Tumpas Gangster, Kota Ini Dikepung 10.000 Tentara dan Polisi
Senin, 05 Desember 2022 - 14:26 WIB
SOYAPANGO - Sekitar 10.000 personel polisi dan tentara El Salvador mengepung kota Soyapango dalam upaya mereka untuk menumpas para ganngster.
Presiden Nayib Bukele mengumumkan pengepungan kota itu pada hari Minggu. Menurutnya, itu sebagai respons atas pecahnya kekerasan awal tahun ini.
Sejauh ini, sebanyak 12 orang telah ditangkap dalam operasi tersebut.
“Sampai saat ini, kota Soyapango benar-benar terkepung,” tulis Bukele di Twitter, yang mengunggah video mobilisasi sejumlah besar tentara dan polisi.
“Tim ekstraksi dari kepolisian dan tentara bertugas satu per satu untuk mengevakuasi semua anggota geng yang masih ada di sana,” lanjut dia, seperti dikutip dari Russia Today, Senin (5/12/2022).
Presiden Bukle menekankan bahwa warga biasa tidak perlu takutdengan operasi tersebut.
Lebih dari 58.000 orang telah dipenjara oleh pihak berwenang sejak Maret, ketika Bukele mengumumkan keadaan darurat yang memungkinkan polisi menangkap para tersangka kekerasan geng kriminal tanpa surat perintah.
Bukele telah membela langkah-langkah darurat dengan menyatakan bahwa itu diperlukan karena kekerasan telah mencapai titik sedemikian rupa sehingga geng-geng kriminal disalahkan atas 62 pembunuhan dalam waktu satu hari di negara berpenduduk hanya 6,5 juta orang tersebut.
Keadaan darurat diperpanjang pada bulan Juli, disahkan oleh mayoritas besar di majelis legislatif, yang dikendalikan oleh sekutu presiden. Hukuman untuk anggota geng juga lebih berat di bawah tindakan darurat.
Tindakan keras minggu ini di Soyapango adalah demonstrasi pertama dari operasi "Ekstraksi" Bukele, fase terakhir dalam program pemerintahnya untuk mendapatkan kembali kendali atas kota-kota El Salvador dari para gangster.
Polisi menggunakan peralatan pengawasan berteknologi tinggi dan memeriksa dokumen identitas siapa pun yang mencoba datang atau pergi, berharap untuk mencegah para gangster melarikan diri dan berkumpul kembali di tempat lain.
Beberapa kelompok hak asasi manusia (HAM) pro-Barat mengeluh bahwa keadaan darurat mengarah pada penangkapan sembarangan, karena El Salvador kini telah melampaui AS karena memiliki populasi penjara per kapita tertinggi di dunia.
Namun, Bukele menegaskan bahwa 95% warga Salvador mendukung tindakan keras tersebut, karena tindakan tersebut telah membuat komunitas mereka lebih aman.
Presiden Nayib Bukele mengumumkan pengepungan kota itu pada hari Minggu. Menurutnya, itu sebagai respons atas pecahnya kekerasan awal tahun ini.
Sejauh ini, sebanyak 12 orang telah ditangkap dalam operasi tersebut.
“Sampai saat ini, kota Soyapango benar-benar terkepung,” tulis Bukele di Twitter, yang mengunggah video mobilisasi sejumlah besar tentara dan polisi.
“Tim ekstraksi dari kepolisian dan tentara bertugas satu per satu untuk mengevakuasi semua anggota geng yang masih ada di sana,” lanjut dia, seperti dikutip dari Russia Today, Senin (5/12/2022).
Presiden Bukle menekankan bahwa warga biasa tidak perlu takutdengan operasi tersebut.
Lebih dari 58.000 orang telah dipenjara oleh pihak berwenang sejak Maret, ketika Bukele mengumumkan keadaan darurat yang memungkinkan polisi menangkap para tersangka kekerasan geng kriminal tanpa surat perintah.
Bukele telah membela langkah-langkah darurat dengan menyatakan bahwa itu diperlukan karena kekerasan telah mencapai titik sedemikian rupa sehingga geng-geng kriminal disalahkan atas 62 pembunuhan dalam waktu satu hari di negara berpenduduk hanya 6,5 juta orang tersebut.
Keadaan darurat diperpanjang pada bulan Juli, disahkan oleh mayoritas besar di majelis legislatif, yang dikendalikan oleh sekutu presiden. Hukuman untuk anggota geng juga lebih berat di bawah tindakan darurat.
Tindakan keras minggu ini di Soyapango adalah demonstrasi pertama dari operasi "Ekstraksi" Bukele, fase terakhir dalam program pemerintahnya untuk mendapatkan kembali kendali atas kota-kota El Salvador dari para gangster.
Polisi menggunakan peralatan pengawasan berteknologi tinggi dan memeriksa dokumen identitas siapa pun yang mencoba datang atau pergi, berharap untuk mencegah para gangster melarikan diri dan berkumpul kembali di tempat lain.
Beberapa kelompok hak asasi manusia (HAM) pro-Barat mengeluh bahwa keadaan darurat mengarah pada penangkapan sembarangan, karena El Salvador kini telah melampaui AS karena memiliki populasi penjara per kapita tertinggi di dunia.
Namun, Bukele menegaskan bahwa 95% warga Salvador mendukung tindakan keras tersebut, karena tindakan tersebut telah membuat komunitas mereka lebih aman.
(min)
tulis komentar anda