Presiden Donald Trump Sebut New York seperti Lubang Neraka
Jum'at, 10 Juli 2020 - 16:25 WIB
WASHINGTON - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menyebut negara bagian asalnya, New York, seperti "lubang neraka". Kecaman itu disampaikan setelah Mahkamah Agung AS memutuskan seorang jaksa penuntut Manhattan boleh memeriksa catatan keuangannya.
Bagi Trump, putusan itu hanyalah langkah lain dalam apa yang disebut sebagai "perburuan penyihir" terhadapnya.
Dalam putusan pada hari Kamis, Mahkamah Agung menemukan bahwa surat panggilan pengadilan yang dikeluarkan untuk perusahaan akuntansi Trump dapat ditegakkan. Putusan itu sekaligus menolak argumen tim hukum Trump bahwa presiden kebal terhadap proses pidana. (Baca: 3 Juta Orang Positif Covid-19, AS Cetak Sejarah Suram )
Surat panggilan pengadilan dikeluarkan oleh Jaksa Distrik Manhattan Cyrus Vance, setelah tuduhan pembayaran "uang rahasia" kepada bintang porno Stormy Daniels muncul pada tahun 2018. Bintang film dewasa itu disebut disuap tim Trump pada 2016 agar diam terkait skandal seks mereka karena Trump kala itu mencalonkan diri sebagai presiden AS.
Berbicara kepada wartawan Kamis malam, Trump menyebut kasus ini "murni politis" terhadap dirinya dan merupakan "perburuan penyihir" terhadapnya.
“Anda tahu apa yang sedang terjadi di New York. Semua orang pergi, dan itu ternyata menjadi lubang neraka," katanya. "Dan mereka lebih baik melakukan sesuatu tentang itu karena orang-orang meninggalkan New York," katanya lagi, seperti dikutip Russia Today, Jumat (10/7/2020).
Kemarahan Trump kemungkinan tidak terbatas pada otoritas kehakiman di New York. Hanya beberapa jam sebelum putusan Mahkamah Agung, Wali Kota New York City Bill de Blasio menutup Fifth Avenue yang berlokasi di luar Trump Tower untuk melukis mural "Black Lives Matter" raksasa di jalan. De Blasio sendiri bergabung dengan sekelompok pelukis yang memulas huruf-huruf kuning di luar properti Trump.
Trump menyatakan pada bulan lalu bahwa petugas kepolisian New York geram pada aksi De Blasio.
Bagi Trump, putusan itu hanyalah langkah lain dalam apa yang disebut sebagai "perburuan penyihir" terhadapnya.
Dalam putusan pada hari Kamis, Mahkamah Agung menemukan bahwa surat panggilan pengadilan yang dikeluarkan untuk perusahaan akuntansi Trump dapat ditegakkan. Putusan itu sekaligus menolak argumen tim hukum Trump bahwa presiden kebal terhadap proses pidana. (Baca: 3 Juta Orang Positif Covid-19, AS Cetak Sejarah Suram )
Surat panggilan pengadilan dikeluarkan oleh Jaksa Distrik Manhattan Cyrus Vance, setelah tuduhan pembayaran "uang rahasia" kepada bintang porno Stormy Daniels muncul pada tahun 2018. Bintang film dewasa itu disebut disuap tim Trump pada 2016 agar diam terkait skandal seks mereka karena Trump kala itu mencalonkan diri sebagai presiden AS.
Berbicara kepada wartawan Kamis malam, Trump menyebut kasus ini "murni politis" terhadap dirinya dan merupakan "perburuan penyihir" terhadapnya.
“Anda tahu apa yang sedang terjadi di New York. Semua orang pergi, dan itu ternyata menjadi lubang neraka," katanya. "Dan mereka lebih baik melakukan sesuatu tentang itu karena orang-orang meninggalkan New York," katanya lagi, seperti dikutip Russia Today, Jumat (10/7/2020).
Kemarahan Trump kemungkinan tidak terbatas pada otoritas kehakiman di New York. Hanya beberapa jam sebelum putusan Mahkamah Agung, Wali Kota New York City Bill de Blasio menutup Fifth Avenue yang berlokasi di luar Trump Tower untuk melukis mural "Black Lives Matter" raksasa di jalan. De Blasio sendiri bergabung dengan sekelompok pelukis yang memulas huruf-huruf kuning di luar properti Trump.
Trump menyatakan pada bulan lalu bahwa petugas kepolisian New York geram pada aksi De Blasio.
(min)
tulis komentar anda