Maskapai Barat Perlu Kembali ke Wilayah Udara Rusia, Alasannya…
Kamis, 08 Desember 2022 - 00:01 WIB
JENEWA - Maskapai penerbangan Barat harus kembali terbang di atas Rusia karena langit di atas Eropa semakin padat.
Pengakuan ini diungkapkan Kepala Asosiasi Transportasi Udara Internasional (IATA) Willie Walsh pada Selasa (6/12/2022).
“Kita harus membuka kembali wilayah udara Rusia agar dapat diakses semua maskapai untuk transit melalui penerbangan Siberia seperti biasa, sehingga Eropa dapat mengakses Asia dengan cara yang seefisien mungkin,” ungkap Willie Walsh dalam konferensi pers di Jenewa.
“Jika Anda melihat penutupan wilayah udara Ukraina, wilayah udara Rusia, dan bagian dunia lainnya, jumlah lalu lintas yang mengalir melalui Eropa telah meningkat pada rute tertentu dan itu tidak berkelanjutan,” papar dia.
Wilayah udara Rusia, yang mencakup 11 zona waktu dan menyediakan rute terpendek dari Eropa ke Asia, ditutup untuk maskapai Barat sebagai tanggapan atas sanksi yang diberlakukan tak lama setelah dimulainya konflik Ukraina pada Februari.
Maskapai penerbangan Timur Tengah dan China terus terbang di atas Rusia, tetapi penerbangan dari China dibatasi karena pembatasan Covid-19 yang ketat di Beijing.
Namun, Walsh berharap China melonggarkan kebijakan mereka di tahun mendatang, yang akan memungkinkan lebih banyak orang bepergian.
Hal ini, pada gilirannya, akan memberi keuntungan bagi maskapai penerbangan China atas saingan Eropa, yang penerbangannya saat ini terganggu oleh penundaan karena mereka menghindari wilayah udara Rusia.
“Seperti yang kita lihat China melonggarkan dan membuka kembali pembatasan, maka masalah akses melalui wilayah udara Rusia menjadi pertanyaan yang lebih besar bagi maskapai Eropa, terutama jika maskapai China tetap terbuka untuk terbang ke Eropa,” ujar Walsh.
Dia mencatat, bagaimanapun, bahwa dimulainya kembali penerbangan di atas Rusia tidak boleh terjadi sampai konflik di Ukraina selesai.
Pengakuan ini diungkapkan Kepala Asosiasi Transportasi Udara Internasional (IATA) Willie Walsh pada Selasa (6/12/2022).
“Kita harus membuka kembali wilayah udara Rusia agar dapat diakses semua maskapai untuk transit melalui penerbangan Siberia seperti biasa, sehingga Eropa dapat mengakses Asia dengan cara yang seefisien mungkin,” ungkap Willie Walsh dalam konferensi pers di Jenewa.
“Jika Anda melihat penutupan wilayah udara Ukraina, wilayah udara Rusia, dan bagian dunia lainnya, jumlah lalu lintas yang mengalir melalui Eropa telah meningkat pada rute tertentu dan itu tidak berkelanjutan,” papar dia.
Wilayah udara Rusia, yang mencakup 11 zona waktu dan menyediakan rute terpendek dari Eropa ke Asia, ditutup untuk maskapai Barat sebagai tanggapan atas sanksi yang diberlakukan tak lama setelah dimulainya konflik Ukraina pada Februari.
Maskapai penerbangan Timur Tengah dan China terus terbang di atas Rusia, tetapi penerbangan dari China dibatasi karena pembatasan Covid-19 yang ketat di Beijing.
Namun, Walsh berharap China melonggarkan kebijakan mereka di tahun mendatang, yang akan memungkinkan lebih banyak orang bepergian.
Hal ini, pada gilirannya, akan memberi keuntungan bagi maskapai penerbangan China atas saingan Eropa, yang penerbangannya saat ini terganggu oleh penundaan karena mereka menghindari wilayah udara Rusia.
“Seperti yang kita lihat China melonggarkan dan membuka kembali pembatasan, maka masalah akses melalui wilayah udara Rusia menjadi pertanyaan yang lebih besar bagi maskapai Eropa, terutama jika maskapai China tetap terbuka untuk terbang ke Eropa,” ujar Walsh.
Dia mencatat, bagaimanapun, bahwa dimulainya kembali penerbangan di atas Rusia tidak boleh terjadi sampai konflik di Ukraina selesai.
(sya)
Lihat Juga :
tulis komentar anda