Klaim Luncurkan Satelit Mata-mata, Korut Rilis Foto Ibu Kota Korsel
Selasa, 20 Desember 2022 - 19:44 WIB
SEOUL - Korea Utara (Korut) telah melakukan uji fase akhir yang penting dalam pengembangan satelit pengintaian militer, yang rencananya akan diselesikan oleh negara tersebut pada April 2023. Demikian laporan media pemerintah Korut, KCNA.
KCNA melaporkan pada hari Senin Administrasi Pengembangan Dirgantara Nasional Korut melakukan tes pada hari Minggu di stasiun peluncuran satelit Sohae di Cholsan, di Provinsi Pyongan Utara.
Menurut KCNA sebuah roket yang membawa apa yang digambarkan sebagai satelit uji coba - termasuk beberapa kamera, pemancar dan penerima gambar, perangkat kontrol, dan baterai penyimpanan - diluncurkan pada "sudut tinggi" ke ketinggian 500 km.
KCNA melaporkan tes tersebut dirancang untuk meninjau kemampuan pencitraan satelit, transmisi data, dan sistem kontrol darat.
“Kami mengkonfirmasi indikator teknis penting seperti teknologi pengoperasian kamera di lingkungan luar angkasa, pemrosesan data dan kemampuan transmisi perangkat komunikasi, akurasi pelacakan dan kontrol sistem kontrol darat,” kata juru bicara kedirgantaraan Korea Utara yang tidak disebutkan namanya dalam laporan KCNA seperti dikutip dari Al Jazeera, Selasa (20/12/2022).
KCNA melaporkan Korut berencana menyelesaikan persiapan untuk satelit pengintaian militer pertama pada April 2023.
Kantor berita Korea Selatan (Korsel) Yonhap melaporkan pada hari Senin bahwa KCNA juga merilis citra satelit dari ibu kota Korea Selatan Seoul dan kota Incheon yang berdekatan yang diduga diambil dari satelit uji coba.
Pada hari Minggu, Korut dilaporkan menembakkan dua rudal balistik jarak menengah, yang terbang sekitar 500 km sebelum jatuh ke laut lepas pantai timur negara itu.
Sedangkan pada hari Jumat, Pyongyang mengumumkan bahwa mereka telah menguji mesin bahan bakar padat berdaya dorong tinggi yang menurut para ahli akan memfasilitasi peluncuran persenjataan rudal balistiknya yang lebih cepat dan lebih mobile.
Dalam pertemuan darurat pada hari Minggu, pejabat tinggi keamanan Korsel menyesalkan apa yang mereka gambarkan sebagai provokasi berkelanjutan Korut yang mereka katakan terjadi meskipun penderitaan warganya merintih kelaparan dan kedinginan karena kekurangan makanan yang serius.
Menurut kantor kepresidenan Korsel, Seoul akan merespons dengan meningkatkan kerja sama keamanan trilateral dengan Amerika Serikat dan Jepang.
Pemimpin Korut Kim Jong-un telah berjanji untuk mengembangkan persenjataan berteknologi tinggi – termasuk satelit mata-mata dan senjata nuklir taktis – sebagai sarana untuk mencegah dan memberikan informasi real-time tentang aksi militer oleh AS dan sekutu regional Korsel dan Jepang, yang dia klaim mengancam negaranya.
Pyongyang telah menguji coba rudal balistik dalam jumlah yang belum pernah terjadi sebelumnya tahun ini, termasuk rudal balistik antarbenua (ICBM) Hwasong-17 – yang disebut ‘rudal monster’ – yang bertentangan dengan sanksi internasional.
KCNA melaporkan pada hari Senin Administrasi Pengembangan Dirgantara Nasional Korut melakukan tes pada hari Minggu di stasiun peluncuran satelit Sohae di Cholsan, di Provinsi Pyongan Utara.
Menurut KCNA sebuah roket yang membawa apa yang digambarkan sebagai satelit uji coba - termasuk beberapa kamera, pemancar dan penerima gambar, perangkat kontrol, dan baterai penyimpanan - diluncurkan pada "sudut tinggi" ke ketinggian 500 km.
KCNA melaporkan tes tersebut dirancang untuk meninjau kemampuan pencitraan satelit, transmisi data, dan sistem kontrol darat.
“Kami mengkonfirmasi indikator teknis penting seperti teknologi pengoperasian kamera di lingkungan luar angkasa, pemrosesan data dan kemampuan transmisi perangkat komunikasi, akurasi pelacakan dan kontrol sistem kontrol darat,” kata juru bicara kedirgantaraan Korea Utara yang tidak disebutkan namanya dalam laporan KCNA seperti dikutip dari Al Jazeera, Selasa (20/12/2022).
KCNA melaporkan Korut berencana menyelesaikan persiapan untuk satelit pengintaian militer pertama pada April 2023.
Kantor berita Korea Selatan (Korsel) Yonhap melaporkan pada hari Senin bahwa KCNA juga merilis citra satelit dari ibu kota Korea Selatan Seoul dan kota Incheon yang berdekatan yang diduga diambil dari satelit uji coba.
Pada hari Minggu, Korut dilaporkan menembakkan dua rudal balistik jarak menengah, yang terbang sekitar 500 km sebelum jatuh ke laut lepas pantai timur negara itu.
Sedangkan pada hari Jumat, Pyongyang mengumumkan bahwa mereka telah menguji mesin bahan bakar padat berdaya dorong tinggi yang menurut para ahli akan memfasilitasi peluncuran persenjataan rudal balistiknya yang lebih cepat dan lebih mobile.
Dalam pertemuan darurat pada hari Minggu, pejabat tinggi keamanan Korsel menyesalkan apa yang mereka gambarkan sebagai provokasi berkelanjutan Korut yang mereka katakan terjadi meskipun penderitaan warganya merintih kelaparan dan kedinginan karena kekurangan makanan yang serius.
Menurut kantor kepresidenan Korsel, Seoul akan merespons dengan meningkatkan kerja sama keamanan trilateral dengan Amerika Serikat dan Jepang.
Pemimpin Korut Kim Jong-un telah berjanji untuk mengembangkan persenjataan berteknologi tinggi – termasuk satelit mata-mata dan senjata nuklir taktis – sebagai sarana untuk mencegah dan memberikan informasi real-time tentang aksi militer oleh AS dan sekutu regional Korsel dan Jepang, yang dia klaim mengancam negaranya.
Pyongyang telah menguji coba rudal balistik dalam jumlah yang belum pernah terjadi sebelumnya tahun ini, termasuk rudal balistik antarbenua (ICBM) Hwasong-17 – yang disebut ‘rudal monster’ – yang bertentangan dengan sanksi internasional.
(ian)
tulis komentar anda