Rusia Peringatkan Barat Hadapi Pilihan Eksistensial
Rabu, 14 Desember 2022 - 07:12 WIB
MOSKOW - Wakil Ketua Majelis Tinggi Parlemen Rusia Konstantin Kosachev menyatakan negara-negara Barat berdiri di persimpangan jalan dan harus memutuskan apakah mereka ingin terus mengejar kebijakan egois yang hanya menangani keamanan mereka sendiri, atau mengakui bahwa ini adalah jalan buntu.
Pernyataan itu diungkapkan pada Selasa (13/12/2022). Menulis di Telegram, Kosachev yang juga mengetuai Komite Urusan Luar Negeri Dewan Federasi, mengatakan, “Cepat atau lambat, Barat harus membuat pilihan eksistensial antara hanya memenuhi kepentingannya sendiri, atau mengakui bahwa strategi bunuh diri ini telah habis dengan sendirinya.”
Senator mencatat bahwa kembali ke prinsip "arsitektur keamanan yang tidak terpisahkan" adalah satu-satunya jalan ke depan.
Kosachev menjelaskan, “Ini berarti penolakan yang disengaja untuk memastikan keamanan sendiri dengan mengorbankan negara lain.”
“Itu berfungsi sebagai landasan untuk semua pengaturan diplomatik yang kompleks,” papar dia.
Wakil ketua juga mengklaim ada keretakan antara negara-negara Barat mengenai masalah ini. Dia menunjuk pada pernyataan yang dibuat oleh Presiden Prancis Emmanuel Macron dan Kanselir Jerman Olaf Scholz tentang perlunya kerangka keamanan baru setelah konflik Ukraina berakhir.
Menurut Kosachev, “Pernyataan ini menunjukkan bahwa masih ada sisa-sisa akal sehat dan rasa mempertahankan diri di Prancis dan Jerman, yang berperilaku lebih bertanggung jawab."
“Sentimen itu, bagaimanapun, tidak dimiliki oleh sejumlah negara UE lainnya, termasuk negara-negara Baltik dan Polandia,” ujar dia.
Pernyataan itu diungkapkan pada Selasa (13/12/2022). Menulis di Telegram, Kosachev yang juga mengetuai Komite Urusan Luar Negeri Dewan Federasi, mengatakan, “Cepat atau lambat, Barat harus membuat pilihan eksistensial antara hanya memenuhi kepentingannya sendiri, atau mengakui bahwa strategi bunuh diri ini telah habis dengan sendirinya.”
Senator mencatat bahwa kembali ke prinsip "arsitektur keamanan yang tidak terpisahkan" adalah satu-satunya jalan ke depan.
Kosachev menjelaskan, “Ini berarti penolakan yang disengaja untuk memastikan keamanan sendiri dengan mengorbankan negara lain.”
“Itu berfungsi sebagai landasan untuk semua pengaturan diplomatik yang kompleks,” papar dia.
Wakil ketua juga mengklaim ada keretakan antara negara-negara Barat mengenai masalah ini. Dia menunjuk pada pernyataan yang dibuat oleh Presiden Prancis Emmanuel Macron dan Kanselir Jerman Olaf Scholz tentang perlunya kerangka keamanan baru setelah konflik Ukraina berakhir.
Menurut Kosachev, “Pernyataan ini menunjukkan bahwa masih ada sisa-sisa akal sehat dan rasa mempertahankan diri di Prancis dan Jerman, yang berperilaku lebih bertanggung jawab."
“Sentimen itu, bagaimanapun, tidak dimiliki oleh sejumlah negara UE lainnya, termasuk negara-negara Baltik dan Polandia,” ujar dia.
Lihat Juga :
tulis komentar anda