Muhyiddin: Rakyat Tak Percaya Pemerintah Persatuan Pimpinan Anwar
Jum'at, 09 Desember 2022 - 06:00 WIB
KUALA LUMPUR - Ketua Perikatan Nasional (PN), Muhyiddin Yassin mengatakan, kemenangan koalisinya di Padang Serai dan kekalahan tipis dalam pemilihan negara bagian Tioman adalah bukti bahwa masyarakat tidak mempercayai pemerintah persatuan yang diusung oleh Pakatan Harapan (PH) dan Barisan Nasional (BN).
Ia juga mengklaim masyarakat tidak percaya diri dengan kemampuan pemerintah persatuan yang dipimpin Ketua PH, Anwar Ibrahim. Hal itu diungkapkan Muhyiddin dalam postingan Facebook pada Kamis (8/12/2022).
“Ini adalah bukti bahwa masyarakat tidak mempercayai kombinasi PH dan BN. Mereka tidak yakin dengan kemampuan pemerintah koalisi yang dipimpin oleh PH untuk mengatur negara,” urai Muhyiddin, seperti dikutip dari Channel News Asia.
“Mayoritas BN turun hampir setengahnya di Tioman dan mayoritas PN di Padang Serai dua kali lipat dari mayoritas yang dimenangkan PH di GE14 (Pemilu ke-14). Kecewa dengan kebohongan pimpinan PH dan BN saat kampanye GE15, banyak pendukung kedua partai yang beralih mendukung PN,” lanjutnya.
Menurut Muhyiddin, hasil pemilih di Padang Serai dan Tioman jelas menunjukkan bahwa masyarakat tidak menyetujui tindakan PH dan BN (untuk bekerja sama). “Bagi saya, kebohongan PH dan BN di GE15 adalah 'kecurangan pemilu terbesar yang pernah ada',” tambahnya.
Pada pekan lalu, Anwar meluncurkan susunan kabinetnya yang mencakup dua wakil perdana menteri - Ahmad Zahid Hamidi dari BN dan Fadillah Yusof dari GPS. Tim kepemimpinan Anwar terdiri dari 28 menteri, lebih sedikit dari tim kabinet baru-baru ini yang dipimpin oleh Ismail Sabri Yaakob dan Muhyiddin. Daftar wakil menteri belum diumumkan.
Dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan Sabtu lalu, Muhyiddin mengecam susunan Kabinet baru Anwar, menggambarkannya sebagai "yang paling mengecewakan dalam sejarah bangsa".
Muhyiddin mengatakan bahwa dengan mengangkat kleptokrat ke dalam Kabinet, Anwar telah mengorbankan prinsip-prinsip tata kelola yang baik yang dia promosikan selama kampanye GE15.
Mantan perdana menteri itu juga mengkritik Anwar karena mengambil portofolio keuangan, menambahkan bahwa hal itu akan mengikis kepercayaan investor terhadap kepemimpinannya.
Menyusul penunjukan Anwar sebagai perdana menteri Malaysia, Muhyiddin sebelumnya mengumumkan bahwa PN akan memainkan perannya sebagai oposisi di parlemen.
“Dengan pemerintah federal yang dipimpin oleh PH, PN akan memainkan peran check and balance dengan menjadi suara rakyat sejalan dengan prinsip demokrasi parlementer,” katanya dalam postingan Facebook pada 25 November.
Ia juga mengklaim masyarakat tidak percaya diri dengan kemampuan pemerintah persatuan yang dipimpin Ketua PH, Anwar Ibrahim. Hal itu diungkapkan Muhyiddin dalam postingan Facebook pada Kamis (8/12/2022).
“Ini adalah bukti bahwa masyarakat tidak mempercayai kombinasi PH dan BN. Mereka tidak yakin dengan kemampuan pemerintah koalisi yang dipimpin oleh PH untuk mengatur negara,” urai Muhyiddin, seperti dikutip dari Channel News Asia.
“Mayoritas BN turun hampir setengahnya di Tioman dan mayoritas PN di Padang Serai dua kali lipat dari mayoritas yang dimenangkan PH di GE14 (Pemilu ke-14). Kecewa dengan kebohongan pimpinan PH dan BN saat kampanye GE15, banyak pendukung kedua partai yang beralih mendukung PN,” lanjutnya.
Menurut Muhyiddin, hasil pemilih di Padang Serai dan Tioman jelas menunjukkan bahwa masyarakat tidak menyetujui tindakan PH dan BN (untuk bekerja sama). “Bagi saya, kebohongan PH dan BN di GE15 adalah 'kecurangan pemilu terbesar yang pernah ada',” tambahnya.
Pada pekan lalu, Anwar meluncurkan susunan kabinetnya yang mencakup dua wakil perdana menteri - Ahmad Zahid Hamidi dari BN dan Fadillah Yusof dari GPS. Tim kepemimpinan Anwar terdiri dari 28 menteri, lebih sedikit dari tim kabinet baru-baru ini yang dipimpin oleh Ismail Sabri Yaakob dan Muhyiddin. Daftar wakil menteri belum diumumkan.
Dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan Sabtu lalu, Muhyiddin mengecam susunan Kabinet baru Anwar, menggambarkannya sebagai "yang paling mengecewakan dalam sejarah bangsa".
Muhyiddin mengatakan bahwa dengan mengangkat kleptokrat ke dalam Kabinet, Anwar telah mengorbankan prinsip-prinsip tata kelola yang baik yang dia promosikan selama kampanye GE15.
Mantan perdana menteri itu juga mengkritik Anwar karena mengambil portofolio keuangan, menambahkan bahwa hal itu akan mengikis kepercayaan investor terhadap kepemimpinannya.
Menyusul penunjukan Anwar sebagai perdana menteri Malaysia, Muhyiddin sebelumnya mengumumkan bahwa PN akan memainkan perannya sebagai oposisi di parlemen.
“Dengan pemerintah federal yang dipimpin oleh PH, PN akan memainkan peran check and balance dengan menjadi suara rakyat sejalan dengan prinsip demokrasi parlementer,” katanya dalam postingan Facebook pada 25 November.
(esn)
tulis komentar anda