Rusia Ejek 'Bendera Baru' Ukraina sebagai Status Kiev Bawahan AS
Jum'at, 23 Desember 2022 - 09:30 WIB
MOSKOW - Utusan Ukraina untuk PBB Sergey Kislitsa pada Rabu, men-tweet gambar bendera Amerika Serikat (AS) dengan bintang dan garis yang ditampilkan dalam warna kuning dan biru negaranya.
Meskipun dianggap sebagai upaya mengekspresikan solidaritas AS-Ukraina, juru bicara Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Rusia Maria Zakharova menggambarkannya sebagai cerminan status bawahan Kiev dalam hubungan tersebut.
Kislitsa mentweet gambar ketika Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengunjungi Washington pada Rabu.
Pemimpin Ukraina bertemu dengan Presiden AS Joe Biden dan menyampaikan pidato di hadapan anggota parlemen AS, memohon lebih banyak dukungan dalam konflik Kiev melawan Moskow.
"Mereka akan berdiri bersama selama diperlukan," tulis tweet itu.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova bereaksi dengan menyebutnya "bendera baru Ukraina".
“Hal yang telah kami bicarakan selama bertahun-tahun, dan tidak ada yang mempercayai kami, telah terjadi. Ucapan selamatku!" papar dia.
Moskow percaya pemerintah yang berkuasa setelah kudeta bersenjata tahun 2014 di Kiev, serta penerusnya, telah tunduk pada tujuan Washington hingga bertindak bertentangan dengan kepentingan nasional mereka sendiri.
Meskipun dianggap sebagai upaya mengekspresikan solidaritas AS-Ukraina, juru bicara Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Rusia Maria Zakharova menggambarkannya sebagai cerminan status bawahan Kiev dalam hubungan tersebut.
Kislitsa mentweet gambar ketika Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengunjungi Washington pada Rabu.
Pemimpin Ukraina bertemu dengan Presiden AS Joe Biden dan menyampaikan pidato di hadapan anggota parlemen AS, memohon lebih banyak dukungan dalam konflik Kiev melawan Moskow.
"Mereka akan berdiri bersama selama diperlukan," tulis tweet itu.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova bereaksi dengan menyebutnya "bendera baru Ukraina".
“Hal yang telah kami bicarakan selama bertahun-tahun, dan tidak ada yang mempercayai kami, telah terjadi. Ucapan selamatku!" papar dia.
Moskow percaya pemerintah yang berkuasa setelah kudeta bersenjata tahun 2014 di Kiev, serta penerusnya, telah tunduk pada tujuan Washington hingga bertindak bertentangan dengan kepentingan nasional mereka sendiri.
Lihat Juga :
tulis komentar anda