PBB Keluarkan Iran dari Badan Hak-hak Perempuan
Kamis, 15 Desember 2022 - 04:18 WIB
NEW YORK - Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memilih untuk mengeluarkan Iran dari badan hak-hak perempuan. Hal itu tidak terlepas dari aksi brutal Iran terhadap protes yang dipimpin perempuan.
Menyusul kampanye yang dipimpin oleh Amerika Serikat (AS), 29 anggota Dewan Ekonomi dan Sosial PBB (ECOSOC) memilih untuk mengeluarkan republik Islam itu dari Komisi PBB tentang Status Perempuan (UNCSW) untuk sisa masa jabatan 2022-2026.
Delapan negara memberikan suara menentang dan 16 abstain. Diperlukan mayoritas sederhana untuk mengadopsi langkah tersebut, yang telah diusulkan oleh Amerika Serikat.
Resolusi tersebut mengatakan bahwa Iran mencabut keanggotaan komisi tersebut dengan segera.
"Kepemimpinan Iran terus melemahkan dan semakin menindas hak asasi perempuan dan anak perempuan, termasuk hak atas kebebasan berekspresi dan berpendapat, seringkali dengan penggunaan kekuatan yang berlebihan," bunyi resolusi tersebut seperti dikutip dari France 24, Kamis (15/12/2022).
Resolusi itu menambahkan bahwa pemerintah Iran melakukannya dengan menjalankan kebijakan yang secara terang-terangan bertentangan dengan hak asasi perempuan dan anak perempuan dan mandat komisi serta melalui penggunaan kekuatan mematikan yang mengakibatkan kematian para pengunjuk rasa damai, termasuk perempuan dan anak perempuan.
Komisi tersebut adalah badan antar pemerintah global utama yang didedikasikan khusus untuk mempromosikan kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan.
Pada awal November, Wakil Presiden Kamala Harris mengatakan AS akan bekerja sama dengan negara lain untuk mengeluarkan Iran dari komisi tersebut.
Mantan Menteri Luar Negeri AS Hillary Clinton juga mengkampanyekan hal yang sama.
Para penentang, termasuk Rusia dan China, mencatat bahwa Iran telah terpilih menjadi anggota badan itu dan mengeluarkannya akan menjadi preseden yang berbahaya.
Negara-negara di komisi perempuan dipilih oleh Dewan Ekonomi dan Sosial PBB, yang anggotanya dipilih oleh Majelis Umum.
Iran telah dicengkeram oleh demonstrasi sejak kematian Masha Amini di dalam tahanan pada 16 September. Perempuan muda Kurdi Iran itu meninggal setelah ditangkap karena diduga melanggar aturan berpakaian untuk wanita yang ketat di negara itu.
Pihak berwenang sejak itu telah melakukan ribuan penangkapan dalam tindakan keras terhadap apa yang mereka anggap sebagai kerusuhan.
Pengadilan Iran mengatakan telah menjatuhkan 11 hukuman mati sehubungan dengan protes tersebut.
Iran menuduh Washington menekan negara-negara menjelang pemungutan suara.
Menyusul kampanye yang dipimpin oleh Amerika Serikat (AS), 29 anggota Dewan Ekonomi dan Sosial PBB (ECOSOC) memilih untuk mengeluarkan republik Islam itu dari Komisi PBB tentang Status Perempuan (UNCSW) untuk sisa masa jabatan 2022-2026.
Delapan negara memberikan suara menentang dan 16 abstain. Diperlukan mayoritas sederhana untuk mengadopsi langkah tersebut, yang telah diusulkan oleh Amerika Serikat.
Resolusi tersebut mengatakan bahwa Iran mencabut keanggotaan komisi tersebut dengan segera.
"Kepemimpinan Iran terus melemahkan dan semakin menindas hak asasi perempuan dan anak perempuan, termasuk hak atas kebebasan berekspresi dan berpendapat, seringkali dengan penggunaan kekuatan yang berlebihan," bunyi resolusi tersebut seperti dikutip dari France 24, Kamis (15/12/2022).
Resolusi itu menambahkan bahwa pemerintah Iran melakukannya dengan menjalankan kebijakan yang secara terang-terangan bertentangan dengan hak asasi perempuan dan anak perempuan dan mandat komisi serta melalui penggunaan kekuatan mematikan yang mengakibatkan kematian para pengunjuk rasa damai, termasuk perempuan dan anak perempuan.
Komisi tersebut adalah badan antar pemerintah global utama yang didedikasikan khusus untuk mempromosikan kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan.
Pada awal November, Wakil Presiden Kamala Harris mengatakan AS akan bekerja sama dengan negara lain untuk mengeluarkan Iran dari komisi tersebut.
Mantan Menteri Luar Negeri AS Hillary Clinton juga mengkampanyekan hal yang sama.
Para penentang, termasuk Rusia dan China, mencatat bahwa Iran telah terpilih menjadi anggota badan itu dan mengeluarkannya akan menjadi preseden yang berbahaya.
Negara-negara di komisi perempuan dipilih oleh Dewan Ekonomi dan Sosial PBB, yang anggotanya dipilih oleh Majelis Umum.
Iran telah dicengkeram oleh demonstrasi sejak kematian Masha Amini di dalam tahanan pada 16 September. Perempuan muda Kurdi Iran itu meninggal setelah ditangkap karena diduga melanggar aturan berpakaian untuk wanita yang ketat di negara itu.
Pihak berwenang sejak itu telah melakukan ribuan penangkapan dalam tindakan keras terhadap apa yang mereka anggap sebagai kerusuhan.
Pengadilan Iran mengatakan telah menjatuhkan 11 hukuman mati sehubungan dengan protes tersebut.
Iran menuduh Washington menekan negara-negara menjelang pemungutan suara.
Baca Juga
(ian)
tulis komentar anda