Lukashenko: Operasi Rusia di Ukraina Tak Akan Berakhir Jika Barat Ingin Lanjutkan Perang
Minggu, 04 Desember 2022 - 13:57 WIB
MINSK - Barat saat ini sedang mempertimbangkan opsi untuk melanjutkan kegiatan militer di Ukraina yang memastikan kelanjutkan operasi militer khusus Rusia . Hal itu diungkapkan Presiden Belarusia Alexander Lukashenko pada pertemuan dengan Menteri Pertahanan Rusia Sergey Shoigu.
"Kami yakin mereka sedang memikirkan cara untuk melanjutkan perang. Jika demikian, operasi khusus tidak akan berakhir," kata Lukashenko, seperti dikutip TASS dari kantor berita BelTA, Minggu (4/12/2022).
Menurut presiden Belarusia itu lawan Rusia tidak terburu-buru untuk melakukan pembicaraan.
"Jika mereka ingin bertarung sampai orang Ukraina terakhir, atau orang Polandia terakhir dan tentara bayaran lainnya, itu pilihan mereka," ujarnya.
"Sejauh ini, baik badan intelijen kami maupun saya tidak melihat kesediaan mereka untuk terlibat dalam pembicaraan skala penuh," tegas Lukashenko.
"Kami secara terbuka mengklarifikasi posisi kami. Baik Anda (Rusia), maupun kami tidak pernah menginginkan perang," imbuhnya.
Sementara itu dalam kesempatan lain, Menteri Pertahanan Rusia Sergey Shoigu mengatakan hubungan sekutu antara Moskow dan Minsk memiliki kepentingan khusus di tengah tekanan yang belum pernah terjadi sebelumnya dari Barat.
Itu diungkapkannya saat bertemu dengan koleganya dari Belarusia Viktor Khrenin.
"Belarusia telah dan tetap menjadi mitra terpercaya kami. Ini sangat penting hari ini, di tengah tekanan kolektif Barat yang belum pernah terjadi sebelumnya dan perang yang tidak diumumkan melawan negara kami," kata Shoigu.
Kepala pertahanan Rusia memuji tekad Belarus untuk menentang kebijakan bermusuhan AS dan sekutunya, dan kesiapan untuk bekerja sama guna memastikan keamanan militer Negara Persatuan.
Shoigu mencatat bahwa kegiatan yang bertujuan untuk memastikan koordinasi tempur antara unit militer Rusia dan Belarusia yang termasuk dalam kelompok pasukan regional sedang berlangsung di Belarusia berdasarkan keputusan yang dibuat oleh presiden kedua negara.
Lihat Juga: 5 Negara Sahabat Korea Utara, Semua Musuh AS Termasuk Pemilik Bom Nuklir Terbanyak di Dunia
"Kami yakin mereka sedang memikirkan cara untuk melanjutkan perang. Jika demikian, operasi khusus tidak akan berakhir," kata Lukashenko, seperti dikutip TASS dari kantor berita BelTA, Minggu (4/12/2022).
Menurut presiden Belarusia itu lawan Rusia tidak terburu-buru untuk melakukan pembicaraan.
"Jika mereka ingin bertarung sampai orang Ukraina terakhir, atau orang Polandia terakhir dan tentara bayaran lainnya, itu pilihan mereka," ujarnya.
"Sejauh ini, baik badan intelijen kami maupun saya tidak melihat kesediaan mereka untuk terlibat dalam pembicaraan skala penuh," tegas Lukashenko.
"Kami secara terbuka mengklarifikasi posisi kami. Baik Anda (Rusia), maupun kami tidak pernah menginginkan perang," imbuhnya.
Sementara itu dalam kesempatan lain, Menteri Pertahanan Rusia Sergey Shoigu mengatakan hubungan sekutu antara Moskow dan Minsk memiliki kepentingan khusus di tengah tekanan yang belum pernah terjadi sebelumnya dari Barat.
Itu diungkapkannya saat bertemu dengan koleganya dari Belarusia Viktor Khrenin.
"Belarusia telah dan tetap menjadi mitra terpercaya kami. Ini sangat penting hari ini, di tengah tekanan kolektif Barat yang belum pernah terjadi sebelumnya dan perang yang tidak diumumkan melawan negara kami," kata Shoigu.
Kepala pertahanan Rusia memuji tekad Belarus untuk menentang kebijakan bermusuhan AS dan sekutunya, dan kesiapan untuk bekerja sama guna memastikan keamanan militer Negara Persatuan.
Shoigu mencatat bahwa kegiatan yang bertujuan untuk memastikan koordinasi tempur antara unit militer Rusia dan Belarusia yang termasuk dalam kelompok pasukan regional sedang berlangsung di Belarusia berdasarkan keputusan yang dibuat oleh presiden kedua negara.
Baca Juga
Lihat Juga: 5 Negara Sahabat Korea Utara, Semua Musuh AS Termasuk Pemilik Bom Nuklir Terbanyak di Dunia
(ian)
tulis komentar anda