Anggotanya Desersi Massal, Komandan Rusia Dilaporkan Dieksekusi
Selasa, 06 Desember 2022 - 15:09 WIB
MOSKOW - Seorang komandan Rusia dilaporkan tewas setelah anggota unitnya meninggalkan garis depan secara massal.
Outlet media independen Rusia, The Insider, melaporkan kematian Viktor Sevalnev, seorang mantan narapidana berusia 43 tahun yang direkrut oleh kelompok tentara bayaran Rusia Grup Wagner untuk berperang di Ukraina. Grup Wagner sendiri didirikan oleh sekutu Putin Yevgeny Prigozhin
Outlet tersebut mengutip informasi yang diperolehnya dari Vladimir Osechkin, seorang aktivis hak asasi manusia Rusia yang mengelola situs web antikorupsi Gulagu.net.
Sevalnev mengepalai kompi senapan bermotor ke-7 dari apa yang disebut Republik Rakyat Luhansk (LPR) di timur Ukraina, dan telah dirawat di rumah sakit setelah menderita luka-luka dalam pertempuran.
The Insider mengatakan rekaman percakapan antara Sevalnev dan istrinya pada bulan November mengungkapkan bahwa dia telah diancam akan dieksekusi karena tentara di unitnya telah pergi.
"Jangan kirim orang ke sini...mereka ingin membunuh semua orang," katanya dalam sambungan telepon dengan istrinya, Lilia, menurut laporan itu.
"Hari ini saya, besok yang lain, itu saja. Kami hanya bahan pembunuhan (bagi mereka). Kementerian Pertahanan mengeksekusi orang. Mereka tahu bahwa kami (orang mati) dan mereka tidak peduli," dia dilaporkan juga mengatakan hal itu seperti dilansir dari Newsweek, Selasa (6/12/2022).
Menurut outlet berita, pada bulan November, unit Sevalnev mengalami kerugian besar, beberapa tentara tewas dan sisanya ditinggalkan.
Istrinya mengatakan dia diberitahu pada 1 Desember bahwa Sevalnev telah meninggal di wilayah Donbas pada 25 November karena luka pecahan peluru dan pukulan kuat di kepala.
Namun, Osechkin mengatakan kepada outlet berita bahwa dia ragu tentang kejadian versi Kremlin. Dia mengatakan dia percaya bahwa Sevalnev bisa saja "dieksekusi" karena desersi bawahannya.
Newsweek tidak dapat memverifikasi klaim Osechkin secara independen, dan telah menghubungi Kementerian Luar Negeri Rusia untuk memberikan komentar.
Prigozhin membantah laporan pembunuhan Sevalnev saat didesak tentang masalah tersebut oleh Gulagu.net. Dia juga membantah bahwa Sevalnev telah direkrut oleh Grup Wagner.
Osechkin menunjuk pada kematian baru-baru ini dari mantan narapidana lainnya, Yevgeny Nuzhin, yang telah direkrut pada bulan Juli oleh Grup Wagner.
Rekaman pembunuhannya diterbitkan bulan lalu oleh saluran Telegram yang terhubung dengan Grup Wagner, Grey Zone. Video itu memperlihatkan seorang pria tak dikenal memukul Nuzhin (55) dengan palu godam.
Nuzhin telah memberikan serangkaian wawancara di Ukraina setelah dia ditangkap oleh pasukan Ukraina pada bulan September, di mana dia mengkritik pejabat Rusia dan mengatakan dia ingin berpindah pihak.
Putra Nuzhin, Ilya, mengatakan kepada Gulagu.net pada bulan November lalu bahwa keluarganya "ngeri" mengetahui kematiannya.
"Seluruh keluarga kami menangis menyaksikan video itu...dia dibunuh seperti binatang," aku Ilya.
Prigozhin mengatakan rekaman itu adalah pekerjaan sutradara yang luar biasa yang dapat ditonton dalam sekali duduk, sementara juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan "itu bukan urusan kami."
Outlet media independen Rusia, The Insider, melaporkan kematian Viktor Sevalnev, seorang mantan narapidana berusia 43 tahun yang direkrut oleh kelompok tentara bayaran Rusia Grup Wagner untuk berperang di Ukraina. Grup Wagner sendiri didirikan oleh sekutu Putin Yevgeny Prigozhin
Outlet tersebut mengutip informasi yang diperolehnya dari Vladimir Osechkin, seorang aktivis hak asasi manusia Rusia yang mengelola situs web antikorupsi Gulagu.net.
Sevalnev mengepalai kompi senapan bermotor ke-7 dari apa yang disebut Republik Rakyat Luhansk (LPR) di timur Ukraina, dan telah dirawat di rumah sakit setelah menderita luka-luka dalam pertempuran.
The Insider mengatakan rekaman percakapan antara Sevalnev dan istrinya pada bulan November mengungkapkan bahwa dia telah diancam akan dieksekusi karena tentara di unitnya telah pergi.
"Jangan kirim orang ke sini...mereka ingin membunuh semua orang," katanya dalam sambungan telepon dengan istrinya, Lilia, menurut laporan itu.
"Hari ini saya, besok yang lain, itu saja. Kami hanya bahan pembunuhan (bagi mereka). Kementerian Pertahanan mengeksekusi orang. Mereka tahu bahwa kami (orang mati) dan mereka tidak peduli," dia dilaporkan juga mengatakan hal itu seperti dilansir dari Newsweek, Selasa (6/12/2022).
Menurut outlet berita, pada bulan November, unit Sevalnev mengalami kerugian besar, beberapa tentara tewas dan sisanya ditinggalkan.
Istrinya mengatakan dia diberitahu pada 1 Desember bahwa Sevalnev telah meninggal di wilayah Donbas pada 25 November karena luka pecahan peluru dan pukulan kuat di kepala.
Namun, Osechkin mengatakan kepada outlet berita bahwa dia ragu tentang kejadian versi Kremlin. Dia mengatakan dia percaya bahwa Sevalnev bisa saja "dieksekusi" karena desersi bawahannya.
Newsweek tidak dapat memverifikasi klaim Osechkin secara independen, dan telah menghubungi Kementerian Luar Negeri Rusia untuk memberikan komentar.
Prigozhin membantah laporan pembunuhan Sevalnev saat didesak tentang masalah tersebut oleh Gulagu.net. Dia juga membantah bahwa Sevalnev telah direkrut oleh Grup Wagner.
Osechkin menunjuk pada kematian baru-baru ini dari mantan narapidana lainnya, Yevgeny Nuzhin, yang telah direkrut pada bulan Juli oleh Grup Wagner.
Rekaman pembunuhannya diterbitkan bulan lalu oleh saluran Telegram yang terhubung dengan Grup Wagner, Grey Zone. Video itu memperlihatkan seorang pria tak dikenal memukul Nuzhin (55) dengan palu godam.
Nuzhin telah memberikan serangkaian wawancara di Ukraina setelah dia ditangkap oleh pasukan Ukraina pada bulan September, di mana dia mengkritik pejabat Rusia dan mengatakan dia ingin berpindah pihak.
Putra Nuzhin, Ilya, mengatakan kepada Gulagu.net pada bulan November lalu bahwa keluarganya "ngeri" mengetahui kematiannya.
"Seluruh keluarga kami menangis menyaksikan video itu...dia dibunuh seperti binatang," aku Ilya.
Prigozhin mengatakan rekaman itu adalah pekerjaan sutradara yang luar biasa yang dapat ditonton dalam sekali duduk, sementara juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan "itu bukan urusan kami."
(ian)
tulis komentar anda