikuburkan di pemakaman dekat kota. Pemakaman di sana dipenuhi pusara putih yang menandai kuburan bagi 6.643 korban lainnya.
Sebanyak 1.000 korban pembantaian di kota bagian timur saat perang Bosnis 1992-1995 masih hilang.
Para pemimpin dunia turut mengikuti upacara peringatan itu melalui link video. Mereka tak dapat hadir langsung karena wabah virus corona.
Acara yang biasa dihadiri puluhan ribu orang itu kini hanya diikuti beberapa ribu yang datang setelah penyelenggara melarang kunjungan massal.
Selama perang Bosnia, pasukan Serbia Bosnia mengusir warga non-Serbia keluar dari wilayah yang mereka inginkan menjadi negara Serbia. Warga Muslim itu pun berlindung di beberapa kota bagian timur, termasuk Srebrenica yang disebut Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sebagai zona aman.
Pada 11 Juli 1995, pasukan Serbia yang dipimpin Jenderal Ratko Mladic menyerang dan membumihanguskan Srebrenica yang saat itu dilindungi tentara penjaga perdamaian asal Belanda dalam jumlah sedikit.
Pasukan Ratko Mladic memisahkan wanita dan anak dari pria dan membawa mereka ke bus menuju wilayah yang dikontrol tentara Serbia Bosnia. Pria dan anak laki-laki dibunuh, mereka yang mencoba lari ke hutan ditangkap dan dieksekusi.
Jasad mereka dimasukkan dalam kuburan massal dan kemudian digali oleh investigator PBB dan menjadi bukti dalam pengadilan kejahatan perang terhadap para pemimpin Serbia Bosnia. (Lihat Infografis: Amerika Ketar-Ketir, Turki Mampu Menguji S-400 pada F-22 dan F-35)
“Kami berduka bersama keluarga yang tidak lelah mencari keadilan untuk 8.000 nyawa orang tak berdosa yang hilang, bertahun-tahun kemudian,” ungkap Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo. (Lihat Video: Hari Kependudukan Dunia 2020 , Pandemi COVID-19 Mengancam Bonus Demografi)
Para keluarga berdiri di depan sembilan peti jenazah, yakni korban yang baru diidentifikasi dan akan dikuburkan di pemakaman dekat kota. Pemakaman di sana dipenuhi pusara putih yang menandai kuburan bagi 6.643 korban lainnya.
Sebanyak 1.000 korban pembantaian di kota bagian timur saat perang Bosnis 1992-1995 masih hilang.
Para pemimpin dunia turut mengikuti upacara peringatan itu melalui link video. Mereka tak dapat hadir langsung karena wabah virus corona.
Acara yang biasa dihadiri puluhan ribu orang itu kini hanya diikuti beberapa ribu yang datang setelah penyelenggara melarang kunjungan massal.
Selama perang Bosnia, pasukan Serbia Bosnia mengusir warga non-Serbia keluar dari wilayah yang mereka inginkan menjadi negara Serbia. Warga Muslim itu pun berlindung di beberapa kota bagian timur, termasuk Srebrenica yang disebut Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sebagai zona aman.
Pada 11 Juli 1995, pasukan Serbia yang dipimpin Jenderal Ratko Mladic menyerang dan membumihanguskan Srebrenica yang saat itu dilindungi tentara penjaga perdamaian asal Belanda dalam jumlah sedikit.
Pasukan Ratko Mladic memisahkan wanita dan anak dari pria dan membawa mereka ke bus menuju wilayah yang dikontrol tentara Serbia Bosnia. Pria dan anak laki-laki dibunuh, mereka yang mencoba lari ke hutan ditangkap dan dieksekusi.
Jasad mereka dimasukkan dalam kuburan massal dan kemudian digali oleh investigator PBB dan menjadi bukti dalam pengadilan kejahatan perang terhadap para pemimpin Serbia Bosnia. (Lihat Infografis: Amerika Ketar-Ketir, Turki Mampu Menguji S-400 pada F-22 dan F-35)
“Kami berduka bersama keluarga yang tidak lelah mencari keadilan untuk 8.000 nyawa orang tak berdosa yang hilang, bertahun-tahun kemudian,” ungkap Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo. (Lihat Video: Hari Kependudukan Dunia 2020 , Pandemi COVID-19 Mengancam Bonus Demografi)
(sya)
tulis komentar anda